Mohon tunggu...
Andesna Nanda
Andesna Nanda Mohon Tunggu... Konsultan - You Are What You Read

Kolumnis di Kompas.com. Menyelesaikan S3 di Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Kita Suka Memberi Sebelum Menerima? Belajar dari Behavioral Science

16 Mei 2021   13:38 Diperbarui: 18 Mei 2021   22:27 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pemberian. Sumber: Foto oleh Karolina Grabowska dari Pexels

Saya juga paham kenapa Amazon,Grammarly, dan yang lain-lain punya caranya masing-masing untuk menggunakan reciprocity. 

Yang terpenting adalah reciprocity bisa menjadi alat persuasi yang ampuh jika diterapkan secara etis pada konsumen.

Jenis-Jenis Reciprocity

Untuk lebih mudah memahami reciprocity, perhatikan gambar di bawah ini:

Ilustrasi Reciprocity. Sumber: Dok. Pribadi
Ilustrasi Reciprocity. Sumber: Dok. Pribadi
Gambar yang kiri menjelaskan reciprocity yang tidak berbalas atau tidak mengharapkan balasan.  Reciprocity ini sering kali melibatkan pertukaran antara keluarga atau teman. Tidak ada harapan akan balas budi; sebaliknya, kita hanya melakukan sesuatu untuk orang lain berdasarkan asumsi bahwa orang lain akan melakukan hal yang sama untuk mereka.

Kemudian gambar yang tengah merupakan pola yang saya yakin hampir setiap dari kita akan berharap kebaikan atau pemberian akan berbalas hal yang sama. Dalam beberapa kondisi malahan berharap lebih.

Biasanya gambar yang di posisi tengah ini juga melibatkan hitung-hitungan yang sifatnya ekonomis antara nilai pertukaran dan harapan bahwa bantuan akan dikembalikan dalam jangka waktu yang ditentukan. 

Gambar terakhir di posisi kanan menjelaskan tentang pola yang ruwet. Iya, ruwet. Kenapa ruwet? Karena melibatkan banyak faktor. Ada faktor salah satu pihak mengharapkan berlebihan atau juga faktor-faktor pribadi. Gambar yang tengah ini juga biasanya melibatkan pertukaran yang sifatnya negatif.

Jadi gambar mana yang harus kita pilih? Bagi saya yang terpenting kita tahu menempatkan diri. Kapan harus mengharapkan balasan dan kapan kita harus mengikhlaskan. 

Yang terpenting jangan sampai kita terjatuh ke reciprocity yang ruwet dan negatif untuk diri kita sendiri ataupun orang-orang disekitar kita.

Kesimpulan Akhir

Dari uraian diatas memperlihatkan bahwa reciprocity bagaikan pedang bermata dua. Kita bisa menggunakannya untuk mengembangkan bisnis dan jaringan kita atau sebaliknya kita malahan terhanyut untuk melakukannya dengan tujuan yang negatif.

Semuanya terpulang kembali ke diri kita masing-masing. Yang jelas menurut saya reciprocity juga memungkinkan kita membantu orang lain menyelesaikan hal-hal yang tidak dapat mereka lakukan sendiri. Kerelaan menjadi kunci utama dalam hal ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun