Mohon tunggu...
Nandini Najwa Azzahra
Nandini Najwa Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 24107030047

suka menjelajahi tempat baru, menonton film, mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menu Mulai Lima Ribuan, Tapi Omzet Tembus Sejuta: Kedai Cinta Buktikan UMKM Bisa Berkembang

8 Juni 2025   20:27 Diperbarui: 9 Juni 2025   07:28 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Penjual Kedai Cinta (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pertumbuhan UMKM kuliner di Yogyakarta terus meningkat, terutama di kawasan sekitar kampus. Persaingan yang ketat justru memunculkan inovasi dan keunikan tersendiri dari tiap usaha. Inovasi menjadi kunci utama untuk bertahan di tengah gempuran bisnis kuliner yang terus berkembang. Tak heran, banyak pelaku usaha yang berlomba-lomba menciptakan konsep baru, menyajikan menu yang menarik, serta memberikan pelayanan yang ramah dan efisien.

Salah satu yang berhasil menonjol di tengah persaingan ini adalah Kedai Cinta, sebuah kedai sederhana namun strategis yang tumbuh di tengah persaingan kuliner. Kedai ini berhasil mengambil hati mahasiswa karena menawarkan harga bersahabat, rasa yang konsisten, dan lingkungan yang ramah mahasiswa, menjadikannya tempat favorit bagi mereka.

Lokasi Strategis, Dekat Kampus

Potret Kedai Cinta dari Seberang Jalan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Potret Kedai Cinta dari Seberang Jalan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Kedai Cinta terletak di Jl. Bimo Kurdo No.29, Demangan, Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta. Lokasinya sangat strategis, yakni dekat dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga. Hal itulah yang menjadi kekuatan utama UMKM ini. Kedai Cinta sering menjadi pilihan tepat bagi mahasiswa yang ingin mengisi perut, menikmati minuman segar, atau sekadar mencari tempat istirahat sejenak di tengah padatnya aktivitas kuliah.

"Kedai ini didirikan pada tahun 2015, dan kini memiliki tiga cabang aktif yang semuanya berada di kawasan Demangan," ujar Azizah (20), mahasiswa semester 6 UIN Sunan Kalijaga yang bekerja di Kedai Cinta. Hal ini menjadikannya salah satu UMKM kuliner yang cukup menonjol di sekitar kampus UIN Sunan Kalijaga. Dalam perjalanannya, kedai ini terus memperkuat posisinya sebagai tempat kuliner yang mengerti kebutuhan mahasiswa, baik dari sisi menu, harga, hingga kenyamanan tempat.

Menu Variatif

Potret Menu Kedai Cinta (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Potret Menu Kedai Cinta (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Selain lokasi yang strategis, kekuatan Kedai Cinta juga terletak pada variasi menunya. Jenis makanan dan minuman yang ditawarkan mengikuti tren kuliner anak muda, mulai dari kopi kekinian, minuman berbasis susu (milk base), cokelat, squash, hingga brown sugar dan thai tea. Sementara untuk makanan, tersedia jajanan lokal seperti sempol ayam, pisang cokelat (piscok), cireng, kentang goreng, tahu walik, bakso mercon, hingga makanan Korea seperti tteokbokki dan odeng.

Harga Murah Meriah

Tak perlu khawatir, semua menu tersebut tidak membuat kantong kering. Harga yang ditawarkan tergolong murah, mulai dari Rp5.000 hingga Rp10.000. Pembayaran juga sudah mendukung metode cashless seperti QRIS yang semakin memudahkan pelanggan. Kemudahan ini menjadi nilai tambah, terutama di era digital yang menuntut kecepatan dan kenyamanan dalam transaksi.

"Menu di Kedai Cinta variatif dan murah. Rasanya enak, cocok di lidah. Nggak heran banyak teman saya jadi langganan," ujar Hasna (19), salah satu mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang kerap mampir ke Kedai Cinta.

Bisa Pesan Online

Tak hanya itu, Kedai Cinta juga paham bagaimana menjangkau konsumennya lewat platform digital. Mereka hadir di layanan pemesanan online seperti ShopeeFood, GrabFood, dan GoFood. Hal ini tentunya membuka akses yang lebih luas bagi pelanggan yang ingin menikmati menu favorit tanpa harus datang langsung ke lokasi. Langkah ini membuktikan bahwa Kedai Cinta mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan tren konsumsi generasi muda. 

Potret Spanduk Menu di Seberang Jalan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Potret Spanduk Menu di Seberang Jalan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Selain itu, promosi offline juga dilakukan dengan memasang spanduk besar yang terpampang di seberang jalan, sehingga pengendara maupun pejalan kaki dapat langsung mengenali keberadaan kedai ini.

Omzet Fantastis

Dalam sehari, Kedai Cinta bisa meraup omzet hingga Rp1 juta. Kedai Cinta telah membuktikan bahwa UMKM bisa berdaya saing bahkan di tengah gempuran kafe dan franchise besar yang menjamur di kota pelajar seperti Yogyakarta. 

Bertahan, Berinovasi, Berkembang

Capaian tersebut tentu tidak diraih secara instan. Berdiri sejak tahun 2015, Kedai Cinta telah melewati berbagai tantangan khas pelaku UMKM, mulai dari persaingan ketat di kawasan kuliner sekitar kampus, hingga adaptasi terhadap selera konsumen yang terus berubah. Di awal perjalanan, mereka harus membangun kepercayaan pelanggan dari nol dan mengenalkan menu secara bertahap. Namun dengan konsistensi dalam menjaga kualitas, memperluas promosi secara online, serta keberanian untuk terus berinovasi, Kedai Cinta akhirnya mampu bertahan dan berkembang, bahkan membuka cabang di beberapa titik strategis kawasan Demangan.

Memberdayakan Mahasiswa

Salah satu aspek menarik dari Kedai Cinta adalah komitmennya untuk memberdayakan mahasiswa sebagai tenaga kerja. Mahasiswa dari UIN Sunan Kalijaga adalah prioritas utama bagi pemilik usahanya. Mereka bekerja dengan sistem shift, terbagi menjadi dua sesi, pagi (09.00-16.00) dan sore (16.00-23.00), dengan masing-masing shift diisi tiga orang. Sistem ini tidak hanya memberi penghasilan tambahan, tetapi juga memberikan pengalaman kerja nyata di dunia usaha.

"Saya kerja di sini sambil kuliah. Lumayan buat nambah pengalaman dan pemasukan. Sistem kerjanya fleksibel, jadi nggak ganggu kuliah," ujar Azizah.

Potret Bersama Penjual Kedai Cinta (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Potret Bersama Penjual Kedai Cinta (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

"Harapannya ke depan, semoga Kedai Cinta makin ramai, bisa buka cabang di luar Jogja, bisa terus meningkatkan kualitas rasa dan pelayanan, supaya tetap relevan dengan kebutuhan konsumen yang semakin beragam," kata Azizah.

Kedai Cinta adalah UMKM yang sukses bukan karena besar, tetapi karena tepat sasaran dan dekat dengan hati pelanggannya. Di tengah perubahan zaman dan selera pasar yang dinamis, usaha kecil seperti Kedai Cinta mampu menunjukkan bahwa keberhasilan bisa diraih dengan semangat inovasi, konsistensi, dan keberpihakan pada kebutuhan konsumen lokal. Kedai ini bukan hanya menjual makanan, tetapi juga menghadirkan kenyamanan dan harapan bagi banyak orang.

Dengan strategi yang tepat, pengelolaan yang efisien, serta kemampuan beradaptasi secara digital, Kedai Cinta menunjukkan bagaimana usaha kecil bisa memiliki dampak ekonomi yang nyata. Keberadaannya bukan hanya menghidupi pemilik dan karyawannya, tetapi juga menciptakan ekosistem usaha yang tumbuh bersama komunitas mahasiswa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun