Madura itu sebenarnya satu kesatuan. Dari ujung barat sampai paling timur. Daratan juga kepulauan. Dari selatan sampai utara.
Hanya nasib yang memisahkan. Ada wilayah yang paling tampak hidup karena masih ada kendaraan lalu lalang di atas jam 21.00. Sebaliknya, ada juga yang seperti kota mati begitu masuk waktu magrib atau isya. Sepi sekali.
Itu contoh kecil untuk menegaskan adanya kesenjangan di antara satu kesatuan Madura. Kesenjangan itu tampak antara barat dengan timur, daratan dengan kepulauan, selatan dengan utara. Namun, kesenjangan itu ada harapan bisa dibereskan dengan membangun kawasan Madura Utara.
Mari mengingat lagi berbagai wacana tentang membangun wilayah Madura bagian utara. Jika itu benar- benar terwujud kelak, itulah masa depan Madura Utara.
Saat Jembatan Suramadu baru beroperasi muncul pembicaraan bahwa di Kecamatan Ketapang, Sampang akan dibangun bandara internasional. Kecamatan Ketapang merupakan salah satu poros wilayah utara yang aktivitasnya cukup padat. Ketapang dipisahkan jarak sekitar 45 kilometer (km) dari ibukota kabupatennya yang di kawasan jalur tengah.
Rencana itu hingga kini belum ada kemajuan. Ada yang menyinggungnya pun tidak. Tapi saya yakin suatu saat rencana itu akan berjalan. Sebab, ada skenario besar pada tahun 2025 memajukan Madura.
Sebelum membangun bandara internasional di Ketapang, rupanya membangun pelabuhan internasional dinilai lebih perlu. Sebab, transportasi laut menjadi idola karena murah dan muat banyak. Apalagi Selat Lombok cukup dalam untuk jadi jalan masuk kapal kargo besar (terbesar di dunia sekali pun) ke Madura.
Menurut rencana yang sudah sering muncul, pelabuhan itu akan dibangun di Tanjung Bulu Pandan. Sebuah kawasan pesisir pantai di perbatasan Kecamatan Arosbaya dengan Kecamatan Klampis, Bangkalan Utara. Konon pembangunan pelabuhan ini sampai masuk peta Master Plan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang digagas Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Perekonomian. Yaitu untuk menyokong percepatan pembangunan Indonesia Timur.
MP3EI tentu hanya akan jadi dokumen belaka jika tak ada perbaikan infrastruktur jalan. Maka, sebelum membangun pelabuhan perlu membenahi dulu jalan di jalur utara. Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tidak lama ini merilis informasi akan mengucurkan dana direktif presiden Rp 500 miliar lebih untuk Madura. Sebagian untuk melebarkan jalan di jalur utara dari 4 meter menjadi masing- masing 8 meter sisi kiri dan kanan.
Tidak hanya itu,- rencananya juga- akan dibangun jalan tembus dari Jembatan Suramadu ke lokasi pelabuhan Tanjung Bulu Pandan. Meskipun hingga saat ini sejengkal tanah pun belum dibebaskan untuk dijadikan jalan.
Jadi, kira-kira masa depan Madura Utara itu begini:
Kalau jalan di jalur utara sudah dibangun menjadi masing- masing selebar 8 meter kanan- kiri, pelabuhan di Tanjung Bulu Pandan akan dibangun. Atau bahkan pelabuhan dibangun berbarengan dengan pelebaran jalan. Dengan tujuan menghemat biaya. Sebab, tak murah menggotong alat kerja ke Madura.
Setelah itu mulailah berdatangan kapal kargo membawa berbagai produk jadi, setengah jadi hingga bahan mentah. Kemudian setidaknya muncul pergudangan, industri assembly (perakitan) atau pabrik- pabrik untuk memenuhi kebutuhan gudang atau industri yang mulai tumbuh.
Aroma industrialisasi muncul. Investasi pun berdatangan. Pelabuhan- pelabuhan kecil hidup. Aktivitas pedagangan dari pelabuhan meluas ke daratan Bangkalan sampai Sumenep bagian utara. Pertumbuhan industri linear dengan volume mobilisasi. Maka dengan segera akan dibutuhkan alat transportasi cepat tanpa kemacetan. Bandara internasional di Ketapang akan dikebut pembangunannya. Rel- rel kereta api akan disambung lagi.
Jalan, pelabuhan, pergudangan, pabrik, investasi, mobilisasi orang dan barang akan menyibukkan Madura Utara. Perkembangan itu akan melahirkan efek terserapnya tenaga kerja, munculnya kreativitas home industri hingga kebangkitan industri pariwisata di semua Madura.
Semua itu akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Madura secara menyeluruh. Sudah bisa dibayangkan sekarang betapa kawasan utara sangat menentukan masa depan Madura kan?
Semua sudah direncanakan. Tinggal menunggu waktu realisasinya. Aamiin. (*)