Awalnya aku tuh kaget pas tahu tentang sejarah Turki. Dulu aku kira negara itu ya kayak negara-negara Arab---banyak orang Islam, patuh sama ajaran agama, pakai hijab, puasa, salat, dan segala macam. Tapi pas lihat beberapa video wawancara, termasuk dari TikTokers yang ngobrol sama warga lokal, aku malah dengar hal kayak:
> "Puasa? Emang udah masuk bulan puasa ya?"
Langsung terdiam. Beneran loh, mereka sendiri kayak asing sama ajaran Islam yang harusnya mereka anut. Katanya sih, ini semua ada kaitannya sama tokoh penting Turki bernama Mustafa Kemal Atatürk.
Siapa sih Atatürk itu?
Atatürk ini dianggap sebagai pendiri Republik Turki setelah kekaisaran Ottoman runtuh. Dia dikenal karena reformasinya yang besar-besaran. Tapi... ternyata reformasi itu menghapus banyak unsur Islam dari kehidupan bernegara. Mulai dari:
Mengganti hukum Islam jadi hukum barat,
Melarang adzan pakai bahasa Arab,
Menghapus aksara Arab,
Menutup madrasah dan membubarkan kekhalifahan.
Pokoknya semua yang berbau Islam, coba dihapus dari sistem negara. Gantinya? Modernisasi ala barat yang dianggap lebih "maju".
Tapi kok katanya rakyat Turki bangga sama Atatürk?
Nah ini menarik. Walaupun dia memotong hubungan Turki sama Islam, banyak orang masih anggap dia pahlawan karena berhasil "menyelamatkan" Turki dari keterpurukan, menjadikannya negara sekuler yang kuat secara politik dan militer.
Tapi tentu nggak semua orang setuju. Di Turki itu sekarang terbagi dua kubu besar:
1. Pro-Atatürk: Sekuler, liberal, bangga dengan reformasi barat.
2. Pro-Erdogan:Â Lebih Islami, konservatif, ingin menghidupkan kembali nilai-nilai Islam.
Terus yang pro-Islam itu diem-diem gitu ya?
Iya, dulunya mereka agak "diam" karena sistem sekuler yang kuat banget. Tapi sejak Recep Tayyip Erdoan jadi pemimpin, suasana mulai berubah. Hijab udah boleh lagi dipakai di tempat umum dan instansi pemerintahan, pendidikan agama mulai diberi ruang, dan orang jadi lebih berani menunjukkan identitas Islam mereka.
Dulu Erdogan juga nggak langsung terang-terangan pro-Islam. Awalnya dia lebih kalem, biar nggak dilarang maju atau dibubarkan partainya. Tapi setelah posisi politiknya kuat, dia mulai lebih terbuka soal nilai-nilai Islam yang dia perjuangkan.
Eh tapi aku suka Turki karena kucingnya sih...
YAP, akhirnya sampai ke bagian favorit! Turki emang dikenal sebagai negara pecinta kucing. Di sana, kucing jalanan tuh dianggap bagian dari kota. Mereka tidur di kafe, toko, masjid, dan selalu ada orang baik hati yang ngasih makan.
Budaya cinta kucing ini juga punya akar sejarah:
Dalam Islam, Nabi Muhammad SAW sangat sayang sama kucing.
Di zaman Ottoman, kucing malah dilindungi negara karena bantu usir tikus.
Ada kucing legendaris di Istanbul namanya Tombili, sampai dibikinin patung karena pose santainya yang ikonik!
Tentang Prabowo dan "blunder" soal Atatürk
Nah, baru-baru ini ada berita soal Prabowo (Presiden RI terpilih) yang menyebut Atatürk sebagai pahlawan dan ikonnya saat pidato di parlemen Turki. Banyak yang bilang itu blunder, karena:
Tokoh itu sangat kontroversial,
Bahkan di Turki sendiri, orang terbelah pendapatnya,
Dan Erdogan yang sedang berkuasa sekarang adalah pihak yang nggak terlalu suka gaya Atatürk.
Bahkan kalau maksudnya cuma soal "gaya kepemimpinan", tetap aja kesannya nggak peka sama sejarah tuan rumah. Kayak ngomongin musuh orang di rumahnya sendiri.
Kesimpulannya?
Turki itu negara unik. Secara konstitusi sekuler, tapi mayoritas penduduknya beragama Islam. Ada sejarah kelam soal penghapusan nilai-nilai agama, tapi perlahan mulai pulih lagi lewat pemimpin yang lebih Islami. Dan... di tengah-tengah semua itu, kucing tetap jadi raja jalanan yang dicintai semua orang.
Dan buat aku pribadi, yang bikin aku jatuh cinta sama Turki ya... kucing-kucingnya yang lucu dan damai itu sih.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI