Bersyukur hidup di zaman ini. Zaman pemerintahan yang diktator. Begitulah Sabda Rasulullah saw. Diktator secara nasional maupun internasional. Setiap masa ada cara untuk mengisi zamanya.
Mereka yang hadir di era ini disebutkan sebagai saudaranya Rasulullah saw. Mereka yang berkata benar dihadapan penguasa yang zalim disebukan seperti penghulu para syuhada yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib. Sebaik-baiknya jihad adalah berkata benar dihadapan penguasa.
Bagaimana memalingkan umat dari kerusakan zaman? Bagaimana memalingkan umat dari kemaksiatan? Bagaimana memalingkan umat dari keterlenaan? Sibukan dan menyibukkan diri, begitulah kata Imam Al Ghazali di Ihya Ulumudin yang membahas tema tentang keajaiban hati.
 Apa yang dialami kaum muslimin di negri ini dan berbagai belahan dunia, berupa penindasan, pengusiran dan beragam kezaliman lainnya, bukan untuk menghancurkan, tetapi memperbaiki umat ini. Kerusakan umat yang parah harus diobati dengan cara-cara yang tidak biasa. Inilah bagian tarbiyah Allah kepada umat ini agar tidak hilang dimakan zaman.
Bagaimana jadinya bila tidak ada penyerbuan bangsa Eropa ke Yerusalem saat perang salib? Bagaimana seandainya tidak ada serbuan tentara Mongol ke Baghdad? Bagaimana seandainya tidak ada penjajahan Eropa ke negri-negri muslim? Mungkin akan bermunculan karakter bangsa Aad, Luth, Tsamud dan berbagai bangsa yang telah punah dihancurkan oleh kemaksiatan dan kezaliman didalam tubuh umat ini sendiri.
Shalahuddin Al Ayubi tidak akan menjadi panglima perang yang hebat bila tidak dihadapkan dengan ratusan peperangan sebelum memukul mundur tentara Salib. Muhammad al Fatih tidak akan menjadi Khalifah yang bisa merebut Konstatinopel sebelum menghadapi penghianatan-penghianatan dari bangsanya sendiri. Bermunculannya berbagai cara untuk menghancurkan umat ini untuk membangun karakter sebelum Allah mengamanahkan kepemimpinan  peradaban dunia kembali.
Allah selalu memiliki cara yang terbaik untuk mendidik umat ini. Kadang dimunculkan para pembaharu. Kadang dimunculkan pemimpin yang adil. Kadang pula dihadirkannya musuh-musuhnya. Kadang dimunculkan ulama yang sholeh. Yang jadi masalah, dimana peran dan posisi kita dalam semua pergolakan yang terjadi?
Adakah hidup yang penuh ketentraman melihat kondisi umat ini? Keresahan terhadap problematika umat ini dunia semoga menjadi penarik diturunkan ketentraman dari Allah di akhirat nanti. Bila hatimu terus gelisah dengan roda perjalanan umat ini? Bila hatimu tentram tak peduli dengan problematika umat ini, masihkah ada iman di dadamu?
Keresahan dirimu, tentang nasibmu atau umatmu? Ahli sejarah selalu mencatat, dalam kelemahan dan kelengahan umat, musuh itu akan didatangkan.