Mohon tunggu...
Najwa Rosalia
Najwa Rosalia Mohon Tunggu... 24107030036

Mbak mbak uin yang sedang mengejar nilai sempurna untuk mata pelajaran jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Malioboro sisi lain: Angkringan, Kali, dan Kereta

8 Juni 2025   16:07 Diperbarui: 8 Juni 2025   16:07 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
suasana di angkringan (sumber: foto pribadi)

Hai para penjelajah dan pecinta Jogja! Malioboro, nama itu selalu membawa bayangan keramaian, hiruk pikuk wisatawan, dan jejeran toko yang tak pernah tidur. Namun, sebagai jurnalis yang selalu mencari detak jantung otentik sebuah kota, saya menemukan sebuah permata tersembunyi, sebuah oase di tengah segala riuh rendahnya. Bukan di dalam mal mewah atau restoran bintang lima, melainkan di sebuah angkringan sederhana yang menawarkan sensasi yang tak tertandingi. Ini bukan sekadar tempat makan, ini adalah pengalaman yang akan mengubah persepsi Anda tentang Malioboro yang sesungguhnya.

Bayangkan: setelah seharian menelusuri Malioboro yang padat, Anda berbelok sedikit, menuruni jalan kecil, dan tiba-tiba, suasana berubah total. Udara yang semula pengap berganti sejuk semilir angin malam, membisikkan cerita dari pepohonan rindang. Di hadapan Anda terhampar sebuah angkringan dengan penerangan temaram yang hangat, bukan di pinggir jalan raya, melainkan di tepian Kali Code yang mengalir tenang dan diselingi gemuruh lembut kereta api yang melintas di kejauhan. Di sinilah, di antara bisingnya Malioboro yang hanya berjarak sepelemparan batu, Anda akan menemukan ketenangan, kenikmatan kuliner, dan sensasi "Jogja banget" yang paling otentik. Siap untuk merasakan magisnya?

Melangkah ke angkringan di sudut tersembunyi dekat Malioboro ini, Anda akan disambut bukan hanya oleh aroma bakaran sate-satean yang menguar, melainkan juga oleh sebuah ambience yang menenangkan jiwa. Di sini, Anda bisa memilih tempat duduk lesehan di tikar atau bangku panjang kayu, di bawah tenda sederhana yang melindungi dari embun malam. Keunggulan utamanya adalah posisinya yang strategis namun damai. Anda bisa menikmati seporsi nasi kucing yang hangat, dengan aneka lauk pendamping seperti sate usus, sate telur puyuh, sate bakaran, hingga gorengan renyah, sambil ditemani oleh suara alam. Gemericik air Kali Code yang mengalir damai di bawah jembatan menjadi backsound utama, diselingi oleh suara klakson lokomotif dan deru pelan kereta api yang melintas di jalur rel tak jauh dari sana. Sensasi ini unik, seperti menonton pertunjukan alam dan peradaban yang beriringan---sebuah kontras yang menawan antara hiruk pikuk perjalanan kereta dan kedamaian sungai yang abadi. Udara malam yang sejuk, kadang dihiasi aroma rempah wedang jahe yang mengepul dari anglo, semakin menyempurnakan pengalaman.

Menu angkringan ini tak perlu diragukan lagi: beragam pilihan nasi kucing (nasi teri, nasi oseng tempe, dll.) yang porsinya pas untuk mengisi perut, berpadu sempurna dengan aneka sate jeroan, sate bakaran, gorengan, dan berbagai minuman hangat tradisional seperti wedang jahe, teh jahe, hingga kopi joss yang arang panasnya masih mengepul. Harganya? Sudah pasti ramah di kantong, khas angkringan yang merakyat. Pengunjung di sini sangat beragam, mulai dari mahasiswa yang mencari tempat nongkrong nyaman, keluarga yang ingin merasakan suasana berbeda, hingga para pelancong yang haus akan pengalaman lokal yang otentik. Obrolan-obrolan hangat terdengar samar, menciptakan sebuah komunitas dadakan yang berbagi momen di bawah temaram lampu bohlam. Ini bukan restoran dengan pelayanan formal, melainkan tempat di mana Anda bisa santai, menikmati makanan lezat yang mengingatkan akan masakan rumahan, dan meresapi esensi Jogja yang sebenarnya---kesederhanaan, kehangatan, dan ketenangan di tengah hiruk pikuk kehidupan.

pemandangan rek kereta dan kali (sumber:foto sendiri)
pemandangan rek kereta dan kali (sumber:foto sendiri)

Jadi, Kompasianer, jika Anda mendambakan pengalaman Jogja yang lebih dalam, yang melampaui keramaian Malioboro dan hingar bingar pusat perbelanjaan, maka angkringan di tepian Kali Code ini adalah jawabannya. Ini bukan sekadar tempat untuk mengisi perut; ini adalah sebuah destinasi untuk mengisi jiwa. Tempat di mana waktu seolah melambat, Anda bisa merasakan sejuknya angin malam, mendengar kisah Kali Code yang mengalir abadi, dan menyaksikan kereta yang berlalu membawa sejuta cerita.

Angkringan ini adalah bukti bahwa keajaiban Jogja seringkali tersembunyi di tempat-tempat paling sederhana, menunggu untuk ditemukan oleh mereka yang mau melangkah sedikit lebih jauh. Jangan biarkan kunjungan Anda ke Malioboro hanya sebatas belanja atau foto-foto di ikonik. Beri kesempatan diri Anda untuk merasakan sensasi yang lebih personal, lebih otentik, dan jauh lebih menenangkan. Rasakan sendiri magisnya malam di Malioboro sisi lain ini. Dijamin, Anda akan pulang dengan perut kenyang, hati tenang, dan kenangan Jogja yang tak terlupakan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun