Mohon tunggu...
Nandang Fah
Nandang Fah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Nandang Fahrurozi

Nandang Fahrurozi , Mahasiswa STIDDI Al-Hikmah Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Strategi Marketing Pedagang Kaki Lima

5 April 2021   22:41 Diperbarui: 5 April 2021   22:49 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Selain modal, jenis usaha dan tempat usaha adalah hal yang nggak kalah penting untuk dilakukan saat memulai sebuah usaha yakni menentukan langkah marketing. Strategi marketing ini menjadi salah satu hal yang paling menentukan kelanjutan sebuah usaha. Tanpa marketing atau pemasaran, produk kamu sulit untuk dikenal orang. 

Oleh karena itu, setiap anda  ingin memulai sebuah usaha, pastinya harus mempersiapkan segala sesuatu secara matang, termasuk soal strategi marketing yang akan dipakai nantinya.

Masing-masing pelaku usaha tentunya memiliki cara marketing masing-masing tergantung dengan kebutuhan tempat usaha mereka. Biasanya , cara marketing ini disesuaikan dengan karakter masing-masing tempat usahanya. 

Di zaman modern ini, marketing dilakukan dengan cara memanfaatkan berbagai media untuk mengenalkan produk usaha. Mulai dari media sosial, media massa maupun media-media lain seperti spanduk, brosur maupun stiker . 

Namun ada bebrapa langkah yang sekarang mulai dilakukan oleh para pedagang kaki lima yang cara jualannya adalah dengan fokus keliling , dan mereka menambahkan speaker atau toa sebagai alat bantu marketingnya . sebut saja Adi bayu , karyawan Martabak mini Laris manis , ia setiap hari mendorong grobak tanpa henti dari pagi sampai menjelang Magrib kecuali Makan dan melaksanakan ibadah wajib . ia terus berkeliling dari gang ke gang dar satu jaln ke jalan lainnya dan sjarang untuk mangkal , karena grobaknya dipasilitasi oleh bos nya dengan Speaker , dengan speker dan jinggle yang khas itulah Adi Bayu mampu memanggil pelanggan , khususnya anak-anak untuk membeli Martabak mini nya itu .

setelah dianalisa , memang jualan keliling menggunakan Speaker jinggle lebih efektif dibandingkan jualan tanpa speaker dalam artian media untuk marketing itu sendiri . sebelum bergabung menjadi karyawan martabak mini Adi mempunyai usaha sendiri yaitu jualan Cilor namun omsetnya tak sebesar ketika ia berjualan Martabak mini , ketia ia berjualan cilor sehari ia mendapatkan Rp.150.000 - Rp.180.000 tapi setelah ia bergabung ke Martabak mini dengan marketing Speaker tadi Omset ia sehari mendapat Rp.500.000 - Rp.550.000 .

tentunya strategi ini bisa di aplikasikan ke berbagai jajanan lain seperti Bakpau , kue Rangi dan lain sebagiinya .

semoga artikel ini bermanfaat , Terimakasih 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun