Mohon tunggu...
Narendro Setyo Pratomo Baskoro
Narendro Setyo Pratomo Baskoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Law and Politic Enthusiast

Sarjana Hukum yang sedang menempuh pendidikan Magister Ilmu Politik di Universitas Indonesia. Partner Rima Baskoro & Partners Law Office.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tahun Baru, Menteri Baru, Harapan Baru

30 Desember 2020   19:06 Diperbarui: 30 Desember 2020   19:12 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh: Narendro Baskoro, S.H.

Teka teki reshuffle kabinet Indonesia Maju terjawab sudah, 22 Desember 2020 Presiden Joko Widodo mengumumkan 6 nama Menteri baru. Momen reshuffle Kabinet tersebut bukanlah sebuah kebetulan, karena di saat yang bersamaan pada beberapa minggu sebelumnya terdapat dua Menteri Kabinet Indonesia Maju yang ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

25 November 2020, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menjadi Menteri pertama di Kabinet Indonesia Maju yang ditangkap oleh Lembaga Anti Rasuah tersebut dalam dugaan penerimaan suap terkait izin ekspor benih lobster. Selang dua minggu kemudian, KPK kembali menangkap Menteri dari Kabinet Indonesia Maju yakni Menteri Sosial Juliari Batubara terkait program bantuan sosial covid-19.

Untuk mengisi kekosongan dua posisi Menteri tersebut dan demi keberlangsungan kinerja dua Kementerian tersebut maka Presiden Joko Widodo pun memutuskan melakukan reshuffle kabinet. Saat itu banyak nama-nama tokoh beredar yang diprediksi akan mengisi posisi dua Menteri tersebut.

Bahkan di sisi lain banyak berita yang mengatakan bahwa beberapa posisi Menteri lainnya juga akan ikut diganti oleh Presiden Joko Widodo. Benar saja, Presiden Joko Widodo tidak hanya melakukan pengisian terhadap dua posisi Menteri yang kosong tersebut, melainkan juga melakukan pergantian beberapa Menteri lainnya.

Menteri Kelautan dan Perikanan yang sebelumnya dijabat oleh Edhy Prabowo, kemudian diganti oleh Sakti Wahyu Trenggono yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan. Seperti diketahui bahwa Sakti Wahyu Trenggono bukanlah orang baru bagi Presiden Joko Widodo, Sakti Wahyu Trenggono yang memiliki latar belakang sebagai pengusaha telekomunikasi tersebut pernah menjadi bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'aruf pada Pilpres 2019.

Selanjutnya posisi Menteri Sosial yang sebelumnya dijabat oleh Juliari Batubara diganti oleh Tri Rismaharini. Walikota Surabaya dua periode tersebut dipilih oleh Presiden Joko Widodo karena dianggap mampu untuk membenahi carut-marut yang terjadi terkait program bantuan sosial covid-19 di Kementerian Sosial.

Menteri Agama yang sebelumnya dijabat oleh Fachrul Razi, diganti oleh Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut, diharapkan dapat melakukan terobosan-terobosan yang berbeda dari Menteri-Menteri sebelumnya terutama untuk meredam radikalisme.

Selanjutnya Menteri Perdagangan yang sebelumnya dijabat oleh Agus Suparmanto kemudian diganti oleh Muhammad Lutfi. Muhammad Lutfi yang memiliki latarbelakang pengusaha bukanlah wajah baru di Indonesia, ia pernah menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tahun 2005-2009, kemudian menjadi Duta Besar Indonesia untuk Jepang tahun 2010-2013 dan diangkat sebagai Menteri Perdagangan di akhir kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Kabinet Indonesia Bersatu II tahun 2014.

Sebelum dipilih sebagai Menteri Perdagangan oleh Presiden Joko Widodo, Lutfi merupakan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, sosoknya dianggap mampu dalam menggerakan sektor perdagangan terutama di masa pandemi covid-19 dan dapat membawa produk lokal bersaing di dunia.

Menteri Kesehatan yang sebelumnya dijabat oleh dr. Terawan Agus Putranto, diganti oleh Budi Gunadi Sadikin. Menteri Kesehatan dibawah kepemimpinan dr. Terawan cukup menarik perhatian masyarakat terutama dalam hal penanganan covid-19, yang mana saat itu ia sebagai orang nomor satu di Kementerian Kesehatan dianggap kurang mampu untuk menangani lonjakan kasus covid-19 yang terjadi di Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun