Mohon tunggu...
Nanda Nuriyana SSiTMKM
Nanda Nuriyana SSiTMKM Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Praktisi dan Akademisi

BERTUGAS DI RUMAH SAKIT dr FAUZIAH BIREUEN BAGIAN KONSELOR HIV AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Catatan Dodol Emak Rempong

22 Januari 2023   17:45 Diperbarui: 22 Januari 2023   17:47 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kadang kita terlalu mengharapkan banyak cinta, tetapi lupa memberikan rasa yang sama pada orang lain. Arogan." ~Nirania

Aku ingin membagikan sebuah kisah tentang  kehidupan bertetangga di tempatku. Anehnya ibu-ibu di sana mempunyai circle pertemanan yang mirip geng anak muda jaman now. Uniknya mereka  mempunyai kebiasaan ngerumpi di bale-bale depan rumah bu RT dan di acara mejeng sore-sore. Para ibu-ibu kerap membahas tentang hal kecil sampai hal besar. Dari bantuan BLT sampai bantuan Bansos. Kebiasaan bermusyawarah yang patut dilestarikan dalam versi yang berbeda. Apakah di tempat kalian juga sama seperti dalam kisahku?

Sebenarnya, kenapa aku jarang nimbrung dengan ibu-ibu para tetanggaku, karena berbagai  aktivitas di kantor sangat padat, kemudian mempunyai job sampingan begitu menyita waktu. Sekarang, ditambah lagi rutinitas menulis mengikuti berbagai challenge, tetapi itu bukanlah penghalang serius buatku.

Nah, aku dianggap malas bersosialisasi dengan mereka pada acara ngerumpi dan konkow sore-sore berujung pindah tayang menceritakan si polan dan si polen.

"Biarlah menjadi bahan gosip, aku malah acuh dibuat heboh gitu," tandasku sok cuek sembari menghibur diri. Akan tetapi, ada mulut usil menggibah dan enaknya di cabein aja.

"Huft, ada si tukungg rusuh!"

Aku di bilangnya sombong, tak pernah ngumpul dengan para tetangga, kemudian sok sibuk dan jarang keluar rumah. Mungkin perkataan mereka ada benarnya juga. Namun, buat apa sih, aku harus nongkrong dengan mereka yang hobinya mengulik aib orang lain, sementara seabrek tugas menantiku untuk diselesaikan tepat waktu. Sebuah dilema memainkan peranan dalam kehidupan bersosial di masyarakat. Disini hendaknya ada pemahaman yang tidak semestinya menambah gaya hiperbola dari segelintir orang, hingga menggiring opini publik menjadi menarik. Bukankah kita sesama muslim harus menutup kejelekan saudara kita yang lain? Niscaya Allah akan menutup aib kita pula.

Hati- hati hukum sebab akibat akan bekerja sesuai dengan porsi yang sudah diperbuat. Kendati pun alam semesta mendukung, hendaknya jangan pernah ikut meladeni perbuatan orang dengan mulutmu sendiri. Intinya begitu makna kata-kata tersebut yang dapat dipahami secara umum.

Meskipun mereka kian hari semakin ngelunjak bahkan mengucil keberadaanku yang jelas-jelas hadir di hadapan mereka. Aku tau siapa biangnya, bu Siti yang selalu sok perfek merasa super benar sekali. Dia selalu agak sinis entah apa penyebabnya.

"Salahku apa ya, mbak Siti?" gumamku dalam hati penuh tanda tanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun