Mohon tunggu...
Nazwa Ramayasum
Nazwa Ramayasum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nazwa Ramayasum Hobi menari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Kecakapan Literasi Digital

9 Desember 2022   12:22 Diperbarui: 9 Desember 2022   14:05 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seiring berjalannya waktu dan meningkatnya inovasi yang mengakibatkan teknologi terus berkembang, hal ini dapat memudahkan masyarakat di Indonesia dalam menerima berbagai informasi secara instan. Selain itu, kemajuan teknologi mengakibatkan bermacam ragam platform aplikasi sosial media terus berkembang setiap waktu mulai dari aplikasi penyedia berita melalui website dan aplikasi hiburan seperti instagram, tiktok, twitter, facebook, dan lain-lain. Yang mana aplikasi-aplikasi yang terus meningkat, hal ini mengakibatkan masyarakat terus menjadikan media sosial sebagai kebutuhan sehari-hari dalam menerima berbagai informasi. Akan tetapi, ketika masyarakat menerima informasi dari berbagai platform digital, menjadikan masyarakat menerima dan menyebarkan informasi dengan mudah tanpa adanya proses penyaringan antara penyedia informasi yang benar dan hoax. Oleh karena itu, dalam memilih berbagai informasi yang didapatkan di berbagai aplikasi media sosial yang sedang marak, terlebih di era Covid-19, masyarakat harus memiliki kemampuan untuk berpikir kritis dalam menerima dan berbagi informasi melalui media sosial. Adapun berpikir kritis dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan literasi yang seharusnya dapat terus ditingkatkan.
Berdasarkan data yang didapatkan dari UNESCO menjelaskan bahwa negara yang termasuk peringkat kedua dari bawah akan rendahnya literasi adalah Indonesia. yang mana Indonesia  dengan peringkat ke- 60 dari 61 negara. Sedangkan Indonesia merupakan negara urutan keempat terbesar di dunia dalam menggunakan smartphone (Devega, 2017). Data tersebut menunjukkan bahwa kemampuan literasi Indonesia perlu untuk ditingkatkan guna mencapai generasi yang kritis, inovatif, dan dapat bersaing secara global. Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki warga negara dalam jumlah yang banyak, yang mana sangat disayangkan jika besarnya jumlah masyarakat Indonesia tidak diseimbangkan dengan kemampuan literasi. Terlebih dengan meningkatnya teknologi, menyediakan berbagai informasi dan tayangan yang dapat diterima dengan mudah, yang mana hal ini dapat menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk melakukan literasi digital baik mengakses sumber literasi dari e-book, artikel ilmiah, jurnal, dan berita-berita di website terpercaya. Hal tersebut dapat memudahkan masyarakat dalam menerima informasi, yang seharusnya masyarakat harus membiasakan diri untuk melakukan literasi digital untukmenciptakan pribadi dengan kemampuan berpikir kritis jika menerima berbagai informasi yang tidak diketahui akan kebenarannya.
Literasi merupakan sebuah kemampuan yang sangat esensial untuk menganalisis, menyerap informasi, berpikir kritis, dan berkomentar terhadap informasi yang diterima (Journal Post, 2021). Oleh karena itu dengan adanya kemampuan literasi yang tinggi dan jika terus dibiasakan di dalam aktivitas sehari-hari, hal ini akan menciptakan dampak positif bagi diri sendiri hingga orang lain. Dikarenakan ketika kita memiliki kemampuan dalam berpikir kritis, kita dapat mengetahui dan menyaring antara informasi yang benar dan palsu. Selain itu, kita juga dapat berhati-hati dalam melakukan komentar di media sosial, hingga menyampaikan pendapat di media sosial. Berdasarkan data dari Digital Civility Index (DCI) menjelaskan bahwa Indonesia merupakan sebuah negara yang rendah akan kesopanan dalam berkomentar di media sosial, yang ditunjukkan dengan Indonesia merupakan negara yang menduduki peringkat ke-29 dari 32 negara di Kawasan Asia Tenggara (Ikhsan, 2021). Data tersebut menunjukkan bahwa selain rendahnya kemampuan berpikir kritis masyarakat Indonesia, disisi lain dengan kurangnya kemampuan literasi digital, hal tersebut akan memperburuk citra Indonesia di mancanegara. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis dengan membiasakan diri untuk terus melakukan kebiasaan literasi di sela-sela aktivitas sehari-hari yang akan memberikan dampak positif dan pengetahuan bagi diri sendiri, orang lain, hingga citra baik sebuah negara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun