Mohon tunggu...
Nasrulloh Akhsanul Manani
Nasrulloh Akhsanul Manani Mohon Tunggu... Calon Guru Profesional

olahraga untuk pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Guru Olahraga dalam Pelestarian Permainan Tradisional

1 Maret 2025   20:25 Diperbarui: 1 Maret 2025   20:25 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Dokumentasi Kelompok 3)

Pada 26 Februari 2025, mahasiswa PPL PPG Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) mengadakan kegiatan bertema "Pengenalan dan Pelestarian Budaya Melalui Permainan Tradisional" di SMAN 2 Semarang. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan kembali permainan tradisional kepada para siswa, sekaligus mengurangi ketergantungan pada teknologi digital seperti gawai, yang semakin memengaruhi cara anak-anak berinteraksi dan bermain. Dalam kegiatan ini, peran guru olahraga SMAN 2 Semarang sangat penting, karena mereka tidak hanya terlibat dalam mendampingi siswa, tetapi juga memberikan bimbingan yang sangat berarti dalam pelaksanaan permainan tradisional.

Guru olahraga di SMAN 2 Semarang terlibat aktif dalam kegiatan ini sejak awal hingga akhir, memberikan arahan kepada siswa mengenai teknik permainan yang benar, serta menekankan pentingnya kerja sama tim. Dalam setiap permainan, seperti egrang, bakiak, gasing, dan tarik tambang, guru olahraga memastikan bahwa semua siswa dapat berpartisipasi secara maksimal dan mendapatkan manfaat dari setiap aktivitas. Mereka juga memberikan motivasi dan semangat, sehingga para siswa merasa lebih percaya diri untuk mencoba dan menikmati permainan yang mungkin baru mereka kenal.

Guru olahraga tidak hanya berperan sebagai pengarah dalam kegiatan fisik ini, tetapi juga sebagai pembimbing yang mengajarkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam permainan tradisional. Setiap permainan mengajarkan tentang kebersamaan, kesabaran, ketekunan, serta pentingnya komunikasi dalam kelompok. Dengan peran aktif ini, guru olahraga membantu membangun karakter siswa dan memperkuat hubungan sosial antar teman sekelas. Selain itu, mereka juga menjadi contoh dalam menghargai dan melestarikan budaya lokal yang ada.

Selama kegiatan berlangsung, para siswa menunjukkan antusiasme yang tinggi. Mereka dengan semangat mencoba berbagai permainan tradisional yang telah diperkenalkan oleh para mahasiswa PPL PPG UPGRIS dan dibimbing oleh guru olahraga. Antusiasme ini tidak lepas dari peran guru olahraga yang memberikan dukungan dan pengarahan, memastikan bahwa kegiatan ini berjalan dengan menyenangkan namun tetap mendidik. Para siswa merasa lebih percaya diri untuk mencoba dan menikmati permainan yang mungkin baru mereka kenal, berkat bimbingan yang diberikan oleh guru olahraga sepanjang acara.

Kegiatan ini juga didukung oleh narasumber dari Komunitas Kampoeng Hompimpa Semarang, sebuah komunitas yang bergerak di bidang sosial, budaya, dan pendidikan. Seperti yang dikatakan oleh narasumber, "Permainan tradisional mengajarkan tentang kebersamaan, menghargai alam, serta mengasah kreativitas." Para siswa diajak untuk tidak hanya melihat permainan tradisional sebagai hiburan, tetapi juga sebagai bagian dari warisan budaya yang perlu dijaga. Komunitas Kampoeng Hompimpa Semarang turut memberikan wawasan tentang pentingnya melestarikan permainan tradisional sebagai bagian dari budaya lokal.

Melestarikan permainan tradisional adalah langkah penting dalam mempertahankan budaya lokal yang sering terlupakan di tengah pesatnya perkembangan teknologi. Dalam konteks ini, guru olahraga memainkan peran krusial dalam memfasilitasi proses tersebut. Mereka tidak hanya mengenalkan siswa kepada permainan tradisional, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, seperti pentingnya kerjasama tim dan rasa tanggung jawab terhadap budaya. Keterlibatan aktif guru dalam kegiatan ini membuktikan bahwa pendidikan jasmani tidak hanya sebatas mengajarkan keterampilan fisik, tetapi juga membentuk karakter siswa.

Melalui pendekatan yang menyenangkan dan interaktif, diharapkan generasi muda dapat memahami dan menjaga nilai-nilai budaya yang diwariskan oleh generasi sebelumnya. Kegiatan seperti ini perlu diteruskan agar anak-anak dapat lebih mengenal dan mencintai permainan tradisional, sekaligus mengurangi ketergantungan mereka pada perangkat digital.

Program "Pengenalan dan Pelestarian Budaya Melalui Permainan Tradisional" di SMAN 2 Semarang sukses membangkitkan kembali semangat permainan tradisional di kalangan siswa. Kegiatan ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai pelajaran berharga bagi anak-anak untuk menghargai budaya lokal. Guru olahraga yang terlibat dalam kegiatan ini memberikan kontribusi besar dalam memastikan bahwa permainan tradisional tetap dilestarikan dan bahwa para siswa dapat memperoleh manfaat yang lebih dari sekadar bersenang-senang. Semoga kegiatan ini terus berlanjut dan menjadi bagian penting dalam pendidikan di SMAN 2 Semarang, agar permainan tradisional tetap lestari dan tidak tergantikan oleh perkembangan zaman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun