Mohon tunggu...
Moh Nur Nawawi
Moh Nur Nawawi Mohon Tunggu... Nelayan - Founder Surenesia

Seorang pecinta dunia maritim / Pelayan dan Pengabdi Masyarakat / suka menulis, bercerita dan berdiskusi / @nawawi_indonesia nawawisurenesia@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Ramadhan Berbicara tentang Kemanusiaan

19 Mei 2018   10:17 Diperbarui: 19 Mei 2018   10:26 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
diysolarpanelsv.com

Semua praktik ibadah tersebut punya dimensi sosial yang cukup kuat.Yang perlu kita tatap lebih lanjut, adakah sikap empatif karena berpuasa itu sampai menumbuhkan kesadaran berbagai elemen masyarakat pada tataran sikap tegas bahwa kemiskinan merupakan musuh bersama (the common enemy). 

Maka bisa kita simpulkan bahwa melalui ibadah puasa seharusnya mampu menstimulus kita untuk aktif membantu sesama, aktif dalam kepedulian terhadap kesenjangan dalam masyarakat dalam hal sosial dan ekonomi. Ibadah puasa adalah sebuah motivasi kita untuk terus berkontribusi dalam hal pemberdayaan masyarakat, terlebih fokus pada pengentasan kemiskinan dalam rangka menuju kesejahteraan masyarakat.

Puasa dijadikan wahana bagi usaha membangun solidaritas kemanusiaan yang harmoni dan damai, yang melintasi sekat-sekat yang dapat meruntuhkan persaudaraan kemanusiaan, menuju persaudaraan umat manusia yang bermatabat sama dihadapan Allah. Harmoni kemanusiaan, dapat ditransformasikan atau diaktualisasikan oleh Muslim yang berpuasa, adalah terwujudnya kesalihan sosial dalam tata hubungan kemasyarakatan di berbagai segi kehidupan. Sikap toleran, welas asih, empatik, senasib sepenanggungan, memiliki kepekaan sosial yang tinggi, pemaaf, cinta pada kedamaian, dapat dikembangkan dari makna fungsional ibadah Puasa dalam kehidupan bermuamalah.

"Sentuhan religius di dalam hidup ini bukanlah saat kita mengambil bagian dalam sebentuk pengakuan iman, tetapi saat kita menyatakan cinta akan sesuatu di samping diri kita, saat kita mengikat diri kepada yang lain, artinya kepada yang bukan diri kita, atau saat kita bersekutu bersama dan memusatkan persekutuan itu pada inti cinta untuk bersama."

Religius bukan semata-mata ditunjukkan oleh penundukan diri pada sang pencipta saja, tapi lebih dari itu religiusitas adalah akumulasi dari berbagai kualitas sisi kemanusiaan yang telah kita transformasikan untuk kepentingan bersama, untuk member senyum pada sesama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun