Mohon tunggu...
BaksoLahar Nasrulloh
BaksoLahar Nasrulloh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Owner Bakso Lahar, Channel Youtube Dengerin Hati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Engkau, "Istri Keduaku"

30 Oktober 2018   13:53 Diperbarui: 30 Oktober 2018   14:04 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Engkau memang tak bisa berbicara apalagi mendengar. Engkau selalu membersamai kemana saja pergi. Tak pernah menggerutu apalagi mengeluh. Namun perpisahan harus memisahkan kita. Engkau sahabat yang selalu diam.

Kebersamaanmu mengarungi perjalanan ilmu dan wirausaha. Bersamamu banyak kajian sejarah yang ku dengar. Banyak tilawah Al Qur'an yang engaku sajikan. Hingga beberapa juz Al Qur'an pernah dihafal. Bersama menghadiri training bisnis dan mengisi beragam pelatihan. Bersamamu beragam ide produk dan tulisan terus mengalir. Namun waktu kehidupan memang ada batasnya. Itulah yang tidak bisa kita hindari.

Bersamamu kita menjelajah hutan, gunung, kota dan desa. Membersamai bersama keluarga. Menemani rekreasi, terapi kesehatan dan mengantar tetangga. Kau tak pernah mengeluh walau medannya sangat berat, bertanah, bergelombang, meliuk dan sempit, disepanjang waktu. Kadang kita pun menikmati jalan yang lurus dan beraspal.

Engkau selalu menjadi saksi obrolan seriusku dengan istri. Engkau menjadi saksi candaan dan rayuan genitku pada istri. Engkau menjadi saksi berbagai sharing ilmu bersama istri. Saat aku berjalan sendiri, banyak yang bertanya, "Tidak bersama istri?" Saat saya dan istri berjalan tanpa mu, banyak orang yang menanyaimu. Mungkin engkau sudah menjadi istri keduaku.

Bila pulang ke rumah, engkaulah yang menemaniku mampir terlebih dahulu ke masjid di ujung jalan menuju rumah. Setelah shalat, barulah kita meneruskan perjalanan ke rumah. Yang selalu ku ingat, engkau tidak pernah ku bawa pada kemaksiatan. Yang ku ingat, engkau selalu ku bawa pada ketaatan. Semoga engkau menjadi saksi pemberat kebaikan di akhirat.

Masih teringat, ada saat kita berhenti sejenak. Menepi di jalan raya, karena saat itu jadwal ku mengisi kuliah on line di beberapa komunitas. Bukan itu saja, saat ngantuk mendera, engkaulah yang menemaniku tidur sejenak di tepian jalan. Engkaulah yang menjagaku dari debu dan asap jalanan. Engkaulah yang menjagaku agar suasana tetap hening untuk menjaga kelelapan tidur ku walapun hanya sesaat.

Hampir 2,5 tahun perjalanan kita. Awalnya engkau tak ada. Sekarang akan kembali tak ada.  Awalnya kita tak pernah bersama, sekarang kembali seperti kita tak pernah bersama. Hidup itu selalu datang dan pergi. Saat datang, sadarlah bahwa kelak dia akan pergi. Saat pergi, itulah hukum kehidupan. Terimakasih sudah membersamaiku dan keluarga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun