Mohon tunggu...
Nandang Darana
Nandang Darana Mohon Tunggu... Pegiat di Ruang Belajar Masyarakat

Hobi menulis dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Surat Dari Seorang Kawan: Bermula dari Luka, Berujung di Kesadaran

15 Oktober 2025   23:27 Diperbarui: 15 Oktober 2025   23:27 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Salam!

Sejak lama, lirik Iwan Fals, "Keinginan adalah sumber penderitaan," terasa sebagai melodi yang indah, namun maknanya masih jauh dari jangkauan. Barulah ketika saya dikhianati oleh seorang kawan, kalimat itu menghentak menjadi sebuah kesadaran. Reaksi awal saya adalah badai kemarahan dan kesedihan. Namun, melalui perenungan yang sunyi, saya menyadari bahwa rasa sakit yang sesungguhnya bukan disebabkan oleh tindakan pengkhianatan itu sendiri. Penderitaan saya, ternyata, berakar pada keinginan saya yang melekat agar kawan itu tidak berkhianat---sebuah harapan yang menabrak kenyataan.


Inilah titik balik yang memaksa saya mencari pemahaman yang lebih dalam. Kedewasaan batin sejati, saya pikir, tidak ditemukan dalam menghindari luka, melainkan dalam mengisolasi sumber penderitaan itu. Proses ini menuntut komitmen untuk mengenali akar keinginan, mempraktikkan penerimaan aktif terhadap realitas, dan mengubah luka menjadi catatan penting untuk masa depan.


Mengenali Akar Penderitaan

Langkah pertama menuju kedewasaan batin adalah dengan jujur menelanjangi sumber penderitaan. Pengkhianatan adalah tindakan eksternal yang berada di luar kendali kita. Penderitaan kita, yang bermanifestasi sebagai kekesalan atau kepahitan berkepanjangan, adalah respons internal terhadap ketidakcocokan antara harapan dan kenyataan.


Dalam bahasa Buddha, inilah dukkha---penderitaan yang muncul karena kemelekatan (tanha) pada sesuatu yang tidak kekal. Kita menderita karena kita melekat pada harapan bahwa kawan harus setia, hubungan harus sempurna, dan dunia harus berjalan sesuai kehendak kita. Padahal, sebagaimana diingatkan Epictetus, "Yang menyakitkan bukan peristiwa itu sendiri, melainkan penilaian kita terhadapnya." Dengan mengakui bahwa kita tidak dapat mengontrol tindakan orang lain, kita sesungguhnya sedang mematikan sebagian besar bahan bakar penderitaan.


Kekuatan Penerimaan Aktif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun