Mohon tunggu...
M. Nasir Pariusamahu
M. Nasir Pariusamahu Mohon Tunggu... Penulis - -

Saya Manusia Pembelajar. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfat untuk orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"The Power of Kepepet"

4 Desember 2017   15:42 Diperbarui: 4 Desember 2017   15:47 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hal ini, waktu kita banyak digunakan untuk menghitung hasil daripada mengkalkulasikan proses. Olehnya itu, sedapat mungkin kita mengantisipasi jenis manajemen ini dari diri kita. Kalaupun ada janganlah benar-benar kepepet. Istilahnya, sudah jatuh tertimpa tangga pula.

Lalu apa yang harus dilakukan agar terhindar dari penyakit ini?

Pertama, rubah niat dan kembalikan energi hidup. Manusia pada masa-masa tertentu berada pada kondisi kronis. Cepat marah, kurang antusias, tidak responsif, suka ngalihkan status handphone dll.

Kondisi ini jangan sampai membunuh karakter. Sehingga menyebabkan "amnesia". Olehnya itu, cepat-cepat bangun dan bercermin. Suka atau tidak suka, zaman telah berubah. You must to changes. Move on and go!

Kedua, tingkatkan doa yang khusus kepada Sang Kuasa. Peran Tuhan dalam takdir itu sangat penting. Dialah "sutradara" alam ini. Berdoalah kepadaku, niscaya akan kukabulkan," kataNya. Masing-masing kita punya harapan-harapan privasi. Satukan asamu dengan takdirNya. Disitu, tak ada yang bisa memutuskannya.

Ketiga, tersenyumlah dengan tugas yang diberikan. Sadari, esensi tugas bukanlah beban, tetapi sebagai ujian kualitas manusia dalam amal sosialnya. Tegasnya, masalah yang datang bukan menjadikan kita kerdil pikir, melainkan menjadi batu loncatan dalam mengasah kapabilitas diri. Jika sebagai orang beriman, jadinya ingat buah dialog Fatma Pasha dan putrinya dalam film 99 cahaya di Langit Eropa. Putrinya berkata," Katakan pada masalah besar "hai masalah besar, aku punya Allah Yang Maha Besar!".

Keempat, buat perencanaan yang matang dan terukur. Tak sekedar konsep. Banyak orang yang suka bicara, sedikit saja yang bekerja, banyak orang yang bekerja, tapi sedikit saja yang produktif. Banyak orang yang produktif, tetapi sedikit saja yang konsisten. Maka, kita termasuk kategori yang mana?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun