Mohon tunggu...
Nanda Nuriyana SSiTMKM
Nanda Nuriyana SSiTMKM Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Praktisi dan Akademisi

BERTUGAS DI RUMAH SAKIT dr FAUZIAH BIREUEN BAGIAN KONSELOR HIV AIDS

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pemantik Hati

17 Januari 2023   22:08 Diperbarui: 17 Januari 2023   22:10 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Onggok kayu merapuh kau jadikan sandaran, di mana letak sisi hati bermain?

Menghinakan diri, bagaikan debu tak berharga sepicing mata.

Debu tetaplah debu yang mengotori permukaan, kamu memandangku hanya untaian usang

Mampukah embun menghapuskan butiran debu, sementara hujan berkisah jemu

Kadangkala rasa sayang terkalahkan oleh ego yang mendasari diri

Ia muncul tak punya hati

Ia buta manakala tak melihat

Ia lupa ada hati yang peka terabaikan

Sosok raga tak patut menjadi panutan

Harusnya rasa syukur tak terhingga masih dapat menghirup udara segar tanpa batas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun