Saat kaki melangkah beriringan menapaki
titian,ÂDiikuti gemuruh dada kian membuncah.
 Seisi rongga saling berbenturan bertautan satu sama lainnya
 Ada apa denganmu malam?
Dengkusanmu kian memekat hingga dari kejauhan hanya netraku melembab penuh tanda tanyaÂ
Harapan indah seketika meredup lenyap berirama melankolis tiada temuÂ
Jalanan semakin terjal dipenuhi bebatuan, sebagai pelipur laraÂ
Kudendangkan symfoni rindu berbalut syahdu ditemani oleh semilir anila menenangkan jiwa Â
Menyapa gemericik air  menghalau  keheninganÂ
Keabadian semu terukir bagai aksara pupus bersama tenggelamnya semburat senja
Meninggalkan malam menemani peraduan hingga menjemput bara mentari menghangati peluh cinta