Mohon tunggu...
NAYLA PUTRI LESTARI
NAYLA PUTRI LESTARI Mohon Tunggu... 43225110004 (Universitas Mercu Buana)

43225110004 - S1 Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Etika Eudaimonia Aristotle Sebagai Transfigurasi Diri Menjadi Sarjana Berbahagia

25 September 2025   21:09 Diperbarui: 25 September 2025   21:09 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diagram konsep Eudaimonia (kebahagiaan sejati vs kesenangan sesaat) (https://share.google/images/Lz8xR0o8yhuH7kFoA)

4. Penguatan Karakter  
   Melalui proses askesis (latihan), mahasiswa menginternalisasi nilai-nilai kebajikan, seperti kejujuran, ketekunan, dan kepedulian, hingga menjadi bagian dari kepribadian sehari-hari.

Mahasiswa belajar bersama, simbol transfigurasi menuju sarjana berbahagia (https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fid.pngtree.com%2Ffreepng%
Mahasiswa belajar bersama, simbol transfigurasi menuju sarjana berbahagia (https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fid.pngtree.com%2Ffreepng%

Relevansi dengan Nilai Nusantara  
Etika eudaimonia memiliki kesesuaian dengan nilai budaya Nusantara. Misalnya, dalam falsafah Jawa dikenal ungkapan "Suwung ing Pamrih, Rame ing Gawe" yang berarti "tidak mementingkan diri sendiri, tetapi sibuk bekerja demi kepentingan bersama".

Nilai ini sejalan dengan Aristoteles yang menekankan keterlibatan sosial sebagai bagian dari kebahagiaan. Mahasiswa yang hanya mengejar kebahagiaan pribadi tanpa peduli pada masyarakat tidak akan mencapai eudaimonia. Kebahagiaan justru hadir ketika seseorang mengembangkan diri sambil berkontribusi pada komunitas.

Refleksi Kehidupan Mahasiswa  
Penerapan etika eudaimonia dapat dilihat dalam situasi nyata mahasiswa:

- Saat menghadapi ujian: mahasiswa berintegritas dengan belajar sungguh-sungguh, bukan mencontek.  
- Dalam organisasi kampus: mahasiswa belajar kepemimpinan, empati, dan kerja sama, bukan hanya mengejar posisi.  
- Saat menyiapkan karier: mahasiswa tidak hanya mengejar pekerjaan bergaji tinggi, tetapi juga mempertimbangkan makna dan kontribusi sosial.  
- Dalam kehidupan pribadi: mahasiswa menjaga keseimbangan antara akademik, relasi sosial, dan kesehatan mental.

Refleksi ini menunjukkan bahwa eudaimonia bukan hanya teori filsafat, tetapi pedoman praktis dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa.

Eudaimonia sebagai Tujuan Sarjana Berbahagia  
Bila mahasiswa memahami etika eudaimonia, ia tidak akan mudah tergoda oleh pencapaian superfisial semata. Kekayaan, popularitas, atau kedudukan hanyalah fortuna --- sesuatu yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali manusia. Sebaliknya, kebahagiaan yang sejati muncul ketika:  
- Ilmu yang diperoleh digunakan untuk kebaikan.  
- Kepribadian ditempa dengan nilai kebajikan.  
- Kehidupan sosial dijalani dengan tanggung jawab.

Dengan demikian, transfigurasi diri bukanlah sekadar perubahan pengetahuan, melainkan perubahan eksistensial menuju pribadi yang utuh.

Penutup  
Etika Eudaimonia Aristoteles mengajarkan bahwa kebahagiaan bukanlah hadiah instan, melainkan hasil dari pengembangan diri secara berkesinambungan. Sebagai mahasiswa, menghayati eudaimonia berarti menata diri agar unggul secara akademik, berkarakter dalam moralitas, serta peduli terhadap sesama.

Menjadi sarjana berbahagia adalah tujuan mulia: bukan hanya mengejar gelar, melainkan mengupayakan kehidupan yang penuh makna. Dengan membiasakan diri hidup dalam kebajikan, mahasiswa akan mampu menghadapi tantangan hidup, tetap teguh dalam integritas, dan memberi kontribusi nyata bagi masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun