Mohon tunggu...
Salsabila Rabiatul dan Yeni
Salsabila Rabiatul dan Yeni Mohon Tunggu... Mahasiswa UNIMED

kami adalah mahasiswa di UNIMED, sekarang sedang mengambil S1 jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Prodi Sastra Indonesia. Blog ini sebagai Bukti Submit Essai kami.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Refleksi Budaya dan Emosi dalam Cerpen "Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu?

25 Maret 2025   19:29 Diperbarui: 25 Maret 2025   19:29 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Foto cuplikan judul cerpen rangkuti (Sumber: ig. warung sastra)

Judul cerpen yang dituliskan oleh Hamsad Rangkuti, tersebut mengandung makna mendalam tentang keinginan untuk melupakan masa lalu dan menggantikan kenangan yang menyakitkan dengan kehidupan baru, mencerminkan penghapusan jejak emosional
yang ditinggalkan oleh orang yang menyakiti. Makna tersirat dalam cerpen ini pun sangat menyentuh dan perlu perenungan. Mengingat-ingat, bahwa perkembangan sastra cerpen yang ditulis oleh sastrawan ternama asal Medan bernama Hamsad Rangkuti menjadi suatu cerpen yang selalu ingin dibaca dan dianalisis. 

Cerpen Hamsad Rangkuti menyentuh tema "Cinta" dan "Kehilangan." Cerpen yang terbit di Sumatera Utara lebih cenderung berfokus pada tema- tema yang "mengangkat sosial" dan "moral sederhana." Sebelum ada sastrawan Hamsad Rangkuti, muncul dulu penulis lebih senior seperti M. Kasim dan Amir Hamzah, yang telah menulis karya-karya menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat serta menekankan nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan. 

Cerita pendek Hamsad Rangkuti menandai pergeseran dalam pendekatan sastra. Karya-karyanya menunjukkan kedalaman emosional dan kompleksitas dengan karakter yang lebih besar dibandingkan cerpen sebelumnya. Mencerminkan evolusi gaya penulisan sastrawan Sumatera Utara menuju eksplorasi tema mendalam. Cerpen "maukah kau menghapus bekas bibirnya di bibirku dengan bibirmu?" Memasukkan suatu tema cinta sesaat. Penulis Hamsad Rangkuti menggambarkan hubungan antara dua tokoh karakter yang terjebak dalam perasaan romantis yang berantakan. Sebab tidak hanya menawarkan keindahan bahasa, namun juga menyentuh
konteks relevan sosial budaya Sumatera Utara. Cerpen yang mengeksplorasi "tema cinta", "kehilangan" dan "penghianatan", menggambarkan konflik batin sang protagonis, dan mencerminkan kompleksitas hubungan antarmanusia, yang sering kali bercirikan 'rasa sakit dan kerinduan', Hamsad Rangkuti menggunakan bahasa puitis untuk mengajak pembaca merasakan emosi yang
mendalam dan menciptakan ikatan antara pembaca dengan cerita.


Judul cerpen ini sendiri sudah mau mengunggah rasa penasaran dan menimbulkan berbagai pertanyaan. Apa makna "menghapus bekas bibir?". Apakah ini merujuk pada upaya untuk 'melupakan masa lalu' atau 'menghapus jejak cinta yang telah berlalu?' Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi kunci untuk memahami kedalaman emosi yang dihadapi tokoh utama. Salah satu keunggulan Karya Hamsad Rangkuti, bagaimana penggunaan bahasa yangpenuh akan gaya simbolis, menyusun kalimat yang tidak hanya indah tetapi juga mengandung suatu makna yang mendalam. Setiap karya cerpen yang dituliskan oleh Sastrawan Hamsad Rangkuti memiliki perkembangan gaya bahasa yang berbeda seperti pada cerpen sebelumnya di tahun 2000 dengan judul "Sampah Pada Bulan Desember" dan "Bibir dalam Pispot" cenderung lebih satir dan kritis. Memasukkan gaya bahasa mengandung ironi dan sindiran terhadap kondisi sosial. Maksud simbolisme pada cerpen berfokus lebih pada kritik sosial, "Sampah" menggambarkan nilai-nilai masyarakat yang menurun.


Cerpen "maukah kau menghapus bekas bibirnya dari bibirku dengan bibirmu?", berfokus pada perasaan dan pemikiran karakter yang berbanding pada cerpen "sampah pada bulan Desember" dan "bibir dalam pispot", berfokus pada peristiwa dan situasi eksternal. Keberagaman dan perkembangan gaya bahasa menunjukkan kemampuan Hamsad untuk mengeksplorasi berbagai dimensi sastra dan memberikan suara bagi berbagai pengalaman manusia.

Gaya penulisan sastrawan Hamsad mencerminkan pengaruh budaya lokal yang kental, merasakan nuansa khas Sumatera Utara dalam setiap paragraf, penggambaran emosi yang kuat ditambah dengan penggunaan metafora dalam situasi seperti "kabut tebal datang
kepada kami", melambangkan kedekatan dan kedekatan emosional. Personifikasi memberikan sifat manusia pada benda mati seperti saat menggambarkan "kabut yang seolah menutup pandangan mereka terhadap dunia menciptakan suasana intim dan terasinya". Dialog yang mendalam dan emosional seperti kalimat "menghapus bekas ciuman di bibirku dengan bibirmu" menunjukkan keinginan merupakan masa lalu, simbolisme dengan menggambarkan elemen "bibir" dalam kata "bekas bibir" menjadi simbol dan kenangan yang sulit dihapus.


Cerpen ini menggambarkan latar belakang sosial budaya masyarakat Sumatera, di mana norma-norma dan nilai-nilai tradisional masih kuat hubungan antarmanusia diwarnai dengan harapan dan ekspektasi yang tinggi. Cerpen menghubungkan konflik
antara sejarah dan tanggung jawab sosial menjadi pusat perhatian, Hamsad Rangkuti memberikan suara bagi mereka yang terjebak dalam dilema antara mengikuti kata hati dan memenuhi harapan masyarakat. Karya-karya Hamsad Rangkuti memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan sastra modern di Sumatera Utara, sastrawan yang terkenal karena menginspirasi bagi penulis muda untuk menggali tema-tema lokal dengan pendekatan modern dan relevan, Cerpen karya penulis ini sebagai alat untuk merefleksi dan mengkritik situasi publik secara sosial.


Di era globalisasi, ketika budaya lokal tergerus oleh trend modern, cerpen "maukah kau menghapus bekas bibirnya di bibirku dengan bibirmu?", menjadi pengingat akan nilai-nilai terkandung dalam sejarah budaya daerah. Salah satu kalimat yang sangat puitis di dalam cerpen ini "kabut tebal datang kepada kami. Begitu tebal kabut itu, seolah-olah kami terbungkus di dalam selimut yang basah".
Kalimat yang mengungkapkan suasana akrab dan penuh makna antara dua tokoh . Kabut melambangkan keintiman dan kedekatan emosional, menciptakan suasana yang seolah- olah memisahkan mereka dari dunia luar. Mencerminkan perasaan kerentanan dan perlindungan yang mereka rasakan satu sama lain di momen yang indah.


Cerpen "maukah kau menghapus bekas bibirnya di bibirku dengan bibirmu?" Menggunakan ideologi yang terkandung dalam cerpen mencerminkan pandangan kritis terhadap hubungan antar manusia, gender, feminisme, dan humanisme cerpen. Cerpen menggambarkan kompleksitas hubungan antar manusia, terutama laki-laki dan perempuan. Tokoh perempuan sebagai sosok yang berjuang untuk melepaskan diri dari bekas. Permintaan tokoh perempuan untuk menghapus bekas bibir mantannya dengan bibir lelaki lain mencerminkan ketergantungan emosional yang mendalam terhadap laki-
laki, perempuan juga sulit melepaskan diri dari belenggu hubungan sebelumnya, tokoh perempuan bahkan sampai pada titik ingin mengakhiri hidupnya. Ideologi humanisme menggambarkan sisi kemanusiaan dari tokoh laki-laki yang awalnya terlihat ingin memanfaatkan situasi dan diakhiri dengan kepedulian terhadap tokoh perempuan untuk berusaha mencegah tindakan bunuh diri, menciptakan dilem nasional dalam menghadapi kenyataan meskipun hubungan telah berakhir, jejaknya masih membekas.
Cerita menunjukkan bahwa meskipun kita mungkin terjebak dalam kenangan yang menyakitkan, ada secercah harapan untuk kesembuhan dan menemukan cinta baru. Cerpen yang ditulis Hamsad Rangkuti menjadi refleksi penting bagi perkembangan
sastra, dan penggambaran gender. Perkembangan cerpen karya Hamsad Rangkuti dibandingkan dengan cerpen zaman sekarang menunjukkan pergeseran dalam tema, gaya ide pendekatan penulis, cerpen Hamsad Rangkuti memiliki kekayaan emosional dan kedalaman yang sangat berharga, berfokus pada tema lokal dan tradisional yang dibanding pada cerpen zaman sekarang
menunjukkan keberagaman cerpen. Cerpen "maukah kau menghapus bibirku dari bibirnya dengan bibirmu? Mengajak pembaca untuk menerima emosi, mencari dukungan dan membuka diri terhadap pengalaman sebagai langkah baru. Seperti yang telah saya sebutkan di atas bahwa Hamsad Rangkuti adalah seorang sastrawan terkemuka, khususnya genre cerpen. Memiliki sejumlah ciri khas dan konstitusi yang signifikan dalam dunia sastra terutama di Sumatera Utara, kekuatan emosional, penggambaran budaya, dan konflik sosial menjadikan salah satu sastrawan ini patut untuk diperhitungkan dalam karya cerpennya.

REFERENSI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun