Mohon tunggu...
Naufal Al Zahra
Naufal Al Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP UNSIL

Dari Sumedang untuk Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Spirit Al-Ma'un

19 Maret 2022   07:26 Diperbarui: 19 Maret 2022   07:30 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kyai Haji Ahmad Dahlan, (Sumber gambar: Wikipedia Indonesia). 

Siapa yang tak tahu dengan Kyai Haji Ahmad Dahlan? Nama tokoh pendiri Persyarikatan Muhammadiyah ini sepertinya sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Namanya kerap kali disejajarkan dengan Kyai Haji Hasjim Asy'ari yang juga adalah salah seorang pendiri Nahdlatul Ulama.


Ketokohan Kyai Haji Ahmad Dahlan dalam riwayat bangsa Indonesia jelas-jelas tak bisa dikesampingkan. Kiprahnya tidak terbatas sebagai tokoh yang mendirikan sebuah organisasi massa Islam terbesar. Namun juga seorang tokoh yang memiliki jasa dan sumbangsih besar bagi pembangunan Indonesia melalui amal usaha persyarikatan yang ia dirikan. Bahkan setelah ia sendiri wafat, warisan itu tetap bertahan dan semakin tumbuh subur di seantero negeri.

Kyai Haji Ahmad Dahlan adalah tipikal ulama yang mencurahkan perhatian dan pergerakannya untuk masyarakat. Tidak seperti ulama pada umumnya yang banyak mencetak pelbagai karya tulis, Ahmad Dahlan justru tidak menggeluti hal itu dan lebih banyak mencetak pelbagai hal yang kebermanfaatannya dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat tanpa kecuali.

Surat Al-Ma'un Sebagai Motivasi Pergerakan

MT Arifin dalam Muhammadiyah Potret yang Berubah (1990), menerangkan bahwa Kyai Haji Ahmad Dahlan terkenal karena sering memotivasi para pengikutnya agar giat beramal shalih berlandaskan surat Al-Maun. Lebih jelas lagi, Haji Sudja' menuturkan bahwa gurunya itu enggan melanjutkan pelajaran surat Al-Ma'un sampai murid-muridnya memahami dan mengamalkan kandungan ayat-ayatnya.

Kyai Haji Ahmad Dahlan bersama dengan murid-muridnya diriwayatkan pernah menolong anak-anak dhuafa. Setiap selesai mengaji, ia bersama dengan para muridnya bergerak bersama mengumpulkan anak-anak dhuafa di sekeliling kampung Kauman untuk dimandikan juga diberi pakaian yang layak. Saking seringnya Sang Kyai melakukan hal itu, akhirnya murid-murid Ahmad Dahlan rutin mengumpulkan uang untuk membeli sabun serta pakaian-pakaian yang layak untuk menyejahterakan kaum dhuafa.

Tak sampai di sana, Kyai Haji Ahmad Dahlan pernah membentuk sebuah perkumpulan yang bernama Fathul Ansrar wa Miftahus Sa'adah. Perkumpulan itu ditujukan Ahmad Dahlan untuk orang-orang yang broken home, pengangguran, dan anak-anak yang divonis nakal oleh masyarakat.

Merintis Wadah bagi Perempuan

Kyai Haji Ahmad Dahlan juga adalah seorang ulama yang memiliki visi yang jauh  pada zamannya. Sebagai ulama yang terdampak pengaruh pembaharuan Islam dari Timur Tengah, Ahmad Dahlan punya pandangan yang kurang lazim mengenai peran dan kedudukan perempuan.

Ia bersama dengan istrinya, Siti Walidah, berusaha agar pendidikan dapat diterima juga oleh kaum Hawa. Djarnawi Hadikusuma dalam Aliran Pembaruan Islam Dari Jamaluddin Al-Afghani hingga K.H. Ahmad Dahlan (2014), menjelaskan bahwa sejak Muhammadiyah didirikan, Kyai Haji Ahmad Dahlan menyediakan rumahnya sendiri untuk pengajian perempuan. Ia sendiri beserta Nyai Ahmad Dahlan bertindak sebagai gurunya dan secara bergiliran meluangkan waktu untuk mengajar kaum perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun