Mohon tunggu...
nauval afnan
nauval afnan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Netijen Julid

Bujangan alay bergelar Sarjana Sastra

Selanjutnya

Tutup

Trip

Mengapa Banyak Wisatawan Berfoto di Hard Rock Ketika ke Bali?!

27 Mei 2019   21:08 Diperbarui: 27 Mei 2019   21:23 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.instagram.com/nona_tan114/

Tidak hanya wisatawan mancanegara, wisatawan domestik dari berbagai daerah di Indonesia juga mewajibkan berfoto di depan Hard Rock Cafe Bali ketika liburan di Bali.

Hal ini menjadi fenomena unik seolah menjadi tradisi berfoto wajib ketika liburan di Bali. Banyak wisatawan yang rela antre untuk mendapatakan spot foto di depan Hard Rock Cafe Bali tersebut, terkadang mereka juga membatu wisatawan backpacker mengambilkan foto seraya menunggu giliran berfoto di spot tersebut. Ada setidaknya 3 spot foto di area tersebut yaitu:

Patung gitar di sebelah kanan

https://www.instagram.com/okansukk/
https://www.instagram.com/okansukk/

Signage Hard Rock Cafe di samping tangga menuju cafe

https://www.instagram.com/uyun_ma_1120/
https://www.instagram.com/uyun_ma_1120/
https://www.instagram.com/wunyta/
https://www.instagram.com/wunyta/

Patung surfboard di sebelah kiri


https://www.instagram.com/lvckycca/
https://www.instagram.com/lvckycca/

https://www.instagram.com/prabaninghuda/
https://www.instagram.com/prabaninghuda/

Mengapa hal ini bisa terjadi? Mengapa wisatawan tidak ingin meninggalkan momentum berfoto di signage Hard Rock Bali? Lalu apa dampak bagi pemerintah serta investor Hard Rock?

Kunci utama terletak pada pantai Kuta itu sendiri yang menjadi magnet pariwisata di pulau Dewata. Pantai yang sangat mendunia itu tak pernah surut dari kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik. Faktor lokasi juga menentukan ramainya pengunjung di pantai Kuta, karena pantai Kuta sangat dekat dengan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, yang dapat ditempuh tak kurang dari 20 menit untuk menuju pantai Kuta. Tripadvisor menobatkan Bali sebagai kunjungan akhir tahun terpopuler se-Asia periode 2016 -- 2017 mengungguli ikon wisata populer lainnya di dunia seperti Hongkong, Bangkok, Tokyo, Singapura, Phuket, Seol dll. Bahkan data terakhir dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (BPS Bali) kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) pada bulan Maret 2019  tercatat mencapai 449.637 naik sebesar 2,77% dari bulan Februari 2019.

Tentunya potensi pariwisata ini mempunyai efek domino bagi pemerintah yang berdampak pada sektor lainnya seperti ekonomi, sosial budaya, pembangunan desa, perkembangan sumber daya manusia yang dampaknya terasa langsung oleh masyarakat. Kawasan pantai Kuta merupakan kawasan yang prestis. Hiruk-pikuk wisatawan aktif 24 jam tumplek blek di kawasan ini dengan tujuan mereka masing-masing. Tak ayal tingkat okupansi hotel view laut mencapai rata-rata di atas 75%  dari  harga 1 juta per-kamar per-malamnya. Seperti PT. Amanda Pramudita sebagai owner Hard Rock Hotel Bali  yang tak ingin melewatkan potensi pariwisata di kawasan pantai Kuta dan berlomba-lomba meraup untung sebesar-besarnya dibidang perhotelan dan properti. Ia memiliki 418 kamar yang dibandrol rata-rata seharga Rp. 1.200.000 per-kamar per-malam, serta didukung fasilitas penunjang lainnya seperti kolam renang, tempat fitness, kafe, dan ballroom yang mampu manampung 400 orang.

Pamor Hard Rock Hotel Bali begitu kondang di seluruh dunia bahkan kamar yang dijual jutaan rupiah per-malamnya tak menyurutkan tingkat okupansi serta brand image yang dimiliki oleh Hard Rock Hotel Bali. Faktor tersebut dikarenakan lokasi yang sangat strategis. Selain itu manajemen Hard Rock juga memanfaatkan potensi tersebut untuk mendongkrak brand miliknya. Ia membuat signage dan ikon yang berhubungan dengan identitas brand-nya berupa logo tulisan yang tersemat di pinggir tangga menuju Hard Rock Cafe serta patung papan surfing dan gitar raksasa di sisi kanan dan kirinya yang tentu saja terdapat logo Hard Rock yang eye catching di sana. Dengan menempatkan signage yang eye catching tepat di depan pintu masuk pantai Kuta tentunya diharapkan pengunjung pantai Kuta fokus perhatiannya bisa teralih ke signage Hard Rock dan berswafoto di sana.

Hal tersebut mengingatkan saya dengan peristiwa 'salah tulis nama' di paper cup Starbucks beberapa tahun lalu. Tahun 2016-an Starbucks sering sekali salah menuliskan nama pemesan di paper cup sang pemesan contohnya Dita menjadi Dika, Shinta menjadi Cinta. Peristiwa 'salah tulis nama' tersebut terjadi berulang-ulang bukan hanya di Indonesia tapi juga luar negeri. Buat sebagian orang peristiwa ini adalah lelucon yang menarik karena nama aslinya berubah menjadi unik. Hal ini yang kemudian diunggah ke berbagai media sosial. Dan akhirnya boom... Starbucks menjadi trending topic di Twitter, Facebook, dan Instagram kala itu. Penasaran dengan peristiwa ini sebuah kelompok kreatif bernama Super Deluxe melakukan sebuah riset kecil-kecilan. Mereka mengirimkan seorang temannya bernama Molly ke 5 gerai Starbucks yang berbeda. Molly adalah nama yang umum dan lazim di Amerika Serikat. Dari 5 gerai Starbucks hanya 2 gerai yang menuliskan dengan ejaan yang benar yaitu "Molly", tiga gerai lainnya menuliskan "Molli", "Moli" bahkan yang tidak masuk akal adalah "Mommy". Kasus di atas merupakan sebuah contoh marketing yang jenius dari Starbucks, ia mendapatkan iklan gratis oleh kustomer mereka sendiri. Dan tampaknya hampir sama dilakukan oleh tim manajemen Hard Rock Bali bahkan lebih jenius lagi karena dapat menggeser mindset wisatawan untuk berfoto di signage mereka secara gratis tanpa harus beli produk di Hard Rock Cafe Bali.

Seiring dengan perkembangan zaman awalnya tren berlibur ke pantai Kuta kini berasimilasi dan sedikit bergeser menjadi tren selfie di signage Hard Rock Bali. "Kalau belum foto di signage Hard Rock belum ke Bali bro!!", begitulah sekiranya tradisi wisatawan yang berlibur ke pantai Kuta saat ini yaitu berfoto di signage Hard Rock sambil pamer menenteng paper bag belanja oleh-oleh di Bali. Namun jangan khawatir buat kamu yang belum punya kesempatan liburan ke Bali tapi pengen berburu oleh-oleh di Bali, nebengshopping.com solusinya. Nebeng Shopping adalah jasa titip beli di Bali dengan ongkos jastip paling murah se-Indonesia mulai dari Rp. 3000 per-item. Selain oleh-oleh khas Bali ada pula kerajinan, pernak pernik serta barang fashion yang di beli hanya di Bali. Jangan lupa follow sosial medianya juga di Facebook @nebengshopping dan Instagram @nebeng_shopping.

SUMBER :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun