Mohon tunggu...
Rahayu Sundari, Spd, MM
Rahayu Sundari, Spd, MM Mohon Tunggu... -

Seorang Guru Bahasa Indonesia di SMAN 5 Palembang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berwawasan Melalui Perpustakaan Keliling

15 Maret 2015   17:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:37 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14264136651792347219

Buku adalah jendela dunia, pepatah yang memberikan tempat tertinggi untuk tulisan-tulisan yang ada dalam buku. Wawasan yang didapat dari membaca bukulah yang menjadi awal dari perkenalan dengan dunia yang lebih luas. Melalui halaman demi halaman dalam buku, kita mendapat informasi yang dapat membuka mata kita akan keajaiban dunia, hanya melalui jendela di halaman buku.

Beragam jenis buku ditawarkan kepada pembaca. Mereka tinggal memilih topik dan jenis apa yang ingin dibacanya, ada komedi, petualangan, cerita sejarah, roman, bahkan cerita fiksi ilmiah pun turut mewarnai ragam buku yang ada di masyarakat.

Layaknya dengan banyaknya jenis buku, minat baca pun semakin tinggi. Toko buku menjadi laris, perpustakaan ramai pengunjung, dan forum diskusi buku pun harusnya berkembang pesat. Namun sayang, kondisi tersebut seakan hanya sebatas utopia.

Jika kita lihat ke sekolah, debu-debu hampir setebal buku yang diselimutinya. Jarang terlihat perpustakaan yang ramai oleh siswa. Kalaupun ramai oleh siswa biasanya karena ada tugas mata pelajaran yang mengharuskannya membaca buku di perpustakaan.

Fenomena tersebut hampir terjadi di setiap sekolah. Maka perlu ada pembaharuan perpustakaan agar dapat meningkatkan minat baca siswa, salah satunya dengan memberdayakan layanan perpustakaan keliling.

Perpustakaan yang ada di sekolah kurang diminati siswa mungkin karena buku yang disediakan tidak beragam dan jarang ada regenerasi dengan menambah buku-buku baru. Situasi di perpustakaan juga mungkin kurang nyaman untuk membaca dan siswa tidak fleksibel untuk beraktivitas yang dapat mendukung kegiatan membacanya, seperti minum atau makan.

Sangatlah wajar jika perpustakaan menerapkan aturan yang ketat sebagai bentuk perlindungan terhadap aset masa depan, yaitu buku. Namun, tidak pula dapat dipungkiri aturan tersebut membuat siswa enggan untuk membaca buku-buku yang ada di dalamnya. Oleh karenanya, dengan menghadirkan perpustakaan keliling bisa menjadi alternatif solusi dalam meningkatkan minat baca siswa.

Perpustakaan keliling menghadirkan suasana baru sebuah perpustakaan. Dengan buku yang hampir selalu baru, perpustakaan keliling mampu menarik minat siswa untuk mengunjunginya.

Kendaraan perpustakaan keliling ditempatkan pada lokasi yang strategis agar dapat dilihat oleh siswa. Buku yang disiapkan dapat dibaca dimanapun sesuai kemauan siswa. Siswa juga fleksibel mencari lokasi yang nyaman bersama dengan teman-temannya sambil menikmati makanan atau minuman ringan yang mereka miliki. Mereka dapat berdiskusi santai, tertawa, dan bercanda bebas, suatu hal yang jarang dapat dilakukan di perpustakaan konvensional.

Perpustakaan keliling memang menawarkan perpustakaan dengan konsep berbeda. Yang perlu disediakan adalah buku-buku baru yang selalu berganti sesuai musimnya. Pelayanan yang bersahabat dan kedatangan yang rutin ke sekolah tentu akan menarik antusiasme siswa dan meningkatkan minat baca mereka.

Siswa yang hampir rata-rata remaja adalah siswa yang haus akan tantangan dan inovasi. Mereka membutuhkan sesuatu yang berbeda untuk menarik minatnya. Ditawarkannya perpustakaan keliling, diharapkan dapat menjadi awal terbentuknya rasa ingin tahu yang besar pada siswa sehingga mereka akan senantiasa haus akan ilmu pengetahuan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun