Mohon tunggu...
Nararya
Nararya Mohon Tunggu...

Blog pribadi: nararya1979.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Jokowi Membangkang Megawati; Pintu Masuk Ke Rekening Gendut

16 Januari 2015   17:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:01 3425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14213866191103551220

[caption id="attachment_391150" align="aligncenter" width="624" caption="Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kiri) dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kanan) saat menghadiri acara serial Seminar Dewan Guru Besar Universitas Indonesia, di Kampus UI Salemba, Jakarta, Sabtu (30/11/2013) Dany Permana/Kompas.com"][/caption]

Beberapa hari belakangan ini Kompasiana ramai dengan berita seputaran penunjukan Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri. Aneka ragam analisa politik bermunculan; selamat datang di Kompasiana!.

Tidak bisa dipungkiri realita politik di Indonesia terkait erat dengan tangan para penguasa parpol pengusung dan petingginya.  Sepanjang calon Presiden diusung oleh parpol, maka keterikatan sang calon terhadap partai pengusung dan parpol pendukungnya akan tetap ada.

Jokowi besar dan dibesarkan oleh PDI-P dalam karir politiknya. Partai wong cilik yang pada klimaksnya berhasil membuktikan bahwa rakyat kecil bisa melesat maju memimpin bangsa besar. Ada harapan sekaligus euforia bagi rakyat biasa untuk merasa dimengerti dengan majunya Jokowi sebagai capres yang diusung PDI-P.

Langkah cerdas bagi PDI-P sekaligus "pahit" bagi Megawati sang pembesar untuk memajukan Jokowi ketika itu. Sementara trah Soekarno justru harus menjadi pemain latar mendukung si wong ndeso yang memikat hati jutaan rakyat Indonesia, setelah puluhan tahun muak dengan gaya pejabat yang bisanya memerintah tanpa kerja nyata dan turun langsung melihat realita lapangan. Jokowi membawa harapan baru; rakyat merasa dekat dengan sang pemimpin dan didengarkan!.

Selalu ada harga yang harus dibayar. Saya bukan tidak menyadari sejak awal mendukung Jokowi bahwa ada keterikatan erat antara Jokowi dengan PDI-P, notabene Megawati sebagai pembesarnya. Pilihannya ketika itu antara Jokowi dan Prabowo;  bagi saya pribadi lebih ringan mendukung Jokowi karena paling tidak ini adalah wajah baru tanpa keterikatan mendalam dengan orde baru dan kasus hukum yang penyelesaiannya tidak jelas.

Satu hal lagi yang membuat Jokowi menjadi capres pilihan saya adalah sifatnya yang sederhana,  mau bekerja keras dan turun kebawah mendengarkan langsung suara rakyat.

Latar belakang perjalanan karir politik Jokowi inilah yang seharusnya tidak membuat kita heran mengapa Jokowi dalam kadar tertentu harus mengakomodir keinginan PDI-P yang mengerucut pada Megawati.

Bagaikan makan buah simalakama; dimakan ibu mati-tidak dimakan ayah mati. Pilihan yang sama sama tidak enak. Tapi dalam situasi dimana kita harus memilih, logika berperan besar. Ketika manfaat besar sukar diraih, maka secara rasional kita akan mengambil langkah yang paling tidak kurang merusak.

Daripada ribut mengkritisi suatu keputusan yang belum final soal penunjukan Kapolri, mengapa kita tidak mencoba melihat ini sebagai cara cerdas Jokowi menentang keinginan Megawati dengan gaya santun, sekaligus membuka celah mengusut rekening gendut para petinggi Polisi yang sejak jaman SBY stagnan dan senyap beritanya.

Dengan ditetapkannya Budi Gunawan sebagai tersangka, sekaligus sebagai calon Kapolri, maka ini menjadi issue yang benar benar panas dan menjadi sorotan publik dalam dan luar negri. PDI-P , dalam hal ini Megawati meski akan sangat kecewa sang calon kesayangan tidak bisa duduk sebagai Kapolri, akan tidak bisa banyak bersuara menyalahkan Jokowi karena bukan Jokowi yang menolak melainkan sistem hukum dan tanggung jawab moral terhadap masyarakat tidak memungkinkan itu terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun