Mohon tunggu...
Nay Yuripatasha
Nay Yuripatasha Mohon Tunggu... Editor - Nayla Yuripatasha Komaruddin

SMP Labschool Rawamangun's Student

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Terseret dalam Petualangan Legenda Mahabarata

7 Oktober 2019   19:04 Diperbarui: 7 Oktober 2019   19:22 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.amazon.com

Ada 5 Dewa dan 5 pandawa sebelum Aru dan Mini. Yaitu, Dharma Raja, dewa keadilan dan kematian yang memiliki putra pandawa bernama Yudistira, Dewa Indra, dewa penguasa kayangan mempunyai putra pandawa bernama Arjuna. Dewa Bayu, Sang dewa angina memiliki putra pandawa bernama Bima, serta dewa kembar Aswin, Dewa Nasatya Dasra, dewa matahari terbit dan tenggelam serta dewa pengobatan memiliki putra-putra pandawa bernam Nakula dan Sadewa.

Aru, yang merupakan putri Batara Indra dan Mini, yaeg ternyata merupakan putri Dharma Raja melanjutkan perjalan mereka dengan beberapa hadiah sebagai perbekalan mereka dari orang tua dewa mereka masing-masing. Langkah selanjutnya yag harus mereka lakukan adalah menemukn kunci-kunci yang akan membuka pintu menuju kerajaan kematian. Kunci-kunc ini antara lain adalah setangkai kemudaan, segigit kedewasaan, dan seteguk usia tua. Kerajaa kematian menyimpan senjata-senjata langit, senjata yang dibutuhkan sang penidur untuk membangkitkan Batara Siwa. Dewan penjaga juga memberikan peta kepada Aru dan Mini, peta yang akan menuntun mereka ke lokasi tiga unci tersebut.

Aru, Mini, dan Boo memulai dengan mencari setangkai kemudaan. Mereka medapatkan kunci tersebut setelah membunuh seorang Demon pendukung Sang Penidur beranama Asura. Namun, ketika mereka hendak melanjutkan perjalanan untuk menemukan kunci kedua, Sang penidur menemukan mereka dan berusaha merampas setangkai kemudaan dari mereka. Beruntung, sebelum Sang Penidur berhasil merampas kunci tersebur serta menangkap Aru dan Mini, Aru, Mini, dan Boo telah berhasil pergi untuk mencari bantuan. Mereka pergi untuk menemui Walmiki, teman lama Boo atau tepatnya Subala. Sang Begawan Kebijaksanaan, Walmiki memberikan mereka sebuah rima yang aka membantu mereka. Rima tersebut adalah "Jangan tatap; jangan lihat, karena kami tak kasat."

Setelah menerima rima atau mantra dari Walmiki, mereka melanjutkan perjalanan untuk mencari kunci kedua. sebelum itu, Boo membawa mereka ke Bazar Malam untuk menemui para musim dan meminta perbekalan dari mereka. Para musim memberikan mereka beberapa hadiah yang sangat membantu dalam perjalanan mereka.

Setelah itu, mereka mencari kunci kedua yang tersembunyi di sebuah perpustakaan megah. di perpustakaan itu, mereka lagi-lagi bertemu dengan sang penidur yang berhasil memculik Boo sebagai tawanan dan Aru berpisah dengan Mini yang kesal dengan Aru karena baru mengetahui bahwa Arulah yag menyalakan Pelita Batara atau Diya. Kabar baiknya, Aru berhasil mendapatkan kunci kedua, segigit kedewasaan dan membebaskan wahana-wahana para Batara yang ditangkap oleh sang penidur. Wahana-wahana atau tumpangan para Batara itu membawa Aru menuju lokasi kunci ketiga, Seteguk usia tua.

Aru, dengan wahana-wahana tersebut segera pergi untuk menemukan Seteguk usia tua. Aru sampai di gang sempit yang mengarah ke sebuah gua. Di gua tersebut, Aru kembali bertemu dengan Mini yang rupanya telah sampai untuk mencari kunci ketiga lebih dulu dari Aru. Bersama-sama, pada akhirnya, mereka memecahkan masalah untuk mendapatkan kunci ketiga, kunci terakhir untuk membuka pintu menuju kerajaan kematian.

Ketika mereka berhasil mendapat kunci tersebut, Aru dan Mini segera memasuki kerajaan kematian. Dalam suatu tempat di kerajaan kematian, mereka bertemu dengan Chitrigupta yang memberikan mereka bantuan untuk menuju kolam masa lalu. Sebelum itu, mereka harus melewati istana ilusi, tempat para pandawa sebelumnya tinggal. Istana ilusi tidak membiarkan Aru dan Mini lewat begitu saja. Istana tersebut memberikan Aru dan Mini tes untuk mereka masing-masing yang bertujuan untuk membuktikan bahwa diri mereka merupakan pandawa sungguhan.

Setelah mereka lolos dari Istana ilusi, mereka harus menyebrangi jempatan lupa yang dijaga oleh Shukra. Mereka tidak bisa lewat begitu saja seperti di Istana Ilusi. Merek terpaksa untuk melawan Shukra dan lewat tanpa izinnya. Shukra, yang marah, memberi kutukan kepada Aru.

 "Untuk itu, aku mengutukmu, putri Indra," kata Shukra. "Hingga, pada saat paling berarti, kau juga akan terlupa."

Setelah melewati jembatan lupa, mereka akhirnya menemukan senjata-senjata langit yang disembunyikan di sebuah ruangan. Ruangan itu ternyata mulut paus. Mereka berhasil mendapatkan senjata langit tersebut dan menyelamatkan diri dari paus tersebut.

Setelah itu. Mereka melawati kolam masa lalu yang memberikan mereka gambaran gambaran mengena masa lalu mereka yang sesungguhnya. Setelah itu, Aru dan Mini menyusun rencana untuk membunuh sang penidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun