Sabtu 24 Agustus 2024, putri bungsuku mengikuti kompetisi melukis secara langsung (life painting) bertajuk lomba Colour Rush: Kompetisi Melikus Tingkat SMA/Sederajat di Graha Tumapel kota Malang Jawa Timur. Kompetisi tersebut merupakan bagian dari acara Designoholic Special Edition, pameran seni dan desain tahunan dan sekaligus bagian dari kegiatan Dies Natalis Universitas Negeri Malang (UM) ke-71.
Saat puteriku bilang ingin ikut lomba melukis, aku pikir tak lebih dari lomba mewarnai yang pernah dia ikuti saat masih kecil dulu. Sejak kecil putri bungsuku memang suka melukis dengan tablet. Lukisannya cukup bagus, tapi dia selalu menolak diikutkan kursus melukis.
Aku mulai heran ketika dia minta dibelikan perlengkapan melukis yang nama-namanya belum pernah kudengar dan harganya cukup mahal. Saat itulah aku mulai sadar, sepertinya ini bukan lomba melukis seperti biasanya.
Apalagi saat guru ekstrakurikulernya di sekolah datang memberi latihan melukis di atas kanvas dengan beragam alat tulis dan kuas beragam bentuk dan ukuran. Benar saja, ini lomba melukis beneran di atas kanvas seperti pelukis profesional.
Aku sempat ragu pada kemampuan dan terutama kesiapan puteriku untuk mengikuti lomba, karena seumur-umur dia hanyalah melukis di atas tablet. "Apa bisa melukis beneran?", tanyakan dalam hati.
Saat melihat hasil lukisan perdananya di kanvas, saya melihat sepertinya dia tidak terlalu sulit beradaptasi. Memang terlihat kaku dan kurang rapi, tapi sudah dapat membuat sapuan kuas tebal tipis meski tidak selancar saat melukis di atas tablet.
Meski kemampuan melukis dengan cat air dan cat akrilik di atas kanvas terlihat masih belepotan, dia begitu bersemangat untuk mengikuti lomba kali ini. Akupun sesemangat itu pula mendukungnya.
Sabtu sore, sehari sebelum lomba kami sudah berangkat, menempuh empat jam perjalanan menuju kota Malang. Rencananya putriku latihan melukis lagi di penginapan, tapi sayang sekali kanvas yang sudah disiapkan tertinggal di rumah dan tidak mungkin lagi membelinya karena hari sudah larut malam.
Pukul 09.00 pagi kami sampai Graha Tumapel yang lokasinya dekat alon-alon kota Malang. Beberapa anak muda, yang dari penampilannya saya tahu mereka mahasiswa, menyambut kami dengan ramah. Setelah diantarkan ke tempat sesuai pembagian peserta, kamipun mempersiapkan perlengkapan melukis.
Sekitar pukul 10.00 lomba dimulai, putriku mulai membuat sket lalu menggoreskan kuas di atas kanvas. Terlihat sekali dia masih canggung menggunakan alat lukis beneran, tapi semangatnya tampak begitu kuat.
Sedemikian seriusnya, sampai-sampai dia tidak sempat menyentuh makanan dan minuman yang aku sediakan di dekatnya. Setelah dua jam berlalu, akupun menyuapinya makanan dan minuman di tengah dia sibuk melukis.