Sayangnya, plastik memang tidak ramah di hilir karena menyebabkan sampah. Sebaliknya, selain plastik memang ramah di hilir karena bisa terurai sendiri dalam waktu tertentu.
Namun, selain plastik biasanya tidak ramah lingkungan di bagian hulunya atau proses produksinya. Dia membutuhkan sumber daya organik yang banyak, energi yang mahal, air melimpah dan menghasilkan limbah yang berbahaya. Karena berbagai faktor itulah biasanya harganya mahal di pasar.
Dengan kata lain, sesungguhnya tidak ada produk ramah lingkungan. Semua produk pasti punya celah tidak ramah lingkungan di antara hulu atau hilirnya.Â
Maka itu, UUPS sebenarnya sudah mewanti-wanti supaya ada pengelolaan. Sebab, produk apapun akan menghasilkan sampah. Baik yang sekali pakai maupun yang berkali pakai. Baik yang tidak ramah lingkungan maupun yang ramah lingkungan, semua harus dikelola.
Fungsi pengelolaan sampah bukan hanya pada produk tidak ramah lingkungan, tapi juga pada produk yang mengklaim ramah lingkungan. Maka seharusnya tidak ada lagi persaingan bisnis mengatasnamakan 'ramah lingkungan'.
Namun, pelaku bisnis label 'ramah lingkungan' terus saja memanfaatkan keawaman masyarakat pada regulasi persampahan. Nyatanya, bukan hanya masyarakat yang awam soal pengelolaan sampah sesuai regulasi. Â Kepala daerah pun banyak yang gagal paham. (nra)