Mohon tunggu...
Nay Yuripatasha
Nay Yuripatasha Mohon Tunggu... Editor - Nayla Yuripatasha Komaruddin

SMP Labschool Rawamangun's Student

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Terseret dalam Petualangan Legenda Mahabarata

7 Oktober 2019   19:04 Diperbarui: 7 Oktober 2019   19:22 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.amazon.com

Judul Buku: Aru Shah and The End Of Time

Penulis: Roshani Chokshi

Penerbit: Rick Riordan Present

Tahun terbit: Januari 2019

Cetakan ke-: 1

Tebal buku: 429 halaman (beserta cover depan dan belakang)

 

Sinopsis Buku:

Buku yang ditulis oleh Roshani Chokshi menceritakan kisah hidup seorang anak perempuan bernama Aru Shah yang tinggal dan mengelola Museum Seni dan Kebudayaan India Kuno bersama ibunya. Pada suatu hari, teman-teman sekolah Aru mendatangi Aru dan membuat Aru terpaksa menyalakan Pelita Batara. Konon, jika dinyalakan, Pelita Batara ini akan membangunkan Sang Penidur. Ketika Sang Penidur terbangun, ia akan memanggil Batara Siwa, Dewa kehancuran. Sekali Sang Penidur berhasil memanggil Batara Siwa, Sang  Batara akan mempersembahkan "tarian kehancuran" yang akan mengakhiri masa.

Dari sini, Aru jelas telah membuat kesalahan besar. Ia membangunkan Sang Penidur  dan membuat seisi dunia membuka secara perlahan-lahan. Tak lama kemudia, Aru bertemu dangan Boo, merpati yang akan membantu Aru menyelamatkan dunia. Boo adalah mantan penjaga yang bernama Subala. Langkah pertama yang harus mereka lakukan untuk mencegah penidur memanggil Batara Siwa adalah menemukan Pandawa, atau setengah dewa yang ditakdirkan untuk menyelesaikan masalah seperti ini selain Aru.

Aru dan Boo menemukan Mini, pandawa lainnya. Setelah itu, mereka bertiga harus pergi ke Pelantaran langit dan menghampiri para dewan penjaga yang akan memberitahu Aru dan Mini orang tua dewa mereka serta memberikan bantuan. Para penjaga tersebut antara lain adalah Dewa Rama, Uloopi, Surasa, Urwasi, dan Hanoman.

Ada 5 Dewa dan 5 pandawa sebelum Aru dan Mini. Yaitu, Dharma Raja, dewa keadilan dan kematian yang memiliki putra pandawa bernama Yudistira, Dewa Indra, dewa penguasa kayangan mempunyai putra pandawa bernama Arjuna. Dewa Bayu, Sang dewa angina memiliki putra pandawa bernama Bima, serta dewa kembar Aswin, Dewa Nasatya Dasra, dewa matahari terbit dan tenggelam serta dewa pengobatan memiliki putra-putra pandawa bernam Nakula dan Sadewa.

Aru, yang merupakan putri Batara Indra dan Mini, yaeg ternyata merupakan putri Dharma Raja melanjutkan perjalan mereka dengan beberapa hadiah sebagai perbekalan mereka dari orang tua dewa mereka masing-masing. Langkah selanjutnya yag harus mereka lakukan adalah menemukn kunci-kunci yang akan membuka pintu menuju kerajaan kematian. Kunci-kunc ini antara lain adalah setangkai kemudaan, segigit kedewasaan, dan seteguk usia tua. Kerajaa kematian menyimpan senjata-senjata langit, senjata yang dibutuhkan sang penidur untuk membangkitkan Batara Siwa. Dewan penjaga juga memberikan peta kepada Aru dan Mini, peta yang akan menuntun mereka ke lokasi tiga unci tersebut.

Aru, Mini, dan Boo memulai dengan mencari setangkai kemudaan. Mereka medapatkan kunci tersebut setelah membunuh seorang Demon pendukung Sang Penidur beranama Asura. Namun, ketika mereka hendak melanjutkan perjalanan untuk menemukan kunci kedua, Sang penidur menemukan mereka dan berusaha merampas setangkai kemudaan dari mereka. Beruntung, sebelum Sang Penidur berhasil merampas kunci tersebur serta menangkap Aru dan Mini, Aru, Mini, dan Boo telah berhasil pergi untuk mencari bantuan. Mereka pergi untuk menemui Walmiki, teman lama Boo atau tepatnya Subala. Sang Begawan Kebijaksanaan, Walmiki memberikan mereka sebuah rima yang aka membantu mereka. Rima tersebut adalah "Jangan tatap; jangan lihat, karena kami tak kasat."

Setelah menerima rima atau mantra dari Walmiki, mereka melanjutkan perjalanan untuk mencari kunci kedua. sebelum itu, Boo membawa mereka ke Bazar Malam untuk menemui para musim dan meminta perbekalan dari mereka. Para musim memberikan mereka beberapa hadiah yang sangat membantu dalam perjalanan mereka.

Setelah itu, mereka mencari kunci kedua yang tersembunyi di sebuah perpustakaan megah. di perpustakaan itu, mereka lagi-lagi bertemu dengan sang penidur yang berhasil memculik Boo sebagai tawanan dan Aru berpisah dengan Mini yang kesal dengan Aru karena baru mengetahui bahwa Arulah yag menyalakan Pelita Batara atau Diya. Kabar baiknya, Aru berhasil mendapatkan kunci kedua, segigit kedewasaan dan membebaskan wahana-wahana para Batara yang ditangkap oleh sang penidur. Wahana-wahana atau tumpangan para Batara itu membawa Aru menuju lokasi kunci ketiga, Seteguk usia tua.

Aru, dengan wahana-wahana tersebut segera pergi untuk menemukan Seteguk usia tua. Aru sampai di gang sempit yang mengarah ke sebuah gua. Di gua tersebut, Aru kembali bertemu dengan Mini yang rupanya telah sampai untuk mencari kunci ketiga lebih dulu dari Aru. Bersama-sama, pada akhirnya, mereka memecahkan masalah untuk mendapatkan kunci ketiga, kunci terakhir untuk membuka pintu menuju kerajaan kematian.

Ketika mereka berhasil mendapat kunci tersebut, Aru dan Mini segera memasuki kerajaan kematian. Dalam suatu tempat di kerajaan kematian, mereka bertemu dengan Chitrigupta yang memberikan mereka bantuan untuk menuju kolam masa lalu. Sebelum itu, mereka harus melewati istana ilusi, tempat para pandawa sebelumnya tinggal. Istana ilusi tidak membiarkan Aru dan Mini lewat begitu saja. Istana tersebut memberikan Aru dan Mini tes untuk mereka masing-masing yang bertujuan untuk membuktikan bahwa diri mereka merupakan pandawa sungguhan.

Setelah mereka lolos dari Istana ilusi, mereka harus menyebrangi jempatan lupa yang dijaga oleh Shukra. Mereka tidak bisa lewat begitu saja seperti di Istana Ilusi. Merek terpaksa untuk melawan Shukra dan lewat tanpa izinnya. Shukra, yang marah, memberi kutukan kepada Aru.

 "Untuk itu, aku mengutukmu, putri Indra," kata Shukra. "Hingga, pada saat paling berarti, kau juga akan terlupa."

Setelah melewati jembatan lupa, mereka akhirnya menemukan senjata-senjata langit yang disembunyikan di sebuah ruangan. Ruangan itu ternyata mulut paus. Mereka berhasil mendapatkan senjata langit tersebut dan menyelamatkan diri dari paus tersebut.

Setelah itu. Mereka melawati kolam masa lalu yang memberikan mereka gambaran gambaran mengena masa lalu mereka yang sesungguhnya. Setelah itu, Aru dan Mini menyusun rencana untuk membunuh sang penidur.

Mereka membangun pasukan ilusi dan memanggil para wahana-wahana sebagai alat tempur mereka. Aru dan Mini pergi ke Museum Seni dan Kebudayaan India Kuno, tempat yang mereka tetapkan untuk menyerang sang penidur.

Mereka memanggil sang penidur dan pertempuran pecah antara pasukan Aru dan pasukan Penidur yang terdiri dari kumpulan demon-demon. Pasuka Aru kalah julah dan kekuatan, namun, itu tidak mengurungkan ambisi Aru yang terus bertempur. Dalam perang tersebut, mereka berhasil membebaskan Boo dan menghentikkan sang penidur memanggil Batara Siwa, serta mencairkan dunia dari kebekuan. Namun, mereka membuat kekacauan yang besar serta gagal membunuh sang penidur, hanya membuatnya gagal mengakhiri masa.

Evaluasi Buku

Kelebihan:

Dari sinopsis diatas, dapat kita ketahui bahwa buku in memiliki alur yang unik serta tak bisa ditebak. Alur cerita dari buku ini tidak sesimple alur pada buku lain, juga, alur dari cerita ini tidak mudah ditebak. Dalam buku ini, terdapat banyak informasi yang lengkap mengenai legenda mahabarata yang dicampur dengan cerita pada buku ini. Sehingga, pembaca tidak hanya mendapatkan kisah baru, juga informasi atau ilmu seputar Legenda Mahabarata. Roshani C. menggunakan bahasa yang santai dan menyelipkan banyak candaan. Sehingga, para pembaca tidak mudah bosan saat membaca buku ini dan dapat mengerti cerita yang disampaikan buku ini karena kosakata tidak terlalu sulit. Jika ada kosakata yang sulit atau semacamnya, Roshani C. memberikan glosarium kecil yang akan membantu pembaca.

 Kekurangan:

Setelah membaca synopsis, salah satu kekurangan yang paling menonjol adalah informasi-informasi baru yang harus dihafal untuk mengerti alur cerita sehingga membuat sebagian besar pembaca kerepotan dan sebagainya. Bagian belakang cover terdapat sinopsis marketing. Namun, sinopsis itu kurang menarik sehingga pembaca-pembaca yang ingin membeli buku ini mempertimbangkan untuk membeli buku ini atau bahkan tidak jadi membeli buku ini karena sinopsis yang kurang menarik perhatian. Memang, alur cerita dalam buku ini sulit ditebak dan juga unik. Namun, penyampaian ceritanya terlalu singkat sehingga peristiwa-peristiwa yang tercatat pad alur tidak disampaikan dengan cukup jelas pada beberapa bagian.

 Rekomendasi:

Buku ini sangat saya rekomendasikan pada anak anak yang menduduki bangku SMP, terutama SMA dan para Mahasiswa. Buku ini juga saya rekomendasikan pada orang dewasa. Buku ini cocok bagi mereka yang menyukai cerita dengan genre fantasy dan sejarah. Juga, bagi mereka yang menyukai mitos-mitos kuno mengenai dewa dewi

Sekian resensi buku ini saya tulis. untuk kurang lebihnya mohon maaf dan jika ada yang bisa dikoreksi dengan senang hati saya mendengar evaluasi tersebut.  buku ini sudah tersedia dalam bahasa Indonesia. semoga teman-teman pembaca dapat tertarik untuk membaca buku ini. serta, terima kasih juga karena telah memba artikel yang saya tulis ini. terima kasih dan selamat sore.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun