Omzet Fantastis
Dalam sehari, Kedai Cinta bisa meraup omzet hingga Rp1 juta. Kedai Cinta telah membuktikan bahwa UMKM bisa berdaya saing bahkan di tengah gempuran kafe dan franchise besar yang menjamur di kota pelajar seperti Yogyakarta.Â
Bertahan, Berinovasi, Berkembang
Capaian tersebut tentu tidak diraih secara instan. Berdiri sejak tahun 2015, Kedai Cinta telah melewati berbagai tantangan khas pelaku UMKM, mulai dari persaingan ketat di kawasan kuliner sekitar kampus, hingga adaptasi terhadap selera konsumen yang terus berubah. Di awal perjalanan, mereka harus membangun kepercayaan pelanggan dari nol dan mengenalkan menu secara bertahap. Namun dengan konsistensi dalam menjaga kualitas, memperluas promosi secara online, serta keberanian untuk terus berinovasi, Kedai Cinta akhirnya mampu bertahan dan berkembang, bahkan membuka cabang di beberapa titik strategis kawasan Demangan.
Memberdayakan Mahasiswa
Salah satu aspek menarik dari Kedai Cinta adalah komitmennya untuk memberdayakan mahasiswa sebagai tenaga kerja. Mahasiswa dari UIN Sunan Kalijaga adalah prioritas utama bagi pemilik usahanya. Mereka bekerja dengan sistem shift, terbagi menjadi dua sesi, pagi (09.00-16.00) dan sore (16.00-23.00), dengan masing-masing shift diisi tiga orang. Sistem ini tidak hanya memberi penghasilan tambahan, tetapi juga memberikan pengalaman kerja nyata di dunia usaha.
"Saya kerja di sini sambil kuliah. Lumayan buat nambah pengalaman dan pemasukan. Sistem kerjanya fleksibel, jadi nggak ganggu kuliah," ujar Azizah.
"Harapannya ke depan, semoga Kedai Cinta makin ramai, bisa buka cabang di luar Jogja, bisa terus meningkatkan kualitas rasa dan pelayanan, supaya tetap relevan dengan kebutuhan konsumen yang semakin beragam," kata Azizah.
Kedai Cinta adalah UMKM yang sukses bukan karena besar, tetapi karena tepat sasaran dan dekat dengan hati pelanggannya. Di tengah perubahan zaman dan selera pasar yang dinamis, usaha kecil seperti Kedai Cinta mampu menunjukkan bahwa keberhasilan bisa diraih dengan semangat inovasi, konsistensi, dan keberpihakan pada kebutuhan konsumen lokal. Kedai ini bukan hanya menjual makanan, tetapi juga menghadirkan kenyamanan dan harapan bagi banyak orang.
Dengan strategi yang tepat, pengelolaan yang efisien, serta kemampuan beradaptasi secara digital, Kedai Cinta menunjukkan bagaimana usaha kecil bisa memiliki dampak ekonomi yang nyata. Keberadaannya bukan hanya menghidupi pemilik dan karyawannya, tetapi juga menciptakan ekosistem usaha yang tumbuh bersama komunitas mahasiswa.