Mohon tunggu...
Naufal Rizky Fauzi
Naufal Rizky Fauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transformasi Pasar Oksigen Medis: Penurunan Angka Permintaan Setelah Puncak Pandemi COVID-19

5 Januari 2024   23:27 Diperbarui: 5 Januari 2024   23:32 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta Selatan - Setelah beberapa bulan bahkan tahun dunia menghadapi tekanan tinggi selama pandemi COVID-19, pasar oksigen medis mengalami perubahan. Permintaan oksigen medis, yang melonjak pada masa puncak pandemi, kini mengalami penurunan tajam, menciptakan dinamika baru di industri kesehatan.

Pada masa puncak pandemi, industri oksigen medis bekerja tanpa henti untuk memenuhi kebutuhan pasien yang mengalami kesulitan pernapasan akibat COVID-19. Permintaan yang melonjak memicu tantangan produksi dan distribusi, dengan beberapa wilayah bahkan mengalami kekurangan pasokan.

"Benar sekali, saat pandemi kemarin, tingkat permintaan oksigen medis sangat melonjak hingga mencapai 400 tabung ukuran 1m3 perhari, bisa dibilang yaa sekitar 4 kali lipat dari normalnya, jadi di toko itu bener-bener antri pembeli, bahkan sampai dijaga oleh pihak keamanan agar antrian pembeli tetap kondusif,  Alhamdulillahnya untuk pasokan dari pabrik, stok kita terpenuhi dan tersedia. Pada saat puncak pandemi itu kita hentikan dulu untuk permintaan pengisian tabung besar dan memprioritaskan pengisian tabung kecil, kita melakukan hal tersebut agar masyarakat merata bisa melalukan pengisian ulang tabung oksigen mereka." kata Fachryza, selaku pemilik toko Hikmah Gas Medical Oxygen yang terletak di Jalan Karang Tengah, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, saat di wawancarai di lokasi, Selasa (2/1/2024).

Namun, dengan menurunnya angka kasus dan peningkatan tingkat vaksinasi, permintaan oksigen medis mengalami penurunan yang signifikan. Para penjual oksigen medis dan ahli kesehatan berpendapat bahwa penurunan ini mencerminkan transisi masyarakat menuju fase pasca-pandemi, di mana kebutuhan akan oksigen tambahan berkurang.

Fachryza menambahkan "Untuk angka permintaan memang benar mengalami penurunan setelah masa pandemi COVID 19. Namun, untuk ditoko saya sendiri angka permintaan turun tetapi tidak drastis melainkan kembali normal layaknya sebelum ada pandemi ini." ujarnya.

Fachryza menyatakan bahwa sekarang berfokus pada penyesuaian strategi bisnis. Mengalihkan perhatian pada pengembangan produk kesehatan lain, memperkuat layanan penyimpanan dan distribusi oksigen medis untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang mungkin terjadi di masa depan.

Dari kacamata masyarakat dan pembeli hal tersebut dibenarkan bahwa adanya perbedaan yang cukup signifikan saat datang ketoko untuk membeli oksigen medis pada saat pandemi dan setelah masa pandemi. Arul, sebagai pelanggan menyatakan "wah parah banget pas pandemi kemarin, saya aja sampe antri dari subuh buat dapetin antriannya biar dapet stok yang ada, itu memang rame banget antrinya, ada kali di jaga sama 3 aparat biar yang antri pada engga berebut," Selasa (2/1/2024).

Arul menambahkan "kebetulan saya ini buat orang tua saya yang memang ada penyakit jantung dan harus stok setiap hari di rumah, jadi dari sebelum pandemi juga saya setiap hari kesini buat ngisi tabung oksigen ini, untuk sekarang sih sudah engga seramai pas pandemi jadi pas saya dateng ketoko bisa langsung di isi."

Penurunan tajam dalam permintaan oksigen medis menjadi cermin dari kemajuan dalam mengatasi pandemi COVID-19. Meskipun demikian, tantangan baru muncul dalam transformasi pasar ini, membutuhkan adaptasi dan inovasi dari para pelaku industri. Di sisi lain, masyarakat juga terdorong untuk tetap memprioritaskan kesehatan pribadi dan menerapkan perilaku hidup sehat sebagai kunci untuk memasuki fase normal baru yang lebih berkelanjutan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun