Mohon tunggu...
Irfan Tamwifi
Irfan Tamwifi Mohon Tunggu... Pengajar

Bagikan Yang Kau Tahu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Selingkuh dengan Istriku

2 Oktober 2013   00:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:07 8076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13806468332138084854

Beberapa kali aku mengulur-ulur waktu setiap kali istriku mengajak bertemu. Setelah beberapa kali aku batalkan janji, wanita itu terlihat begitu kesal padaku. Celakanya, kekesalan itu dia lampiaskan padaku setiap kali aku di rumah. Bawaannya selalu marah-marah, dan hampir-hampir semua yang aku lakukan salah di hadapannya. Belakangan wanita itu terlihat begitu kasar pada anak-anakku.

Lucunya, dia selalu mengadukan kekesalannya padaku via akun palsuku. Bujuk rayu via akun palsuku saja yang mampu membuatnya luluh, dan mengubah sikapnya terutama pada anak-anakku. Hanya saja itu tak bertahan lama. Sepertinya dia sudah tak betah bersamaku dan anak-anakku. Dia hanya ingin bersamaku, si Zainal Palsu meski sekedar melepaskan rindu.

Aku tak punya pilihan lagi saat dia memaksa meminta nomor teleponku. Dia begitu marah saat aku enggan memberinya nomor handphone meski aku menolak dengan beribu alasan. Dengan berbagai bujuk rayu, akhirnya aku mengajaknya bertemu di sebuah hotel, sementara di rumah aku bilang padanya akan ke luar kota.

Aku sudah menunggunya di hotel saat istriku tiba di hotel itu, tetapi beberapa lama kubiarkan dia menunggu di lobby hingga rona wajahnya tampak begitu gelisah. Beberapa kali dia kirim pesan inbox padaku, tetapi aku selalu memintanya menunggu. Aku benar-benar tak tahu yang harus kulakukan pada istriku.

Aku benar-benar tak tahu apa reaksi istriku bila tahu aku hanya Zainal palsu. Saat kulihat dia mulai tak sabar dan berniat beranjak keluar, aku segera menelponnya.

"Mama jangan pergi dulu" pintaku.

"Pergi ke mana?" Sahutnya seakan tak paham maksudku, tetapi wajahnya menoleh ke sana ke mari seperti curiga padaku.

"Mama duduk aja dulu di lobby" pintaku sembari mendekatinya.

"Lho, pah? Katanya ke Jakarta?" Pekiknya dengan wajah terkejut.

"Hemh..." Gumamku menahan perasaan, dan wanita itu tampak mematung di hadapanku.

"Kita ke restoh dulu. Mama belum makan, kan?" Sambungku seraya menarik lengannya sambil berjalan ke sudut resto yang telah kupesan. Dia hanya menurut dan berusaha tenang meski rona wajahnya tampak kebingungan. "Sudahlah..." sergahku saat dia mencoba keluarkan iphone dari tasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun