Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tradisi Merayakan Isra Mikraj di Indonesia

17 Februari 2023   13:20 Diperbarui: 18 Februari 2023   04:45 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses pembuatan rangkaian Peksi Burak di Keraton Yogyakarta dalam perayaan Isra Miraj. Sumber: kratonjogja.id via Kompas.com

Para Abdi Dalem Keparak menyiapkan dan menyusun ubarampare berupa dedaunan, bunga, aneka buah, seperti Jeruk bali, Jeruk keprok, rambutan, sawo, pisang, salak, apel, tebu dan manggis.

Rangkaian bunga dan buah dibawa ke Masjid Gedhe, dan pada malam harinya, dilakukan pembacaan riwayat sang Nabi. 

Tradisi Nganggung di Bangka Belitung | Foto: Kompas.com/ samsat-sungailiat.babelprov.go.id/ Alpata Zulkarnain
Tradisi Nganggung di Bangka Belitung | Foto: Kompas.com/ samsat-sungailiat.babelprov.go.id/ Alpata Zulkarnain

Di Bangka Belitung, ada Nganggung, dimana warganya membawa makanan dengan dulang atau talam dari rumah masing-masing menuju tempat pertemuan besar, seperti Masjid atau Balai Desa, yang dilakukan secara berbondong-bondong.

Dalam dulang atau talam ini diatur piring-piring berisi nasi, lauk-pauk, buah-buahan maupun kue-kue.

Kemudian diatasnya ditutup dengan dengan tudung saji yang bentuknya menyerupai masjid atau candi.

Dikampung-kampung, adat ini dinamakan Sepintu Sedulang atau  Selawang Sedulang, atau singkatnya dulang atau talam.

Biasanya dulang atau talam ini dibawa dengan meletakkannya diatas telapak tangan dan diangkat setinggi bahu, atau menjunjungnya diatas kepala.

Tamu yang datang pun diformasikan berhadap-hadapan sesuai bentuk masjid atau balai desa, dan susunannya sendiri dimulai dari tamu kehormatan (depan) sampai anak-anak (belakang). 

Kemudian, sebelum tudung saji dibuka, penghulu harus membacakan doa terlebih dahulu, barulah makan bersama.

Sampai saat ini, tradisi ini masih dipakai dikampung-kampung saat hari besar, karena bertujuan untuk menjaga silahturahmi, memperkuat persaudaraan, membagikan rezeki pada yang membutuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun