Internet saat ini telah menjadi salah satu
kebutuhan utama dalam berbagai aspek
kehidupan, termasuk di sektor pendidikan.
Keberadaan internet dan platform daring telah
mengubah secara signifikan proses pendidikan.
Dulu, pembelajaran terbatas di kelas dengan
buku cetak sebagai sumber utama, tetapi
sekarang siswa dan guru dapat mengakses
materi pembelajaran kapan pun dan di mana
pun lewat internet. Keberadaan platform daring
menjadikan proses pembelajaran lebih
interaktif, adaptif, dan sesuai dengan
kebutuhan masa kini.Internet juga
memfasilitasi pertukaran informasi antara
sekolah, bahkan antara negara. Ini membuka
cakrawala siswa dan mendorong terbentuknya
kolaborasi antarbudaya yang memperkaya
pengalaman pendidikan.
Selain itu, banyak platform
menawarkan materi pembelajaran multimedia,
seperti video, animasi, dan simulasi interaktif
yang dapat membantu siswa memahami konsep
yang sulit dengan cara yang lebih menarik.
Contohnya, pelajaran sains dapat
disempurnakan dengan simulasi eksperimen
daring, sedangkan pelajaran sejarah dapat diisi
dengan tur museum secara digital.Platform
daring juga mendukung pembelajaran yang
lebih individual. Beberapa aplikasi
menawarkan fitur kustomisasi
bahan ajar sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan siswa.
Selain itu, internet memberikan
peluang bagi siswa untuk
berpartisipasi dalam kursus atau
pelatihan tambahan secara online,
sehingga mereka dapat
meningkatkan keterampilan di luar
pelajaran sekolah. Ini menjadikan
pendidikan lebih inklusif, karena siapa saja
dapat belajar asal memiliki akses internet.
Internet juga mendukung pembelajaran
secara mandiri. Siswa bisa menentukan topik
yang disukai, menetapkan jadwal belajar
sendiri, dan mengulang materi sebanyak yang
diperlukan sampai benar-benar mengerti.
Dengan metode ini, siswa lebih termotivasi
untuk secara aktif mencari pengetahuan, bukan
hanya menerima informasi dari pengajar.
Namun, pemanfaatan internet dan
platform daring dalam pendidikan juga
menghadapi berbagai tantangan. Tidak semua
institusi pendidikan dan peserta didik memiliki
sarana teknologi yang cukup. Masih terdapat
wilayah dengan akses internet yang terbatas,
dan siswa yang mengalami kesulitan
mendapatkan perangkat digital. Di samping itu,
Oleh:
Nazhwa Nuzul Ahhani
pendidik dan pelajar harus
melengkapkan diri dengan literasi
digital untuk dapat memanfaatkan
teknologi dengan tepat.
Tantangan lainnya ialah
kemungkinan penyalahgunaan
internet oleh siswa, misalnya
mengakses konten yang tidak
sesuai atau terjebak dalam
penggunaan media sosial yang
berlebihan. Untuk mengatasi isu
ini, peran guru serta orang tua
sangat krusial dalam mengarahkan siswa agar
memanfaatkan internet secara positif dan
bermanfaat. Sekolah harus memberikan
pembelajaran tentang etika digital dan
keamanan siber mulai dari usia dini.
Dengan pemanfaatan yang baik,
internet dan platform daring dapat menjadi
sekutu utama bagi pendidik dan pelajar dalam
mewujudkan proses belajar yang lebih efektif,
mutakhir, dan menyenangkan. Teknologi tidak
seharusnya mengambil alih posisi pendidik,
tetapi justru memperkuat fungsi mereka.
Melalui kerja sama antara pengajar, murid, dan
teknologi, dunia pendidikan dapat lebih
responsif terhadap kemajuan zaman dan
mampu menyiapkan generasi muda untuk
menghadapi tantangan di masa depan.
Pendidikan yang berbasis internet juga
memperluas peluang untuk belajar seumur
hidup. Orang tidak perlu lagi terbatas pada
ruang kelas tradisional untuk mendapatkan
pengetahuan. Kursus online, seminar, dan
komunitas belajar virtual memberikan peluang
bagi siapa saja untuk terus berkembang sesuai
dengan minat dan pekerjaan.
Oleh karena itu, internet dan platform
daring bukan hanya alat bantu semata,
melainkan juga pemicu transformasi dalam
bidang pendidikan. Di masa depan, pendidikan
akan lebih mudah diakses, inklusif, dan fokus
pada kebutuhan siswa di zaman
digitalpembelajaran di sekolah jadi lebih
efektif, interaktif, dan menyenangkan.
Teknologi ini bisa membantu guru menghemat
waktu, mendukung siswa belajar sesuai
kemampuan mereka, serta membuat
pendidikan lebih relevan dengan
perkembangan zaman. Meski begitu,
penggunaan AI tetap harus diimbangi dengan
kesiapan infrastruktur dan peningkatan
kemampuan digital guru maupun siswa. AI
seharusnya tidak menggantikan peran manusia,
tetapi memperkuat kolaborasi antara teknologi
dan pendidik agar tujuan pendidikan tetap
berpusat pada pengembangan karakter dan
kemampuan manusia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI