Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Fitur Motor yang Perlu Dimiliki Saat Si Konvensional Mau Beli Motor Sekaligus Turut Mengurangi Polusi

20 Desember 2023   11:22 Diperbarui: 20 Desember 2023   11:29 1947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pengguna motor/Honda | Foto : Otomotif.Bisnis.com

Kalau teman-teman tipe orang yang konvensional, seperti saya, pastinya masih suka kendaraan dengan tipe yang berbahan bakar BBM. Namun permasalahannya saat ini kita berhadapan langsung dengan polusi udara, sehingga mau tidak mau kita juga mesti concern dengan kesehatan. 

Untuk itu, secara tidak langsung, kita memiliki "tugas" dalam mengurangi polusi udara. Menurut penelitian, transportasi menyumbang 24% polusi udara di Indonesia, terutama di kota-kota besar. Nah, menurut penelitian lagi, polusi udara bisa membuat kita rentan terkena kanker, penyakit saluran tenggorokan, serta mengganggu sistem saraf dan metabolisme.

Tentu ini bisa menjadi dilema bagi tipe orang konvensional untuk memiliki kendaraan bermotor. Masih ragu berpindah ke mesin listrik, tapi ada keinginan untuk turut berpartisipasi mengurangi polusi udara. Belum lagi kini kita dihadapi dengan masalah ekonomi, yakni harga kebutuhan yang lagi naik tangga. Tentu kita mesti pintar-pintar berhemat, biar kantong enggak bolong.

Untuk naik transportasi umum sendiri, bukan menjadi pilihan, karena kita harus desak-desakan dengan orang lain, belum lagi rasa lelahnya dua kali lipat dibandingkan berkendara sendiri. Akibatnya konsentrasi pada pekerjaan pun berkurang.

Kalau dihitung-hitung pun antara ongkos, waktu dan tenaga, transportasi umum tidak terlalu solutif untuk menghemat biaya bagi saya. Malah menambah beban, karena rasa lelah membuat performa kerja saya kurang baik, dan malah kena tegur atasan.


Hoho... tentu saja, saya tidak mau mengambil keputusan hemat dengan risiko kehilangan pekerjaan.

Motor, menjadi kendaraan favorit saya, karena cukup sat set dalam menembus macet, cepat sampai tujuan, dan sangat gampang cari parkir.

Dua belas tahun sudah saya memiliki motor, dan kini sudah saatnya saya menggantinya, karena sepertinya emisi gasnya sudah tidak layak lagi untuk udara. Pertimbangan pembelian pun sudah tidak lagi didasarkan apa yang sedang viral, ataupun mengandalkan pasangan dan keluarga.

Harga dan fitur motor yang ramah lingkungan, serta bisa hemat biaya bahan bakar menjadi bahan pertimbangan saya. Sekitar setahun lebih saya membanding-bandingkan motor merek yang satu dengan merek yang lain.

Pilihan saya pun jatuh pada motor Honda yang memiliki fitur Idling Stop System, yang sering disebut ISS. Fitur motor ISS ini, katanya bisa menghemat BBM, juga emisi gas buang.

Cara kerjanya, ISS otomatis akan mematikan mesin saat berhenti lebih dari tiga detik, dan ketika tuas gas diputar, maka motor akan menyala kembali.  Kita tinggal memindahkan tombol ISS ke tombol Idling yang berada di sebelah kanan setang motor.

Foto : Gridoto.com
Foto : Gridoto.com

Fitur ISS pada motor Honda ini seperti memberikan jawaban bagi kebutuhan saya, si konvensional, karena masih berbahan bakar BBM, namun lebih ramah lingkungan, juga hemat BBM. Namun, efek sampingnya, kita harus lebih memerhatikan kekuatan aki motor, karena fitur motor ISS ini menggunakan kekuatan aki selama pengaktifannya.

Tapi sepertinya saya tidak perlu khawatir si motor Honda ini akan mati di tengah jalan, karena menurut artikel yang saya baca, bila kondisi aki dianggap tidak layak oleh sistem, maka secara otomatis tombol ISS akan tidak aktif. Hanya saja, risiko yang harus saya siapkan adalah menyiapkan dana untuk pergantian aki dalam kurun waktu enam bulan hingga satu tahun.

Usia pakai aki umumnya paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, namun karena saya ingin fitur ISS ini terus berfungsi, yang menyebabkan aki lebih boros, maka usia pakai aki tentunya lebih pendek dari pada seharusnya. Biaya tambahan untuk membeli aki per enam bulan, saya hitung-hitung berada di kisaran Rp25.000 hingga Rp30.000 per bulan.

Saya rasa biaya tambahan ini masih lebih oke, kalau saya bandingkan dengan polusi udara semakin banyak, yang mengancam kesehatan saya dan keluarga. Tentu biaya bolak-balik ke rumah sakit pasti lebih dari Rp25.000 hingga Rp30.000 per bulan.

Apalagi penyakit yang ditimbulkan oleh polusi udara tidak bisa dianggap sebelah mata, lingkup penyakitnya sudah masuk dalam ranah kanker dan sistem saraf. Belum lagi, adanya gangguan saluran pernapasan, gangguan reproduksi dan hipertensi.

Hoho... tentu deretan penyakit tersebut tidak bisa selesai dengan biaya di bawah Rp 50.000 saja bukan?

Oleh karena itu, lebih baik saya rajin mengganti aki, dibandingkan harus mengeluarkan biaya besar ke rumah sakit.

Menurut pengalaman pribadi, pasca COVID dan pendarahan otak akibat kecelakaan, badan yang sudah sakit, belum tentu bisa berfungsi normal seperti saat kita sehat. Untuk itu, fitur motor ISS pada motor Honda, menurut saya, sangat menjawab kebutuhan saya sebagai orang konvensional yang masih belum menerima sistem kendaraan listrik, tapi ingin berpartisipasi dalam mengurangi polusi.

Hemat BBM menjadi bonus, sehingga saya bisa menghemat dari pengeluaran bulanan. Bagaimana dengan teman-teman sendiri?

Apakah ada pendapat lain tentang fitur motor yang diperlukan bagi tipe konvensional, tapi tetap bisa mengurangi polusi udara?

**

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun