Mohon tunggu...
Nara Ahirullah
Nara Ahirullah Mohon Tunggu... Konsultan - @ Surabaya - Jawa Timur

Jurnalis | Pengelola Sampah | Ketua Yayasan Kelola Sampah Indonesia (YAKSINDO) | Tenaga Ahli Sekolah Sampah Nusantara (SSN) | Konsultan, Edukator dan Pendamping Program Pengelolaan Sampah Kawasan. Email: nurrahmadahirullah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sumbangan Penting Rakyat Desa untuk Calon Pemimpinnya

23 Juni 2016   02:06 Diperbarui: 23 Juni 2016   02:41 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Assalamualaikum Sampang (2)

Pada dasarnya, orang desa sama kritisnya dengan orang kota dalam hal politik. Sama-sama sangat ingin tahu siapa sebenarnya pemimpin tertinggi mereka di tingkat kabupaten. Mereka juga pada dasarnya ingin tahu cara memperbaiki keadaan. Mereka sangat tertarik diajak memikirkan pola komunikasi jitu agar desa tidak ditinggalkan. Sebab, rakyat desa punya sumbangan penting untuk calon pemimpinnya, yakni keluh dan kesah. Sebab, pemimpin adalah penyambung lidah rakyat yang rakyatnya (Sukarno).

Kesamaan rakyat desa dengan penduduk kota lainnya adalah mereka sudah sangat paham politik. Ketika ada orang datang berpakaian agak rapi dan memperkenalkan diri, rakyat desa segera bertanya: ada kepentingan apa? Mata mereka sebagian berbinar senang karena sudah tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sebagian lagi agak memandang sinis karena merasa tertipu dalam peristiwa-peristiwa politik sebelumnya.

"Iya saya punya kepentingan. Itu selalu saya sampaikan di awal. Kadang sebelum ditanya saya sampaikan," ujar Moh. Hasan Jaelani yang adalah "Tretan Mamak" (baca: Assalamualaikum Sampang 1). Menurut dia, saat menyapa desa jelang Pilkada Sampang 2018, tak ada lagi yang bisa disembunyikan. Mereka sudah feeling apa yang diinginkan orang-orang yang pasang poster dan memperkenalkan dirinya.

Kepentingan yang paling utama dari blusukan, turun ke bawah (turba), serap aspirasi, gerilya, lor-nyelor, kampanye dini, menyapa rakyat atau apapun disebutnya adalah mencari dukungan. Tapi di depan itu, kepentingan orang yang belum dikenal rakyat secara luas adalah memperkenalkan diri. Mamak membawa kebiasaan baru ini di dunia politik Sampang. Ke depan konsekwensinya akan menarik.

Mamak mengungkapkan efektif acara perkenalan dirinya pada massa rakyat desa menghabiskan waktu paling lama 1 jam. Setelah itu acara ngobrol-ngobrolnya yang panjang. Dan sepertinya, acara ngobrol-ngobrol itulah inti dari acara pertemuan yang melibatkan orang-orang desa itu. Sebab, acara formal dan resmi dengan bahasa kaku sebentuk basa-basi sulit diterima. Orang desa akan lebih nyaman diajak ngobrol daripada diskusi. Lebih nyambung bicara sambil ketawa-ketiwi sambil nyeletuk-nyeletuk ketimbang berpendapat dalam forum yang ditengahi moderator.

Keakrapan yang terjalin dalam komunikasi egaliter itu membuka banyak tabir. Misalnya, ada warga desa yang tiba-tiba bertanya tentang kemungkinan Mamak berpoligami atau tidak sekarang dan nanti jika jadi pemimpin daerah. "Itu pertanyaan yang mengagetkan. Tapi saya jawab pertanyaan itu dengan baik. Yang bisa saya jawab, saya langsung jawab," jelas Mamak.

Ada juga pertanyaan lain yang tidak bisa langsung dijawab. Khusus yang itu rembukan yang kemudian berjalan. Yakni, memikirkan bersama bagaimana jalan keluarnya dan hasilnya secara tidak langsung jadi konsensus atau kontrak politik. Hal-hal lain seperti pertanyaan soal patthek (mente) yang jambunya dibuang misalnya. Orang desa bertanya pada Mamak tentang bagaimana jambu itu jangan dibuang tapi diolah.

Lain lagi pertanyaan tentang bagaimana kebutuhan desa seperti masalah jalan, pengairan, dan kekeringan yang sering tidak terakomodir dalam pelaksanaan pembangunan karena proses musrembang-musrembang sering hanya menjadi formalitas belaka. Ada juga pertanyaan ringan tentang bagaimana bisa mendapatkan bantuan membangun musala, madrasah, dan lainnya yang tak pernah dapat jawaban dari pemerintah. Sudah sering bikin proposal tapi bantuan tak kunjung datang.

Bagi Mamak, semua persoalan rakyat dan penyelesaiannya bertumpu pada komunikasi yang intensif. Jika komunikasi berjalan baik, bukan hanya pemerintah yang akan menyelesaikan semua masalah di rakyat. Tapi pemerintah dan rakyat secara bersama saling bantu menyelesaikan masalah itu. Maka harapan selanjutnya adalah muncul budaya baru dalam penyelesaian masalah rakyat. Yakni, kerja bareng pemerintah bersama rakyatnya. Kerja sama yang mengatur dengan yang diatur.

Mungkin bisa dimulai dari Sampang. Mengurangi kemiskinan kultural dengan mengajak rakyat bekerja sama dengan pemerintahnya. Memikirkan dan berjuang bersama mengubah keluh-kesah jadi prestasi berharga. Kira-kira dan mungkin begitu cita-cita jargon BANGKIT (Berdikari, Tangguh, dan Berkualitas)-nya Tretan Mamak. Semoga! (bersambung)

Penulis: Nara Akhirullah
Ketua Madura Agriculture Development (MAD)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun