masih ku ingat hari itu
hari dimana kau berucap semua hanya urusanmu dengan sang pencipta
tak sadarkah kau betapa kecewa dan hancurnya hati ketika mendengar ucapanmu
hari itu semuanya hilang
harapan, mimpi, tekad untuk menunggu hari terkabulnya semua angan telah sirna
sungguh memuakan memang, ketika selalu berusaha mengingatkan namun hanya berujung disepelekan
lelah, iya aku lelah menunggu
jenuh, iya aku jenuh dengan semua tanggapanmu yang selalu diam dan merasa aku akan kembali dengan baik-baik saja
aku juga manusia yang memiliki titik lelah
aku telah terlalu banyak memberikan waktu
apakah tak cukup omelanku disetiap petang mewakilkan betapa lelahnya hati ini, rasanya tak pantas jika hanya kau yang merasa tersakiti.
bukankah kau tak merasakan betapa terkoyaknya hati ini? berusaha selalu positif didalam menunggu ketidakpastian? pernahkah sekalipun aku berpaling?
tidak
kadang suatu ucapan bisa saja menyadarkan dan menimbulkan kebencian yang mendalam, sungguh aku berterimakasih atas ucapanmu hari itu. dan semejak kau berucap aku tersadar. memang aku terlalu menggebu-gebu untuk mengharapkan kau berubah. dan sepertinya aku telah salah meletakan pengharapanku lalu ku putuskan untuk membuka lembar yang baru dengan hati yang sudah teramat lelah..