Ade tidak segera menjawab. Ia tengah menyelesaikan makannya. Kantin masih banyak pengunjung. Waktu istirahat masih 15 menit lagi. Pandangan Tania menyapu ke arah para pengunjung
"Isteriku melarang. Baginya, itu hiburan yang inspiratif kendati ia merasa diremehkan. Katanya bisa dijadikan bahan penelitian studi kasus. Hehehe."
        "Walah...itu kan ulah gadis manja, merasa cantik, lalu nggak bisa menerima nasib."
        "Mengapa? Kan banyak yang senasib?"
        "Tapi menurutnya kan nggak secantik dirinya?"
        "Jadi, yang jelek harus pasrah pada nasib? Itu nggak adil."
        "Tapi ia mana mau tahu?"
        "Nggak mau tahu atau memang nggak tahu?"
        "Entahlah."
        "Sesekali harus dilatih berjalan menunduk. Jangan selalu mendongak seperti angsa."
        "Angsa kalau menunduk malah bahaya. Ia nyosori yang ada di bawah."