Diskusi Kelompok
Setelah sesi wawancara, mahasiswa berdiskusi dalam kelompok kecil. Diskusi diarahkan untuk mengidentifikasi faktor psikologis dan sosial dari kasus yang dipelajari. Misalnya, mahasiswa menganalisis bagaimana lemahnya regulasi diri membuat seseorang mudah terjebak dalam perilaku pencurian berulang. Mereka juga menyoroti dampak jangka panjang pada korban, yang sering kali mengalami trauma psikologis meski kerugian materinya kecil.
Simulasi Penanganan Perkara
Pihak kejaksaan juga mengajak mahasiswa melakukan simulasi penanganan perkara. Dalam simulasi ini, mahasiswa diminta memahami alur hukum mulai dari laporan polisi, tahap penyidikan, penuntutan, hingga sidang pengadilan. Dengan metode ini, mahasiswa dapat merasakan kompleksitas proses hukum dan melihat bagaimana setiap tahap membutuhkan ketelitian dan keadilan.
Refleksi Bersama
Di akhir setiap kunjungan, mahasiswa melakukan refleksi bersama. Refleksi ini penting untuk mengaitkan pengalaman lapangan dengan teori patologi sosial yang dipelajari di kelas.
Temuan dan Insight Mahasiswa
Dari serangkaian kegiatan, mahasiswa memperoleh sejumlah insight penting:
Faktor Psikologis Pelaku
Banyak pelaku pencurian tidak memiliki kemampuan regulasi diri yang baik. Mereka sulit menunda keinginan, gagal mengendalikan emosi, serta mudah tergoda untuk mengambil jalan pintas. Dalam beberapa kasus, rasa bersalah memang muncul, tetapi tidak cukup kuat untuk menghentikan perilaku menyimpang.