Mohon tunggu...
Nazar Amrullah
Nazar Amrullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Magister Manajemen Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bingung!!! Antara Agama atau Mungkin Ekonomi

16 Mei 2024   20:00 Diperbarui: 16 Mei 2024   20:14 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.alamy.com/businessman-having-hard-choice-standing-at-crossroads-image274350917.html

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hadid [57]: 22).

Wabah Penyakit emang menjadi sebuah yang mengerikan dan menakutkan saat ini bagi kita. Berbagai macam wabah penyakit yang pernah melanda kehidupan manusia bahkan sejak orang-orang terdahulu. Hal senada yang ungkapkan oleh (Zahratunnima, 2020) bahwa “Sejarah mencatat pernah ada sebelumnya beberapa virus yang juga dapat mengancam nyawa jika tidak segera ditangani seperti virus Ebola, SARS, H5N1 atau Flu Burung, HIV, MERS, dan lain-lain. Seperti yang kita ketahui bahwa saat ini kita sedang di hadapkan oleh wabah yang mematikan. Wabah tersebut adalah Coronavirus Disease (Covid-19) yang menjadi isu pertama dalam dunia kesehatan saat ini, khususnya di Indonesia. Belakangan ternyata ditemukan bahwa diameter virus corona diperkirakan mencapai 125 nanometer atau 0,125 mikrometer (Zahrotunnima, 2020). 

Negara-negara dunia berlomba-lomba berusaha mencari vaksin terhadap virus ini. Akan tetapi saat ini memang sangat sulit mencari vaksin tersebut. Akan tetapi dunia kesehatan menghimbau bagaiamana agar masyarakat memutuskan rantaian penyebaran virus ini. Karena pada hakikatnya virus ini menular dan menyebar dengan cepat ketika ada kontak langsung. Sehingga hal tersebutlah yang seharuslnya masyarakat laukukan. Akan tetapi seperti Pepatah mengatakan bahwa ”lebih baik mencegah daripada mengobati”. Seolah-olah pepatah tersebut menjadi sebuah pasir yang di hempas oleh angin bagi masyarakat. Hanya sebagian kecil yang memahami dan melaksanakan hal tersebut.

Pemerintah indonesia sudah mengeluarkan kebijakan yakni himbauan kepada masyarakat agar sama sama memutus rantai penyebaran virus ini. Di antara isi dari himbauan yakni agar tetap di rumah, tidak keluar rumah jika tidak ada hal yang penting, olahraga, tidak makan makanan yang mentah, bahkan ibadah sholat Jumat sampai ditiadakan di masjid. Akan tetapi di sini yang menjadi pro-kontra di masyarakat adalah sampai ditiadakan ibadah sholat jum’at. Hal ini menjadikan sebuah konflik bagi masyarakat dengan aparat Negara terutama polisi dan tentara yang menjalankan himbauan. Alas an kuat masyarakat adalah bagaiamana kami yang melaksanakan ibadah sholat jum’at untuk mencegah penyebaran covid-19 sedangkan pasar atau aktivitas ekonomi tetap berjalan ramai. Apakah lebih memprioritasakan aktivitas ekonomi atau agama

Sekiranya alas an tetap ada aktivitas ekonomi yakniu memenuhi kebutuhan fisik seperti makan dan minum. Lalu bagaimana dengan kebutuhan Non-Fisik kita jiwa, pikiran kita terhadap Tuhan kita ??? bahkan tidak sedikit di berbagai daerah tetap melaksanakan ibadah sholat jum’at walau sudah ada himbauan dari pemerintah. Sebenarnya dalam normalnya masyarakat isolasi di rmah selama sekurang- kurangnya 14 Hari. Seperti yang kita ketahui bahwa pasien positiv Covid-19 semakin bertambah akibat masih banyak aktivitas masyarakat terutama dalam ekonomi. 


Seharusnya coba diterapkan sekali saja yakni dengan membuat kebijakan di seluruh Indonesia agar apapun aktivitas dis segala aspek kehisdupan selama 14 hari apapun itu. Pemerintah pusat dan daerah harus tegas juga terkait himbauan tersebut kepada masyarakat yang melanggar. Sehingga kemungkinan besar akan memutus rantai penyebaran virus tersebut dikarenakan tidak ada kontak social. Nah himbauan juga kepada masyarakat meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah di ruman serta berdoa agar wabah ini segera berakhir.

Refrensi

Zahrotunnima. (2020). Langkah Taktis Pemerintah Daerah Dalam Pencegahan Penyebaran Virus Corona Covid-19 di Indonesia. Jurnal Sosial dan Budaya Syar-, 7(3), 248.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun