Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Atlet - -

"Hidup adalah serangkaian perubahan yang alami dan spontan. Jangan tolak mereka karena itu hanya membuat penyesalan dan duka. Biarkan realita menjadi realita. Biarkan sesuatu mengalir dengan alami kemanapun mereka suka." -Lao Tzu.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Resume "Filsafat Ilmu Perspektif Pemikiran Islam"

7 Maret 2020   11:26 Diperbarui: 7 Maret 2020   11:33 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahap ini bangsa Yunani mulai berpikir sedalam-dalamnya tentang berbagai fenomena alam  yang begitu beragam, meninggalkan mitos-mitos untuk kemudian terus meneliti berdasarkan resoning power.

Thales misalnya yang pertama kali mempertanyakan dasar dari alam dan segala isinya. Dia mengatakan, bahwa asal mula dari segala sesuatu adalah air. Sedcangkan menurut Anaximandros, bahwa asal segala sesuatu adalah apeiron (yang tak terbatas ) yang disebabkan oleh penceraian (ekskrisis). Lain lagi dengan Anaximanes, dia berpendapat bahwa asal segala sesuatu adalah hawa atau udara.

Dalam hal logika deduktif, nama Aristoteles (384-322 SM) tidak bisa dilupakan. Dasar-dasar berpikirnya tetap mendominasi para ilmuwan di Eropa hingga dewasa ini. Aristoteles adalah murid Plato (427-347 SM) dan Plato adalah murid Sokrates (469-399 SM). Perbedaan pendapat pada masa ini sudah timbul meski dengan gurunya, seperti Plato dengan Aristoteles juga filsuf-filsuf yang lain.

Pasca Yunani, bangsa yang berbudaya tinggi adalah Romawi. Dapat dikatakan, bahwa dalam kegiatan keilmuan bangsa Romawi pada umumnya hanya berpegang teguh pada karya-karya tokoh Yunani, terutama Aristoteles yang tanpa banyak mengadakan perubahan (Cony, et.al., 1988: 14).

Pasca Hellenisme dan Romawi kemudian  disusul dengan masa Patristik, baik Patristik Timur maupu Barat. (Disebut demikian karena pada masa ini adalah masa bapak-bapak gereja, kira-kira pada abad ke-8). Para pemikir Kristen pada jaman ini mengambil sikap yang berbeda-beda, ada yang menerima filsafat Yunani da nada yang menolok mentah-mentah, karena filsafat dianggap berbahaya bagi iman Kristen (Harun Hadiwijoyo, 1989: 70).

Setelah itu kemudian muncul jaman pertengahan, atau disebut dengan jaman beru Eropa Barat. Sebutan Skolastik menggambarkan bahwa ilmu pengetahuan abad ini diajarkan oleh sekoolah-sekolah gereja (Harun, 1989: 87).

Hampir dua abad lamanya, filsafat modern yang dimulai sejak abad ke-16 disisi oleh pergumulan hebat antara rasionalisme dan empirisme, sehingga seorang pakar besar Immanuel Kant (1724-1804 M) dengan karyanya yang masyhur, kritik der reinen Vernuft berhasil "mengular" objektivitas ilmu pengetahuan modrn (Koento Wibisono, 1985: 7-8).

Filsafat Ilmu dan Perkembangnya
Filsafat ilmu sebagai kelanjutan dari perkembangan  filsafat pengetahuan, adalah juga merupakan cabang filsafat , ilmu yang objek sasarannya adalah ilmu, atau secara popular disebut dengan ilmu tentang ilmu. (Koento Wibisino, 1988: 6).
Dalam perkembangan selanjutnya, pada tahap sekarang ini filsafat ilmu juga mengarahkan pandanganya pada strategi pengembangan ilmu , yang menyangkut juga etik dan heuristic, bahkan sampai pada dimensi kebudayaan untuk menangkap arti dan makna bagi kehidupan umat manusia (Van Panursen, 1989: 96).

Objek Kajian Filsafat Ilmu
Ontologi
Ontologi merupakan salah satu  diantara alapangan-lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Ontologi merupakan azas dalam menetapkan batas ruang lingkup wujud yang menjadi objek penelaahan serta penafsiran tentang hakikat realitas (metafsika) (Jujun, 1986 :2). Paham idealisme atau spritualisme, materialiasme, dualisme, pluralisme dan seharusnya merupakan paham ontologis yang akan menentukan pendapat dan bahkan keyakinan kita masing-masing tentang apa dan bagaimana kebenaran dan kenyataan yang hendak disapai oleh ilmu itu (Koento Wibisono, 1988: 7).

Epistemologi
Secara umum pertanyaan-pertanyaan epistemologis menyagkut dua macam, yakni epistemology kefilsafatan yang erat hubungannya dengan psikologi dan pertanyaan-pertanyaan semantik yang menyangkut hubungan antara pengetahuan dengan objek pengetahuan tersebut (Kattsoff, 1987: 76).
Epistemologi meliputi tata cara dan sarana untuk mencapai pengetahuan. Perbedaan mengenai pilihan ontologik akan mengakibatkan perbedaan sarana yang akan digunakan yaitu; akal, pengalaman, budi, intuisi atau serana yang lain. Ditunjukan  bagaimana kelebihan dan kelemahan suatu cara pendekatan dan batas-batas validasi dari suatu yang diperoleh melalui suatu cara pendekatan ilmiah (Koento Wibisono, 1988: 7).
Secara garis besar terdapat dua aliran pokok dalam epistemology, yaitu rasionalisme dan empirisme, yang pada gilirannya kemudian muncul beberapa isme lain, misalnya: rasionalisme kritis (kritisme), (fenomenalisme), intuisionime, positivisme dan seterusnya.

Aksiologi
Aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai yang pada umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan. Aksiologi meliputi nilai-nilai, parameter bagi apa yang disebut sebagai kebenaran atau kenyatan itu, sebagaimana kehidupan kita yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan fisik material dan kawasan simbolik yang masing-masing menunjukkan aspeknya sendiri-sendiri. Lebih dari itu, aksiologi juga menunjukkan kaidah-kaidah apa yang harus kita perhatikan dalam menerapkan ilmu je dalam praksis (Van Melsen, 1990: 107).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun