Setidaknya ada empat kelemahan kurikulum 2013 yang diviralkan media sosial. Seperti dilansir dari Kompas.com, menurut Dewan Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta, yang diupload tanggal 12 Desember 2012, atau setahun sebelum Kurtilas diluncurkan, diasumsikan ada 4 kelemahan pada draf Kurtilas, yakni: (1) kurikulum 2013 bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (2) Guru tidak dilibatkan langsung dalam pengembangan kurikulum, (3) Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013; dan (4) Pemerintah mengintegrasikan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar.
Yang lucu, tampaknya mereka ingin menambah kelemahan lainnya. Disebutkan tambahan dari kelemahan kurikulum 2013 yaitu guru jarang menjelaskan, karena guru banyak yang beranggapan bahwa dengan kurikulum terbaru ini guru sudah tidak perlu menjelaskan materi yang disampaikannya. Padahal kita tahu bahwa belajar matematika, Â fisika, dan lain-lain, tidak cukup hanya membaca saja.Â
Apalagi buku paket dari pemerintah yang belum dibagikan banyak siswa yang mengeluh karena tidak bisa memahami materi. Yang lebih lucu, mereka menyatakan sulit menemukan kelebihan dari Kurtilas. Woh, proyek yang menghabiskan dana begitu banyak tidak ada kelebihannya. Namun, mereka juga mengatakan, mungkin yang menjadi kelebihan dari kurikulum 2013 adalah setiap anak atau siswa dituntut kreatif dan inovatif,selain itu ada juga yang namanya pengembangan karakter yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi.
Berbeda dengan pendapat sebagian masyarakat yang pesimis terhadap Kurtilas, Wamendikbud, prof. Musliar Kasim, memaparkan keunggulan Kurtilas dalam sebuah Seminar Nasional di Universitas Negeri Bung Hatta Padang. Menurut beliau, setidaknya dalam penyusunan Kurtilas melibatkan lebih dari 500 pakar pendidikan, dan diantaranya adalah guru dan dosen.Â
Upaya penyempurnaan Kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013 karena melihat hasil tren pelajaran matematika internasional, menunjukkan hasil dari matematika, bahasa dan sains anak-anak Indonesia nilainya rendah. Peserta didik dari Indonesia, hanya mampu menjawab soal-soal yang level kategori rendah hingga menengah saja, artinya bisa mencapai `intermediate`, sedangkan anak-anak dari berbagai negara seperti China, Korea dan Jepang termasuk Singapura, sudah dapat menjawab soal yang sulit dan level lanjutan. Jika dilihat data pada nilai matematika anak didik pada 2007 lebih tinggi dibandingkan pada 2011, hanya mampu menjawab soal-soal hafalan. Oleh karena itu, tiga mata pelajaran (bahasa, matematika dan sejarah) untuk tingkat SMA menjadi wajib dan posisi terdepan dibandingkan yang lainnya.
Sesuai dengan pandangan Pemerintah, yang diwakli Wamendikbud, perubahan kurikulum KTSP menjadi Kurtilas tidaklah menyalahi UU No. 14 Tahun 2004 tentang Sistem Pendidikan Nasional, karena perubahan kurikulum tidak meninggalkan kurikulum sebelumnya, melainkan menyempurnakannya, atau disesuaikan dengan kondisi zaman, dilandasi oleh kenyataan dari hasil survey nilai rerata siswa kita rendah, dibandingkan dengan negara-negara lain, bahkan untuk negara Asia. Berkenaan dengan KTSP yang baru tahap percobaan, belum ada evaluasi menyeluruh, bisa dijelaskan, bahwa dalam perjalanan KTSP belum dapat menjawab tantangan, dilihat dari hasil survey, sehingga disempurnakan dengan Kurtilas.
Pendapat yang menyatakan bahwa penyusunan Kurtilas tidak melibatkan guru, atau guru tidak terlibat langsung juga kurang tepat, sebab dalam penyusunan Kurtilas, seperti yang dikatakan Wamendikbud, penyusunan Kurikulum melibatkan lebih dari 500 ahli pendidikan, dari berbagai kalangan, termasuk widyaiswara, dosen, dan guru. Adapun pendapat yang menyatakan bahwa di dalam pembelajaran Kurikulum 2013, guru tidak memberikan penjelasan, karena hanya memotivasi siswa untuk membaca saja, padahal pelajaran eksak, seperti Matematika dan IPA, banyak yang memerlukan penjelasan rinci.Â
Dalam proses pembelajaran melalui berbagai metode, misalnya dengan discoveri, bukan berarti guru tidak memberi penjelasan, melainkan guru pada awalnya hanya menyampaikan bagian "cover"nya saja, lalu siswa mencari dan mencari, kemudian guru akan menyuruh siswa menyampaikan hasil eksplorasinya, dan guru menjelaskan di akhir, sebagai simpulan.
Diantara mereka yang menyatakan banyak kelemahan pada Kurtilas, juga mengakui adanya kelebihan. Diantara keunggulan kurikulum 2013 menurut mereka yaitu siswa harus aktif dan kreaktif tak seperti kurikulum sebelumya, materi dikurikulum terbaru ini lebih kepemecahan masalah. Jadi siswa untuk aktif mencari informasi agar tidak ketinggalan mengikuti materi pembelajaran. Â Penilaian didapat dari semua aspek. Jadi pengambilan nilai siswa bukan hanya didapat dari nilai ujianya saja, tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain-lain.
Nah, Kurtilas melalui pendekatan PAKEM-nya, selain sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh banyak negara maju, justru membangun sikap kreatif dan inovatif dalam memecahkan berbagai masalah, karena sesuangguhnya kelak siswa akan bertemu dengan banyak masalah dalam kehidupan, dan diharapkan mereka mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan dalam pembelajaran.
Banyak negara maju, seperti Taiwan yang sudah mampu memberikan pembelajaran yang bersifat link and mach. Para mahasiwa kejuruan misalnya, dapat kuliah sambil magang kerja. Dalam seminggu, tiga hari kuliah, dan tiga hari magang kerja. Hasil magang kerja, mampu membiayai pendidikan, termasuk akomodasi dan transportasi. Bahkan, mereka terbuka bagi negara lain, termasuk Indonesia, banyak mahasiswa yang kuliah dan magang kerja di sana. Walhasil, jika Kurtilas dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka akan menghasilkan output, generasi muda yang mandiri, cerdas dan kreatif. (BMTI)