Mohon tunggu...
Naufalda Nur Zhafrani
Naufalda Nur Zhafrani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Negeri Malang

Masih seorang mahasiswi yang masih perlu banyak belajar. Suka segala hal tentang sastra.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengasuh Anak Tanpa Kekerasan

23 Mei 2022   19:35 Diperbarui: 23 Mei 2022   19:38 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kontrol psikologis terhadap anak bertujuan mengendalikan perilaku anak yang tidak sesuai dengan hatapan orang tua. Perilaku ini menjadi bagian dari cara orangtua menegakkan disipilin pada anak. sayangnya, pada orang tua dengan tingkat kemiskinan tinggi, punishment biasanya diberikan dalam bentuk hukuman fisik cukup sering terjad. 

Sedangkan, orang tua dengan status sosial tinggi tidak menggunakan cara yang sama untuk mendisipilinkan anak. Punishment dengan hukuman fisik justru membuat kualitas hubungan orang tua dan anak memburuk.

Orang tua memiliki persepsi dan caranya masing-masing dalam mendidik anak. Namun, apabila ada dalil agama yang memperbolehkan memukul anak untuk mendisiplinkannya, hendaknya pemahaman tersebut jangan dimakan mentah-mentah. Makna implisit dari pesan agama tersebut alangkah baiknya untuk dipahami betul. 

Pemahaman tersebut juga dapat dikembangkan bahwa memukul tidak selalu harus menggunakan tongkat. Memukul dapar diartikan sebagai kiasan dalam arti memukul dengan perkataan yang baik. Orang tua dapat mengembangkan makna cambuk menjadi memberi nasihat atau arahan agar anak berperilaku baik.

Langkah pertama yang dapat diambil dalam menghindari kekearasan mengasuh anak diantaranya; membuang kata-kata sarat kekerasan. Seperti kata-kata makian; bodoh, setan, goblok, ndablek, tidak berguna dll. Kosa kata tersebut mudah tertanam di benak anak dan dapat menimbulkan kebiasaan menggunakan kata-kata tersebut saat mereka bercanda.

Orang tua perlu mengingat dan sadar akan nilai-nilai baik kehidupan yang membentuk perubahan penuturan kepada anaknya. Dalam bertutur dengan anak pun perlu berhati-hati dan dapat memilih kata-kata yang tepat. 

Ketika orang tua jengkel dengan perilaku anak, alangkah lebih baik untuk mengalihkan perhatian lebih dahulu dan berusaha memindahkan emosi negatif ke aktivitas lain, sehingga anak terhindar dari sasaran kemarahan. Dan, selalu sabar dalam membimbing anak. Mengasuh anak merupakan perjalanan yang sangat panjang, dan tidak mungkin sebagai orang tua selalu kehilangan kontrol emosi setiap anak berbuat kesalahan.

Mahpur, Mohammad dkk., 2021. Metode Pengasuhan Anak : Membangun Lingkungan Positif Berbasis Partisipasi dan Kearifan Lokal. Malang: Madani.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun