Mohon tunggu...
NB
NB Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Sedang doyan berfikir aneh

Berkhayal indah memang enak dan jadi pemenang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Komentar Paha Mulus, Pujian atau Pelecehan?

8 September 2020   21:23 Diperbarui: 8 September 2020   21:33 3986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
fotografer yunandri agus

Ada keriuhan di media sosial saat ini yaitu suatu tulisan yang di anggap melecehkan seorang wanita.

          Cuitan di media sosial yang di tulis bapak Cipta panca laksana seorang kader partai politik demokrat membuat berang seorang kader partai politik PSI Tsamara amany lantaran menulis tentang paha mulus seorang calon pemimpin daerah.

          Akhirnya seorang kader partai politik gerindra yang merasa di sorot ikut berang pula karena merasa di lecehkan. Dan terbitlah foto pelari pagi seorang  calon pemimpin daerah bernama Rahayu saraswati Djojohadikusuma.

          Pelan namun pasti cerita itu membuat otak saya berfikir, ada apa dengan paha mulus? Padahal setiap wanita senang jika tahu bahwa dia mempunyai fisik yang bagus.

          Wanita dengan kecantikannya mampu menekuk lututkan pria perkasa. Dengan kecantikan, wanita mampu meraih kekuasaan. Makanya setiap wanita pandai bersolek cantik.

          Setelah saya perhatikan kalimat yang di tuduhkan ternyata masalahnya bukan pada kata paha mulus melainkan tentang ibu Rahayu yang menjadi calon pemimpin daerah Tangerang.

          Sebenarnya kalimat tersebut tidak melecehkan suatu pihak tapi kalimat tersebut berisi jebakan politik.

          Hebatnya ibu Rahayu cerdik melihat jebakan itu. Beliau segera membuat pencerahan tentang kalimat yang bagi beberapa wanita adalah suatu pujian namun di ubah menjadi alat bantu pencitraan yang positif.

          Seandainya calon dari partai garuda emas itu mengucapkan terima kasih mungkin akan menghasilkan nilai negatif bagi karir politiknya. Karena wilayah Tangerang terkenal dengan budaya reliji warganya yang melarang berbuat tidak santun.

          Saya tidak punya niat membela bapak Panca karena belum ada perjanjian untung rugi tapi saya melihat bahwa kejadian ini bisa memberi hasil untuk prilaku sosial di masyarakat.

          Begini maksudnya, seorang pria bisa terpesona dengan kecantikan wanita lalu si pria mengungkapkan isi hatinya dengan memuji kecantikan wanita itu. Tapi karena si wanita tidak terima ucapan si pria maka si pria bisa menerima sikap buruk dari si wanita seperti tatapan sinis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun