Mohon tunggu...
Naufal Zain
Naufal Zain Mohon Tunggu... mahasiswa

Saya Naufal Zain dengan NIM 007231095 Saya adalah Mahasiswa Universitas Airlangga Prodi Manajemen Pemasaran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tren Fashion Terkini dan Pergeseran Budaya

4 Juni 2024   07:00 Diperbarui: 4 Juni 2024   07:15 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengaruh budaya luar terhadap kesadaran kalangan muda dapat dipandang sebagai sebuah fenomena sosial yang kompleks. Perkembangan teknologi dan media massa pada era globalisasi membuat budaya luar lebih mudah diakses dan dikonsumsi oleh masyarakat, khususnya kalangan muda. Hal ini membawa implikasi terhadap perkembangan budaya lokal yang menjadi lebih terpengaruh oleh budaya luar.
Batik adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

pada tanggal 17 Mei 2024 kelompok kita melakukan review atau melakukan Kunjungan ke Kampung Ceria Batik Bubutan, serta menanyakan beberapa pertanyaan serta kesediaan untuk menjadi partner project kolaborasi.

Perkembangan dunia fashion di Indonesia telah mengalami perkembangan pesat yang didorong oleh kreativitas serta inovasi dari para desainer muda. Meskipun sebelumnya pasar fashion Tanah Air didominasi oleh brand asing, kini desainer lokal mulai mendapatkan pengakuan yang lebih besar. Fashion bukan lagi sekadar menjadi kebutuhan segelintir orang kelas atas, melainkan telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat secara umum. Banyak orang yang peduli akan penampilan dan mencari pakaian yang sesuai dengan selera dan kebutuhan mereka, baik itu yang bermerek atau yang lebih terjangkau. Fenomena ini juga terlihat dari banyaknya orang yang memilih untuk menggunakan pakaian bermerek karena kualitasnya yang terjamin dan gaya yang sesuai dengan selera mereka. Hal ini mencerminkan pergeseran pola pikir masyarakat yang semakin menghargai produk lokal dan mengakui bakat serta kreativitas dari para desainer Indonesia.

sesi potret bersama pembimbing kampung ceria & batik bubutan (Dok. pribadi)
sesi potret bersama pembimbing kampung ceria & batik bubutan (Dok. pribadi)

Di era globalisasi ini banyak sekali fenomena pergeseran budaya yang dilakukan di luar negeri ataupun di dalam negeri. Menurut Mauliza T. (2016) Pergeseran budaya itu terjadi karena pengaruh baik dari luar maupun dari dalam yaitu usaha untuk menyesuaikan dengan kebutuhan yang baru dan menggeserkan unsur-unsur lama. Secara harfiah sendiri pergeseran budaya adalah suatu perubahan yang terjadi dari ruang lama menjadi ruang baru, yang disebabkan oleh pengaruh baik dari luar maupun dari dalam. Pergeseran budaya merupakan peralihan, perpindahan, pergantian yang terjadi dalam suatu budaya, yang kebudayaan dasarnya itu bersifat dinamis dan selalu tumbuh dan berkembang. Pergeseran budaya dapat dilihat dari berbagai unsur, seperti nilai budaya, pakaian adat, dan interaksi sosial.

Sasaran dari tren fashion ini yaitu dari generasi Z itu tersendiri agar semakin mencintai dan memakai fashion budaya Indonesia. untuk mengedukasi generasi Z tentang nilai-nilai budaya Indonesia yang terkandung dalam busana tradisional, serta pentingnya mempertahankan warisan budaya.                      

Menggandeng/kolaborasi dengan desainer lokal untuk menciptakan koleksi yang menggabungkan unsur-unsur budaya Indonesia dengan sentuhan modern yang menarik bagi generasi Z.Menggunakan platform media sosial untuk mempromosikan penggunaan pakaian Batik Indonesia, dengan menampilkan konten-konten yang inspiratif dan edukatif.  

Dengan mengadakan event dan pameran yang menampilkan keindahan dan keragaman fashion budaya Indonesia, serta memberikan kesempatan bagi generasi Z untuk berinteraksi langsung dengan produk-produk tersebut.

Istilah batik berasal dari kosa kata bahasa Jawa, yaitu amba dan titik. Amba artinya kain, titik artinya cara memberi motif pada kain menggunakan malam cair dengan cara dititik-titik.
Menurut Susantio, D. (2010) Seni membatik mulai membudaya pada abad ke-12. Mula-mula berkembang di Pulau Jawa, terutama di daerah Surakarta (Solo) dan Yogyakarta. Diperkirakan batik mulai dikenal luas pada abad ke-17 M. Batik hanya dituliskan di daun lontar dan papan rumah adat Jawa dengan pola yang dibuat rata-rata tanaman dan hewan. Pada masa Kerajaan Majapahit motif batik makin berkembang dan bervariasi seperti abstrak, candi, awan, wayang, dan sebagainya. Sebuah catatan tertulis menyebutkan batik baru muncul pada 1518 di wilayah Galuh, sekitar Barat Laut Jawa di masa pra-Islam.  Karena terkenalnya batik tersebut, akhirnya para pembesar dari Kerajaan Mataram, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Demak menjadikan batik sebagai simbol budaya. Batik semakin berkembang setelah akhir abad ke-18, paling tidak awal abad ke-19. Batik yang dihasilkan mulanya adalah batik tulis sampai awal abad ke-20. Batik cap baru dikenal seusai Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920.  Dalam perkembangannya, proses pengerjaan membatik menggunakan bahan pewarna dari tanaman dan lumpur. Batik tidak hanya digunakan sebagai bahan pakaian, tetapi juga digunakan untuk berbagai hal seperti tas, dasi, sepatu, dan sebagainya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun