Langkah pertama dalam manajemen risiko adalah mengidentifikasi risiko dalam budidaya ikan lele. Risiko dapat berasal dari internal dan eksternal. Beberapa contoh risiko internal meliputi kurangnya modal, sumber daya manusia yang tidak terampil, dan pengelolaan yang tidak efisien. Sedangkan risiko eksternal mencakup kekeringan, banjir dan fluktuasi harga pasar
2. Penilaian risiko
Setelah risiko teridentifikasi, perlu dilakukan penilaian untuk menentukan seberapa besar kemungkinan risiko tersebut terjadi (likelihood) dan seberapa besar dampaknya jika terjadi (impact).
Matriks level risiko merupakan penentuan akhir nilai risiko yang diperoleh dengan cara mengalikan nilai likelihood dengan nilai impact.
3. Penanganan Risiko
Terdapat beberapa pilihan respon terhadap risiko, diantaranya :
- Risk Avoidance, untuk mengindari risiko dengan menghilangkan penyebab atau konsekuensi risiko
- Risk Reduction, untuk mengurangi kemungkinan atau dampak
- Risk acceptance, untuk menerima risiko yang berarti sama dengan menanggung seluruh tanggung jawab atas risiko yang terjadi
- Risk sharing, untuk mentransfer risiko dengan menggunakan opsi lain untuk mengurangi dampak
4. Pemantauan risiko
Perlu dilakukan pemantauan risiko secara berkala untuk memastikan bahwa tindakan penanganan risiko yang telah diterapkan efektif dan risiko tetap dapat dikendalikan. Pemantauan risiko juga penting untuk mengidentifikasi risiko-risiko baru yang mungkin muncul seiring waktu.
Strategi MitigasiÂ