Mohon tunggu...
Dessy Natalia
Dessy Natalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Energy Security - The Republic Indonesia of Defense University

Independent

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rusia vs Ukraina Memicu Krisis Energi

30 Agustus 2022   17:58 Diperbarui: 30 Agustus 2022   18:03 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pengumuman operasi militer oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis 24 Februari 2022 terhadap Ukraina di wilayah Donbass sangat mengejutkan dunia (Patrio, 2022). Meskipun intelijen Eropa dan Amerika Serikat (AS) sudah memprediksi sebelumnya. 

Amerika Serikat sendiri mengatakan bahwa Rusia memang sudah melakukan finalisasi persiapan serangan ke Ukraina. 

Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Anthony Blinken menyebut Kremlin telah mengumpulkan pasukannya di setiap sisi perbatasan dengan Ukrania dan AS telah melihat sebelumnya bahwa selama 24 hingga 48 jam terakhir membuat Rusia memberikan sentuhan akhir untuk menempatkan pasukannya di seluruh Ukraina sehingga perbatasan di setiap perbatasan dengan Ukraina, Rusia siap untuk invasi penuh (Sorongan, 2022). 

Serangan Rusia terhadap Ukraina tersebut merupakan serangan terbesar di Eropa pasca perang dunia ke II (Santoso & Sunyoto, 2022). Serangan tersebut masih terjadi hingga saat ini. Menurut data PBB, hanya dalam kurun waktu sebulan, seranggan ini membawa sebanyak 3,7 juta orang meninggalkan Ukraina sejak Invasi Rusia sebulan lalu dan 90 persen diantaranya adalah perempuan dan anak-anak (Puspaningrum, 2022).

Konflik yang telah terjadi memengaruhi dinamika ekspor-impor negara Rusia ataupun Ukraina. 

ebagai contoh, Jerman dan Qatar mengadakan dialog tentang masalah energi. Jrg Kukies, sekretaris negara di kantor kanselir federal, menyatakan bahwa dia telah bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani untuk membahas kerja sama di bidang energi dan investasi bisnis. Jerman mengumumkan dimulainya pembangunan dua terminal untuk menerima gas alam cair di Brunsbttel. 

Tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan Jerman pada pasokan Rusia. (Deutsche Welle, 2022). Tidak hanya itu, negara dengan ekonomi terbesar ketiga Eropa, Italia, mendapati hambatan untuk memenuhi kebutuhan pabriknya seperti kertas yang didorong oleh meroketnya harga gas alam. 

Tidak hanya itu, Pabrik Baja di Italia juga mematikan tungku listrik minggu lalu dan Para Nelayan dihadapi lonjakan harga minyak yang fantastis. 

Sekitar 40% listrik Italia dihasilkan dari gas alam yang sebagian besar berasal dari Rusia. Harga gas alam meningkat tahun lalu karena cadangan di Eropa berkurang, tetapi perusahaan mampu menstabilkan harga dan terus beroperasi. 

Namun, hal tersebut tidak berlaku pada masa invasi Rusia, ketika harga sudah tinggi melonjak dari 90 euro megawatt/jam menjadi lebih dari 300 euro megawatt/jam. (APNews, 2022).

Apabila kita melihat contoh sebelumnya, kedua fenomena tersebut sama-sama berbicara tentang energid. Konflik tersebut tidak hanya memengaruhi dinamika energi di Benua Eropa, tapi hampir seluruh dunia lewat kontrol harga minyak bumi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun