Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mungkin Anda Benar tentang Covid-19, tapi Pertimbangkanlah Sisi Lainnya

24 Juni 2021   11:38 Diperbarui: 24 Juni 2021   12:07 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

COVID yang sudah masuk sebagai penyakit pandemi, membuat organisasi kesehatan dan media menyoroti banyak negara dalam menangani COVID 19, termasuk Indonesia pun disoroti.

Jangan menyesal dulu tinggal di negara ini, karena hal ini terjadi di negara berkembang lainnya.

Mari kita pikirkan baik-baik, andaikata Anda dan teman-teman tidak melakukan protokol kesehatan dan masih sehat wal-afiat, banyak orang yang akhirnya tentu melihat dan turut mencontohnya, dan bisa jadi terbukti bahwa ternyata sehat wal-afiat. 

Oke, sampai di situ mungkin penilaian Anda bahwa COVID itu tidak ada, memanglah benar. 

Namun perlu kita pikirkan bersama-sama, ketika perilaku masyarakat yang tidak melakukan protokol kesehatan dan terekspos media asing, tidak menutup kemungkinan isu tentang COVID malah semakin merebak di negara kita, bahkan bisa jadi negara kita akan disalahkan secara internasional.

Saya berasumsi, tidak menutup kemungkinan "senjata biologis" akan semakin banyak "ditembakkan" agar semakin banyak korban, dan terindikasi bahwa COVID itu benar ada. 

Akibatnya negara kita wajib membeli vaksin dari negara luar semakin banyak. Negara pun harus menggelontorkan banyak dana bantuan pun kepada masyarakat yang terkena dampaknya. Tidak mungkin pemerintah kita diam saja melihat banyak korban yang bergelimpangan. Mau tidak mau negara kita akan kembali berutang untuk bisa menanggulangi COVID. 

Setelah COVID sudah ditanggulangi, negara kita tentu harus membayar utang. Bagaimana cara negara membayar utang? Tentu dari pajak masyarakat, mengharapkan kedatangan investor asing yang bisa jadi memberikan sejumlah peraturan supaya mereka mau masuk. Aturan ataupun kebijakan yang investor minta bisa jadi malah mempersempit lahan pekerjaan kita, sebagai warga negara Indonesia.

Walau katanya negara kita ini berlimpah kekayaan alam, tapi untuk pengeksporan produk kita ke luar negeri, saya perhatikan sangat kecil, dibandingkan impor. Mau tidak mau pendapatan negara untuk membayar utangnya tentu dengan pemberlakuan pajak. 

Ketika pemberlakuan pajak dilakukan, tidak menutup kemungkinan akan terjadi ketimpangan perekonomian, masalah sosial akan terjadi lagi.

Tentu Anda bisa menebak apa yang akan terjadi berikutnya, pemberontakan masyarakat kepada pemerintah karena menganggap pemerintah tidak becus dalam menangani pandemi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun