Mohon tunggu...
Nazwa Safitri
Nazwa Safitri Mohon Tunggu... MAHASISWA

THE SHOW MUST GO ON

Selanjutnya

Tutup

Politik

@Jeromepolin Menuntut dan Menyulut Aksi 17+8

19 Oktober 2025   08:21 Diperbarui: 19 Oktober 2025   08:22 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
postingan Jerome Polin tentang tuntutan 17+8 (Sumber: https://www.instagram.com/p/DOBr6P_iW0d/)

Pada awal kasus dimana tereksposnya gaji dan tunjangan para DPR  itu ada, sejujurnya saya pikir ini hanyalah demo biasa yang terjadi di indonesia layaknya aksi lainnya. itu hanya akan berlaku sehari atau dua hari saja, keesokan harinya saya memutuskan untuk pergi ke Blok M sendiri pada sore hari naik busway. Sampai hendak pulang saya melihat satu atau dua orang yang tampak lesu dan di bawah matanya sudah ada pasta gigi yang teroles tampak seperti orang yang habis melakukan demo, lalu pada saat saya transit di sudirman saya kesusahan dalam mencari transportasi dan banyak mobil taktik atau mobil brimob yang berlalu lalang serta akun sosial media yang sudah dipenuhi akan masalah tersebut termasuk Jerome Polin. 

Lalu saat tiba malam hari kabar buruk kian hadir yaitu kematian salah satu driver ojek online yang disebabkan karena terlindas oleh mobil taktis saat aksi masih berlangsung, hal itu semakin memicu emosi masyarakat termasuk saya sendiri. Semenjak itu saya merasa bahwa aksi ini lebih dari sekedar aksi biasa, mulai dari situ saya mulai mencari tahu masalah yang terjadi. Salah satu yang paling orang yang paling vokal dalam membahas masalah ini dan salah satu orang yang saya ikuti di dalam sosial media adalah Jerome Polin. Banyak poin yang Jerome bahas serta singgung dan rata-rata saya setuju dengan pendapatnya, dan juga satu hal yang pasti menurut saya dia telah merubah banyak pandangan serta opini orang lain terkait masalah tersebut yang sebenarnya itu bagus.

Apalagi ditambah dengan postingan Jerome yang membuktikan bahwa dia mendapat  tawaran buzzer dari berbagai pihak, meski hal itu menjadi sempat boomerang buat jerome. Namun hal itu membuktikan kepada saya dan masyarakat bahwa banyak politikus yang mencoba membayar sejumlah selebriti instagram untuk menjual suara masyarakat atau bahkan menggiring opini masyarakat dengan dalih memperdamai keadaan. Dengan banyaknya postingan Jerome yang membahas tentang masalah tersebut dengan berani, sehingga pada akhirnya banyak yang membuat perlawanan di sosial media termasuk selebriti instagram lainnya. Dan juga semakin banyak orang yang mulai berani berbicara dengan opininya tentang masalah tersebut atau dengan kata lain tidak (tone deaf), apalagi dengan banyaknya followers Jerome Polin dan influencer lainnya baik dalam negeri maupun luar negeri yang mulai melirik permasalahan ini. Selain itu kasus ini dapat tersebar berkat banyaknya, template menarik yang dapat diunggah dengan mudah.

template add-yours Jerome saat kawal aksi 17+8 (Highlight instagram @Jeroempolin)
template add-yours Jerome saat kawal aksi 17+8 (Highlight instagram @Jeroempolin)

Sehingga banyak orang yang memutuskan untuk melakukan  kolaborasi termasuk Jerome Polin bersama Salsa Erwina, Andovi Da Lopez, Fathia Izzati, Abigail Limuria, dan Ferry Irwandi. Akhirnya mengusulkan 17 tuntutan jangka pendek dan 8 tuntutan jangka panjang, yang juga melibatkan masyarakat biasa dalam merembuk tuntutan-tuntutan tersebut di dalam platform instagram melalui kolom komentar yang ada di sosial media. Maka dari itu dinamakan aksi 17+8 itu bukan hanya simbol perjuangan rakyat tetapi juga menuntut perubahan akan sistem pemerintahan, sistem keamanan masyarakat, dan juga hukum. Selain itu tuntutan ini mulai menyebar luap dengan adanya simbol-simbol pergerakan Pink Brave dan Green Hero, Tuntutan itu semakin lama semakin nyata dengan adanya aksi langsung Jerome Polin dan yang lainnya yang turun ke jalan menyerahkan langsung tuntutan itu dengan melakukan aksi nyata di depan gedung DPR. 

Menurut saya selaku warga biasa ini adalah momen yang luar biasa dan bersejarah dimana terjadinya aksi atau gerakan yang dimulai dengan menyebarluaskan informasinya dan melibatkan media sosial sebagai ruang diskusi yang aman, ini memperlihatkan kepada saya bahwa sosial media memiliki pengaruh yang sangat besar baik dari segi pola pikir atau perilaku. Sehingga kita dapat andil atau berpartisipasi dalam pergerakan perjuangan tanpa harus turun aksi secara langsung. Selain itu adanya aksi di dalam sosial media hadir sebagai bentuk perlawanan untuk menyuarakan dengan cara kreatif dan damai. Saya berharap dengan adanya ini semakin banyak orang yang ikut serta dalam melakukan aksi perlawanan, tak penting secara langsung atau tidak tetapi bagaimana kita bisa kontribusi dengan perubahan itu atau tidak. Maka dari itu kita harus menggunakan media sosial sebagai ruang atau wadah untuk kita dapat menyuarakan pendapat kita, siapapun kita itu hak kita.


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun