Mohon tunggu...
Nauval Rifqi Prananda
Nauval Rifqi Prananda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Brawijaya

jangan takut untuk gagal dan jangan pernah takut untuk mencoba. Lebih baik gagal daripada tidak pernah mencoba sama sekali. Karena dengan gagal kita akan mendapatkan bekal serta pengalaman untuk bagaimana bisa bangkit dan berjuang kembali

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Optimalisasi Mahasiswa dalam Merealisasikan SDGs Guna Mempersiapkan Indonesia Emas 2045

5 Oktober 2021   10:07 Diperbarui: 5 Oktober 2021   10:10 2524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

          Mahasiswa merupakan insan akademis yang diharapkan dapat memberikan cerminan yang baik serta berperan aktif dalam pengembangan dan pemanfaatan Sumber Daya Manusia guna melaksanakan pembangunan berkelanjutan. 

Mahasiswa memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa.  Sejarah telah membuktikan bahwa mahasiswa merupakan pelopor terbesar dalam perubahan sistem ketatanegaraan di Indonesia, yaitu perpindahan dari rezim orde baru menuju reformasi. 

Namun juga masih banyak ditemui mahasiswa yang masih apatis terhadap pengembangan berkelanjutan. Oleh karena itu dibutuhkan diskusi atau pembahasan serta penyelesaian masalah terhadap peran mahasiswa dalam menyongsong SDGs guna menjajarkan Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnya.

          Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. SDGs berisi 17 Tujuan dan 169 Target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030.

 Sesuai dengan prinsip inklusivitas SDGs bahwa tidak ada satupun yang tertinggal (No One Left Behind). Namun peran mahasiswa diharapkan tidak hanya menjadi target/penerima manfaat, tetapi dapat dioptimalkan sebagai subjek/pelaku pembangunan. Hal ini sangat tepat dalam menggambarkan prinsip SDGs No One Left Behind.

          Menurut Undang-Undang No.40 tahun 2009, disebutkan bahwa pemuda adalah warga negara Indonesia yang berusia 16 sampai 30 tahun yang itu dominan diisi oleh mahasiswa. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi nasional 2019, diperkirakan bahwa jumlah pemuda di Indonesia mencapai 64,19 juta jiwa atau bisa dikatakan seperempat dari total penduduk Indonesia. Jumlah ini menunjukkan bahwa pemuda khususnya mahasiswa memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia.


          Sebagai target penerima manfaat pembangunan, kondisi mahasiswa sangat relevan dengan poin-poin tujuan SDGs. Salah satunya Tujuan 1 yaitu menghapuskan kemiskinan. Menurut data SMERU Institute tahun 2015, bahwa 1 dari 10 remaja/pemuda hidup dibawah garis kemiskinan dimana dominan diisi oleh mahasiswa. 

Penilaian kualitas pendidikan di Indonesia juga sangat rendah berdasarakan ukuran penilaian global (PISA/ Progamme for International Student Assessment dan TIMMS/ Trends in International Mathematics and Science Study) menjelaskan bahwa profil pembelajaran siswa di Indonesia cenderung stagnan (flattening learning profiles) selama satu setengah dekade terakhir. 

Dan jika mengacu pada hasil survei yang dilakukan oleh  PISA yang diinisiasi oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) tingkat literasi masyarakat Indonesia tergolong sangat rendah. Menurut hasil survei tersebut minat baca di Indonesia menempati peringkat 62 dari 70 negara, atau berada di 10 negara dengan minat baca terendah (tahun 2019). 

Sementara UNESCO menyebutkan minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 orang yang gemar membaca. Tentunya ini relevan dengan poin Tujuan 4 SDGs yaitu menjamin pendidikan yang inklusif dan berkualitas.

          Mahasiswa cenderung memiliki sifat yang selalu ingin tahu, rasa penasaran tinggi, kemauan belajar yang besar, yang membuatnya berpotensi dalam mendukung SDGs Tujuan 4: Pendidikan yang Berkualitas. Dan seperti yang kita ketahui, mahasiswa memiliki toleransi tinggi terhadap adanya keberagaman dan perbedaan. 

Mahasiswa juga ikut andil dalam memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat kecil serta aktif dalam merespon kebijakan-kebijakan publik yang dirasa kurang tepat adanya. Hal ini selaras dengan SDGs Tujuan 10: Berkurangnya kesenjangan, dan Tujuan 16: Perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh.

          Masih banyak hal-hal kecil yang bisa dilakukan mahasiswa guna menyongsong terlaksananya SDGs, contohnya dengan memberikan bantuan berupa materi, makanan, atau barang yang sudah tidak kita inginkan. Kita dapat memberikannya kepada orang yang lebih membutuhkan, sehingga hal ini dapat mendukung terlaksananya Tujuan 1, 2, 3, 10, dan 12 yaitu menghapus kemiskinan, mengakhiri kelaparan, kesehatan yang baik dan kesejahteraan, mengurangi ketimpangan, serta konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab. 

Sebagai mahasiswa kita juga bisa melakukan pengabdian terhadap masyarakat dengan cara memberikan pembelajaran dan pendampingan kepada anak-anak untuk menuntun mereka menuju masa depan yang lebih baik, kegiatan ini termasuk mendukung Tujuan 4 dan 10.

          Untuk mencapai sasaran-sasaran SDGs dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta yang terkait. Namun sering dijumpai masyarakat yang masih abai terhadap upaya pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan. Kurang sadarnya masyarakat inilah yang menjadi penghambat untuk tercapainya nilai-nilai yang dibutuhkan dalam pengembangan berkelanjutan. 

Disini peran mahasiswa dibutuhkan untuk memberikan pemahaman khususnya kepada orang-orang awam untuk sadar dan mendukung penuh program yang telah dicanangkan oleh pemerintah. 

Mahasiswa dapat meneliti dan menganalisis, mencari faktor pendukung dan penghambatnya, lalu membandingkannya dengan pelaksanaan di negara lain yang hasilnya jauh lebih baik dibandingkan dengan negara kita. Jika segala aspek telah mendukung penuh upaya-upaya pembangunan berkelanjutan, maka nilai-nilai dan tujuan SDGs akan terlaksana secara optimal.

          Dan dalam rangka mempersiapkan Indonesia Emas tahun 2045, diperlukan pembangunan pendidikan dalam perspektif masa depan, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkualitas, maju, mandiri, dan modern. Keberhasilan dalam membangun pendidikan akan memberikan kontribusi besar pada pencapaian tujuan pembangunan nasional secara keseluruhan. 

Untuk itu dibutuhkan upaya-upaya guna mewujudkan cita-cita dan impian bangsa yaitu berdaulat, maju, adil dan makmur. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas Suber Daya Manusia dan penguasaan iptek, mengembagkan ekonomi yang berkelanjutan, pemerataan pembangunan diseluruh wilayah Indonesia, meningkatkan ketahanan nasional maupun iternasional, dan memperbaiki tata kelola negara.

          Oleh sebab itu, sebagai mahasiswa kita tidak bisa hanya duduk diam saja menyaksikan negara kita terus-menerus tertinggal oleh bangsa lain. Mahasiswa harus menjadi garda terdepan dalam memajukan kualitas bangsa. 

Karena mahasiswa sebagai kelompok penggerak generasi muda yang memiliki karakter kritis, independen, dan obyektif yang itu dapat berguna dalam pengembangan dan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Apabila program SDGs dapat terlaksana secara maksimal, bukan tidak mungkin untuk menuntun Indonesia menjadi negara maju kelak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun