Mohon tunggu...
Nazfirly Azliani
Nazfirly Azliani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saat ini saya sedang belajar di UIN BANTEN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekologi Budaya Sebagai Wawasan Pokok dalam Pengembangan Masyarakat untuk Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia

5 Mei 2024   19:28 Diperbarui: 5 Mei 2024   19:33 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dimensi kearifan lokal yang dijelaskan menurut Ife (2002) yang dikutip oleh Wibowo (2012: 27) menyoroti tiga aspek penting: pengetahuan lokal, keterampilan lokal, dan sumber daya lokal dalam konteks kepercayaan masyarakat. Pengetahuan lokal mencakup pemahaman tentang lingkungan sekitar dan cara-cara tradisional dalam memanfaatkannya secara bijak. Keterampilan lokal merujuk pada kemampuan bertahan hidup dan pengetahuan yang diturunkan secara turun temurun. Sumber daya lokal dalam kepercayaan masyarakat melibatkan aturan adat untuk menjaga keberlangsungan alam.

Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2012) menunjukkan bahwa kearifan lokal masyarakat Desa Colo memiliki peran penting dalam menjaga lingkungannya. Kearifan lokal ini mendorong tindakan pencegahan kerusakan lingkungan hidup dan mempromosikan kegiatan ecomistic yang mencerminkan gerakan cinta lingkungan berdasarkan kepercayaan akan kekuatan luar manusia.

Selain itu, pengetahuan lokal tentang sumber daya alam merupakan modal penting dalam pemberdayaan masyarakat. Pengelolaan sumber daya alam yang berbasis pada kearifan lokal dapat memberikan keberlanjutan bagi ekosistem dan menciptakan keberdayaan jangka panjang bagi masyarakat.

Di samping itu, terdapat juga konsep etnoekologi yang menghubungkan kearifan lokal dengan pengelolaan sumber daya alam secara adaptif. Ini mencakup pengetahuan, nilai, keterampilan, mekanisme pengambilan keputusan, dan solidaritas dalam kelompok lokal sebagai upaya untuk beradaptasi dengan lingkungan.

Namun, keberlangsungan kearifan lokal dihadapkan pada tantangan seperti kemajuan teknologi modern dan perubahan sosial-budaya. Pengembangan masyarakat yang didasarkan pada kearifan lokal memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat dan integrasi dengan sains dan teknologi untuk menjaga keseimbangan antara kesejahteraan manusia dan keberlangsungan lingkungan.

Ekologi budaya masyarakat lokal memainkan peran sentral dalam membentuk pola perilaku yang berkelanjutan. Dibandingkan dengan masyarakat modern yang mengabaikan kearifan lokal, masyarakat yang bertumpu kepada nilai - nilai lokal cenderung mempraktikan perilaku yang lebih ramah lingkungan.

Kearifan lokal tidak sekedar mengatur kehidupan individu, tetapi juga memperhatikan keberlangsungan komunitas dan lingkungan sekitarnya. Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, hal ini bersifat krusial. Ekologi budaya masyarakat lokal tidak hanya mengatur pola perilaku masyarakat, tetapi juga menciptakan kesadaran akan pentingnya menjaga keberlangsungan manusia dan lingkungan alam. Dibandingkan dengan masyarakat modern yang cenderung tidak menggunakan kearifan lokal dalam kehidupan mereka, pola perilaku masyarakat yang didasarkan pada kearifan lokal cenderung lebih ekologis.

Kearifan lokal tidak hanya berperan sebagai pengontrol kehidupan manusia secara individu, tetapi juga memperhatikan kelangsungan manusia lainnya di daerah tersebut serta keberlangsungan lingkungan alam di sekitarnya. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan yang berkelanjutan. 

Pola perilaku masyarakat Indonesia cenderung ekosentris dan biosentris, yang menunjukkan adanya kecenderungan deep ecology. Hal ini tercermin dalam keyakinan masyarakat akan adanya kekuatan lain yang turut menjaga lingkungan di sekitar tempat tinggal mereka. Alam dipandang sebagai bagian dari mereka, bukan sebagai organisme yang terpisah dari ekosistem.

Selain itu, nilai-nilai kebudayaan juga mengatur pengelolaan sumber daya alam dengan bijaksana. Kearifan lokal sebagai ekologi budaya menjadi wawasan penting dalam pengembangan masyarakat karena tidak hanya membentuk kemandirian dan menciptakan kesejahteraan, tetapi juga menjadi perwujudan dari pembangunan berkelanjutan.

Dengan demikian, melibatkan kearifan lokal dalam kegiatan pembangunan dapat menjadi langkah penting dalam menjaga keseimbangan antara kehidupan manusia dan keberlangsungan lingkungan alam. Oleh karena itu, melibatkan kearifan lokal dalam proses pembangunan tidak hanya memberikan manfaat praktis, tetapi juga menciptakan fondasi yang berkelanjutan bagi harmoni antara manusia dan lingkungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun