Pertumbuhan UMKM kuliner di Yogyakarta terus meningkat, terutama di kawasan sekitar kampus. Persaingan yang ketat justru memunculkan inovasi dan keunikan tersendiri dari tiap usaha. Inovasi menjadi kunci utama untuk bertahan di tengah gempuran bisnis kuliner yang terus berkembang. Tak heran, banyak pelaku usaha yang berlomba-lomba menciptakan konsep baru, menyajikan menu yang menarik, serta memberikan pelayanan yang ramah dan efisien.
Salah satu yang berhasil menonjol di tengah persaingan ini adalah Kedai Cinta, sebuah kedai sederhana namun strategis yang tumbuh di tengah persaingan kuliner. Kedai ini berhasil mengambil hati mahasiswa karena menawarkan harga bersahabat, rasa yang konsisten, dan lingkungan yang ramah mahasiswa, menjadikannya tempat favorit bagi mereka.
Lokasi Strategis, Dekat Kampus
"Kedai ini didirikan pada tahun 2015, dan kini memiliki tiga cabang aktif yang semuanya berada di kawasan Demangan," ujar Azizah (20), mahasiswa semester 6 UIN Sunan Kalijaga yang bekerja di Kedai Cinta. Hal ini menjadikannya salah satu UMKM kuliner yang cukup menonjol di sekitar kampus UIN Sunan Kalijaga. Dalam perjalanannya, kedai ini terus memperkuat posisinya sebagai tempat kuliner yang mengerti kebutuhan mahasiswa, baik dari sisi menu, harga, hingga kenyamanan tempat.
Menu Variatif
Harga Murah Meriah
Tak perlu khawatir, semua menu tersebut tidak membuat kantong kering. Harga yang ditawarkan tergolong murah, mulai dari Rp5.000 hingga Rp10.000. Pembayaran juga sudah mendukung metode cashless seperti QRIS yang semakin memudahkan pelanggan. Kemudahan ini menjadi nilai tambah, terutama di era digital yang menuntut kecepatan dan kenyamanan dalam transaksi.
"Menu di Kedai Cinta variatif dan murah. Rasanya enak, cocok di lidah. Nggak heran banyak teman saya jadi langganan," ujar Hasna (19), salah satu mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang kerap mampir ke Kedai Cinta.
Bisa Pesan Online
Tak hanya itu, Kedai Cinta juga paham bagaimana menjangkau konsumennya lewat platform digital. Mereka hadir di layanan pemesanan online seperti ShopeeFood, GrabFood, dan GoFood. Hal ini tentunya membuka akses yang lebih luas bagi pelanggan yang ingin menikmati menu favorit tanpa harus datang langsung ke lokasi. Langkah ini membuktikan bahwa Kedai Cinta mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan tren konsumsi generasi muda.Â
Omzet Fantastis
Dalam sehari, Kedai Cinta bisa meraup omzet hingga Rp1 juta. Kedai Cinta telah membuktikan bahwa UMKM bisa berdaya saing bahkan di tengah gempuran kafe dan franchise besar yang menjamur di kota pelajar seperti Yogyakarta.Â
Bertahan, Berinovasi, Berkembang
Capaian tersebut tentu tidak diraih secara instan. Berdiri sejak tahun 2015, Kedai Cinta telah melewati berbagai tantangan khas pelaku UMKM, mulai dari persaingan ketat di kawasan kuliner sekitar kampus, hingga adaptasi terhadap selera konsumen yang terus berubah. Di awal perjalanan, mereka harus membangun kepercayaan pelanggan dari nol dan mengenalkan menu secara bertahap. Namun dengan konsistensi dalam menjaga kualitas, memperluas promosi secara online, serta keberanian untuk terus berinovasi, Kedai Cinta akhirnya mampu bertahan dan berkembang, bahkan membuka cabang di beberapa titik strategis kawasan Demangan.
Memberdayakan Mahasiswa
Salah satu aspek menarik dari Kedai Cinta adalah komitmennya untuk memberdayakan mahasiswa sebagai tenaga kerja. Mahasiswa dari UIN Sunan Kalijaga adalah prioritas utama bagi pemilik usahanya. Mereka bekerja dengan sistem shift, terbagi menjadi dua sesi, pagi (09.00-16.00) dan sore (16.00-23.00), dengan masing-masing shift diisi tiga orang. Sistem ini tidak hanya memberi penghasilan tambahan, tetapi juga memberikan pengalaman kerja nyata di dunia usaha.
"Saya kerja di sini sambil kuliah. Lumayan buat nambah pengalaman dan pemasukan. Sistem kerjanya fleksibel, jadi nggak ganggu kuliah," ujar Azizah.
"Harapannya ke depan, semoga Kedai Cinta makin ramai, bisa buka cabang di luar Jogja, bisa terus meningkatkan kualitas rasa dan pelayanan, supaya tetap relevan dengan kebutuhan konsumen yang semakin beragam," kata Azizah.
Kedai Cinta adalah UMKM yang sukses bukan karena besar, tetapi karena tepat sasaran dan dekat dengan hati pelanggannya. Di tengah perubahan zaman dan selera pasar yang dinamis, usaha kecil seperti Kedai Cinta mampu menunjukkan bahwa keberhasilan bisa diraih dengan semangat inovasi, konsistensi, dan keberpihakan pada kebutuhan konsumen lokal. Kedai ini bukan hanya menjual makanan, tetapi juga menghadirkan kenyamanan dan harapan bagi banyak orang.
Dengan strategi yang tepat, pengelolaan yang efisien, serta kemampuan beradaptasi secara digital, Kedai Cinta menunjukkan bagaimana usaha kecil bisa memiliki dampak ekonomi yang nyata. Keberadaannya bukan hanya menghidupi pemilik dan karyawannya, tetapi juga menciptakan ekosistem usaha yang tumbuh bersama komunitas mahasiswa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI